Share

Hannya Singgah Sebentar

Angin mulai membabi buta bertambah kencangnya. Seiring tahlil dan doa serta selawat yang terus dilafazkan warga di rumah Nenek Lembayung. Pepohonan perdu dan akasia sepanjang jajaran tepi jalan utama desa depan rumah Almarhum Nenek Lembayung. Semakin bergoyang atas dahan dan dedaunan.

“Apa ini gawat!” teriak salah satu warga yang tak kuasa menahan ketakutannya.

“Terus berzikir jangan berhenti Bapak-Bapak. Setan tak akan mempan menggoda kita. Bila kita terus melafazkan kalimat-kalimat Allah,” ucap Pak Muddin meyakinkan warga.

Sedangkan Raja telah berdiri di atas padi nan luas yang jua terus bergoyang tertiup angin. Namun Raja tetap santai berdiri di atas bunga-bunga padi yang menguning. Ada dua sosok yang sudah berdiri di depannya. Sosok tengkorak kembar yang sebenarnya adalah dua sosok manusia pengabdi setan.

“Kalian ternyata,” sedikit ucapan Raja sambil menyulut puntung rokok yang tinggal separuh. Beberapa saat lalu ia sengaja mematikan api rokok diujung batangnya. Agar bisa dihi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status