"Tri, sorry ya. Sebagai sahabat, kali ini gue ingin protes. Lo apa nggak capek mengalah terus jadi orang? Dari umur 17 sampai 27 sekarang ini, lo kok pasrah amat diinjek-injek orang terus? Lo emang punya sindrom menikmati kepedihan atau bagaimana sih? Heran deh gue." Citra menegakkan tubuhnya. Sudah saatnya ia menyadarkan sahabatnya. "Bukan begitu juga kali, Cit. Situasi gue nggak enak banget. Gue hamil dengan calon suami orang. Bayangkan, hujatan apa yang akan gue terima, kalo pernikahan mereka batal? Muka gue mau ditaruh di mana, kalo gue dilabrak Mbak Vira?" "Kalo gue jadi lo sih, sabodo teuing. Kan lo nggak tahu apa-apa. Tahu-tahu bangun lo uda di nananina Bang Iwas. Lo itu korban, Tri. Korban! Kalo mau main salah-salahan, yang paling salah itu Bang Iwas. Jadi biarkan dia bertanggung jawab. Gila aja lo udah dibuntingin dua kali, dia main lenggang kangkung aja ninggalin lo. Terus si Vira juga salah. Dia teledor!"Citra menghentikan kalimatnya ketika ponsel Gayatri yang ia rampas
Read more