All Chapters of Terpaksa Menikahi Calon Kakak Ipar: Chapter 81 - Chapter 90

99 Chapters

Santi antara nafas dan tidak

“Hai datangmu sudah telat kawan tolong menunggu antrean. Bahkan ini sudah urutan yang ke sembilan. Sabar dahulu tunggu dua orang lagi baru giliranmu,” oceh Jampang saat melihat Agung berdiri pas di muka tangga penghubung lantai atas dan lantai pertama rumah kosong dimanah Santi tengah dieksekusi kelompok Jampang. Santi sudah berada dalam keadaan begitu lemas tak berdaya. Bahkan untuk berbicara saja Santi sudah tidak kuat membuka bibirnya. Tubuhnya sudah penuh luka memar dan luka gigitan serta bekas merah-merah. Wajah Santi sudah begitu pucat-pasih dan lunglai tak berdaya. Tali ikatan yang semula melilit seluruh badannya juga sudah dilepaskan. Bahkan untuk menoleh ke arah Agung Santi tak mampu lagi. Hanya suara mengaduh kesakitan sebab terus menerima serangan hebat dan terus berganti dari para anak buah Jampang. Agung tampak begitu marah bercampur kesal. Kedua tangannya mengepal membuat simbol pukulan. Agung tak kuasa melihat kekasihnya yang tengah tak berbusana dipaksa lelaki lain
Read more

Desa Keramat

Ban mobil Raja terus berputar meninggalkan desa Semenanjung. Air matanya mulai menetes perlahan membasahi pipinya yang kasar. Sedangkan Rindu berusaha mengusap air mata Raja yang jatuh. “Sayang sudah berhentilah bila tujuan kita hannyalah kematian dan tiada ujung pangkal. Lebih baik kita menepi di satu tempat di sebuah desa kecil. Tanpa ada yang tahu sebenarnya siapa kita berdua. Agung dan Santi juga sudah memutuskan untuk pergi,” ucap Rindu mengelus pundak Raja dan Rindu duduk di samping Raja yang tengah mengemudi. “Benar katamu istriku tak selamanya Agung dan Santi bersama kita. Sejak melawan Codet aku jadi memahami. Kasihan kalian berdua wanita-wanita kami. Selalu tersiksa menjadi sasaran empuk para musuh. Memang langkah Agung sudah benar membawa Santi pergi. Tetapi hatiku ini yang menganggap Santi sudah sebagai adik sendiri. Sanggatlah sedih melepas kepergian mereka,” jawab Raja dengan aura wajah begitu pilu. Mobil Raja terus melaju tanpa arah menyusuri sebuah jalanan sepi teru
Read more

Gaib terlihat

Lembabnya area pemakaman desa Lembayung malam ini. Menaburkan aroma-aroma bau anyir darah. Mengudarakan suasana mistis yang begitu kental. Malam agak buta dengan gerimis turun berdaya rintik sedang. Menambah muram sekitar pemakaman belakang desa dengan rimbunnya pepohonan buah Maja. “Ayah kakak itu tertawa padaku duduk di atas pohon. Bajunya putih agak compang-camping dan rambutnya panjang. Ayah dia melambaikan tangan mengajakku bermain,” ucap seorang gadis kecil memberi rahu Ayahnya yang sedang mengikuti acara pemakaman Nenek Lembayung. “Sudah jangan dilihat itu bukan manusia anakku,” jawab Si Ayah. Raja yang berada di dekat mereka. Mengetahui jikalau yang dilihat gadis kecil itu adalah sosok kuntilanak. Raja mendekati Ayahnya sambil terus memandang si kuntilanak. Lalu kuntilanak itu terbang menjauh dari pohon besar yang ada di dekat mereka. “Pak kenapa adik kecil cantik ini di ajak menghadiri pemakaman. Nanti kalau adik kecil cantik ini sawan bagaimana? Sebaiknya Bapak pulang sa
Read more

Dua Sosok

Sore hari setelah magrib tiba Raja tampak rapi. Memakai baju kokoh dengan bawahan sarung hitam bermotif batik. Plus peci hitam melekat menutup rambutnya yang sudah agak panjang. Raja berdiri di samping Joni yang tengah menyambut warga yang datang. Sedangkan Rindu dan Nani istri Joni bersama Ibu-Ibu yang lain. Berada di ruang tengah bersiap-siap untuk menyiapkan suguhan makanan dan jajanan bagi warga nantinya. Mereka sedang mengadakan pengajian haru pertama atas meninggalnya Nenek Lembayung. “Silakan Pak di dalam masih longgar. Duduk di dalam saja dahulu kalau sekiranya di ruang tamu sudah tak muat. Biar nanti saya gelar tikar di teras dam halaman. Silakan Pak di dalam saja masih longgar,” seru Raja pada beberapa warga yang datang dan memilih untuk duduk di teras. Sedangkan di dalam ruang tamu masih kosong. “Benar Pak di dalam saja duduknya masih longgar. Nanti semua pada di luar yang di dalam ruang tamu malah enggak ada lagi. Mending di dalam saja Pak dahulu,” timpal Joni menambahk
Read more

Hannya Singgah Sebentar

Angin mulai membabi buta bertambah kencangnya. Seiring tahlil dan doa serta selawat yang terus dilafazkan warga di rumah Nenek Lembayung. Pepohonan perdu dan akasia sepanjang jajaran tepi jalan utama desa depan rumah Almarhum Nenek Lembayung. Semakin bergoyang atas dahan dan dedaunan. “Apa ini gawat!” teriak salah satu warga yang tak kuasa menahan ketakutannya. “Terus berzikir jangan berhenti Bapak-Bapak. Setan tak akan mempan menggoda kita. Bila kita terus melafazkan kalimat-kalimat Allah,” ucap Pak Muddin meyakinkan warga. Sedangkan Raja telah berdiri di atas padi nan luas yang jua terus bergoyang tertiup angin. Namun Raja tetap santai berdiri di atas bunga-bunga padi yang menguning. Ada dua sosok yang sudah berdiri di depannya. Sosok tengkorak kembar yang sebenarnya adalah dua sosok manusia pengabdi setan. “Kalian ternyata,” sedikit ucapan Raja sambil menyulut puntung rokok yang tinggal separuh. Beberapa saat lalu ia sengaja mematikan api rokok diujung batangnya. Agar bisa dihi
Read more

Berhenti sejenak di tepi pantai

Empat roda mobil Raja kembali berputar menyusuri jalan tepi pantai. Kali ini Rindu sudah berpindah tempat duduk di samping Raja yang tengah mengemudi. Namun dengan jok yang agak direndahkan ke belakang. Agar bisa berbaring dengan nyaman. Raja tampak mengemudi sambil mengelus-elus perut Rindu yang sudah makin membesar. Hari ini genap delan bulan usia kehamilan Rindu. Tampak Rindu sudah semakin berat membawa badan. Rindu juga gampang capek dan lelah. “Ayah aku jadi teringat dengan Agung dan Santi. Sedang apa ya mereka sekarang, apa benar-benar tidak apa mereka berdua?” tanya Rindu memulai pembicaraan agar perjalanan mereka tak lagi sepi. Sebab perjalanan di ring rute jalur utara memang selalu sepi. Karena jalannya yang cenderung melewati tepian pantai. “Aku rasa mereka tidak ada masalah sayang. Kalau pun ada masalah pasti mereka menghubungi kita. Apa kita menepi dahulu untuk video cal mereka. Agar rindumu juga terobati, sekalian aku juga ingin istirahat. Sebab dari desa Lembayung tad
Read more

Era Baru Kota Pesisir

Derap empat roda mobil Raja kembali menderu. Menggesek aspal basah sisa-sisa hari hujan kemarin malam. Ada senyum Rindu di sampingnya, ada tawa renyah antara cinta mereka berdua. Entah sampai kapan roda-roda mobil itu berputar. Mereka jua tiada tahu jua sampai ujungnya dimanah mereka terhenti untuk bermukim. Bila terhitung hari demi hari menuju pagi lalu kembali malam dan berganti pagi lagi. Mereka terus berkendara tiada arah dan tujuan. Sudah beberapa minggu sejak pemberhentian terakhir mereka di tepi pantai. Sejak saat itu mereka tiada lagi bertarung dengan musuh-musuh yang dahulu selalu mengintai mereka. “Ayah apa kah kau bosan?” setidaknya pertanyaan itu. Selalu bergulir lancar di bibir kecil Rindu dengan rasa khawatir. Sebab Raja sering melamun akhir-akhir ini. Bukan saat berkendara namun saat mereka sejenak menepi untuk melepas lelah. “Tidak sayang kenapa aku lelah dan harus menyerah. Kenapa aku bosan dan harus mengubah kisah. Ada kamu istriku dan ada calon anak kita yang ham
Read more

Wisma Anggrek Jingga

“Lah gang buntu Bunda putar balik atau enggak ini. Dari tadi kita mondar-mandir mencari penginapan. Belum jua menemukannya ada juga penuh. Apa kita menginap di hotel saja ya Bunda?” Raja tampak bingung sebab hari sudah begitu malam dan dia tak jua menemukan penginapan. “Sabar Ayah malam ini kita tidur di mobil lagi juga tidak apa-apa kok. Bunda di mana pun asal sama Ayah tidak jadi masalah. Besok kita cari lagi saat hari sudah terang, semoga besok dapat ya,” ucap Rindu menenangkan Raja. Raja tersenyum bangga akan memiliki istri seperti Rindu. Dahulu ia menolak untuk menggantikan Danang Kakaknya yang meninggal sebagai mempelai pria. Tetapi pada akhirnya Raja malah bersyukur memiliki Rindu yang begitu dewasa dalam pemikiran. Malah Rindu yang sering menenangkan Raja dikala Raja sudah mentok kebingungan. Malam ini mereka memutuskan kembali tidur di dalam mobil seperti biasanya. Sebenarnya tak jauh dari mobil Raja terparkir ada satu pos ronda. Namun saat Raja melewatinya beberapa saat l
Read more

Kisah Cinta Masa Lalu Raja

“Asallamualaikum Bu ini loh ada tamu dari jauh. Tolong buatkan teh hangat dua ya. Biar tubuh mereka hangat sebab di luar dingin kasihan Bu. Ayo silakan masuk Nak siapa namanya tadi Raja. Silakan masuk Nak Raja dan Nak Rindu,” ucap Pak RT mempersilakan Raja dan Rindu masuk ke dalam rumah mereka yang sederhana. “Waalaikumsalam bentar Pak, Ibu melipat sajadah dahulu. Memang siapa Pak tamunya?” ucap Bu RT terdengar berjalan keluar. Rupanya ia ingin melihat jua siapa yang datang. Sampai di ruang tamu tempat dimanah Raja dan Rindu serta Pak RT sedang bercakap-cakap sejenak. Sebelum akhirnya mempersilakan Raja dan Rindu beristirahat. Bu RT tampak melongo melihat wajah Raja. Seakan Bu RT sudah sangat lama mengenal Raja. Perlahan Bu RT berjalan mendekati Raja. Ibu sebaya usia lima puluh lima tahun itu. Berdiri di depan Raja sambil menangis dan memegang wajah Raja. Seakan ia begitu rindu dengan Raja tak kunjung ketemu sekian lama. Seakan ada yang tergugah dihati Bu RT saat melihat wajah Raja
Read more

Cerita Rajo Anak Pak RT

Kala itu aku melihatnya pergi seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun. Dia anakku Rajo tersenyum di bawah gerimis atap teras rumah kami. Malam itu mendung semakin menderu-deru di atas rumah kami. “Ayah aku pamit restui anakmu mengambil kembali calon menantumu. Bila aku tiada pulang hingga esok hari maka adakan pengajian tujuh hari. Agar jasadku lekas ditemukan dan ikhlaskanlah kepergian anakmu ini,” begitulah Rajo berpamitan padaku malam itu. Pas dipukul tengah malam buta, pas di poros tengah perputaran malam. Aku hanya bisa mengangguk lemas dan ini sebuah keputusan berat. Aku masih berdiri di ujung teras depan rumah. Tetap menatap punggung anak lelaki semata wayang kami pergi. Sampai benar-benar punggung tegar lelaki muda yang dua hari lagi akan melangsungkan pernikahannya itu pergi. “Rajo kau tetap pergi anakku, apa tidak bisa kau pikir lagi Nak!” teriak istriku berlari dari dalam rumah. Tangisannya selaras dengan petir yang bersahut-sahutan di atas atap rumah kami. “Sudah B
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status