"Berteman denganmu. Mommy nggak mau temenin kamu di rumah terus. Sekarang kamu malah manja, mommy dilarang kerja, suruh temani kamu terus. Kamu nggak kasihan sama Opa, opa bekerja sendirian, nggak ada yang bantuin."Mendengar ocehan Naina, Syakila hanya mencebikkan bibirnya. Tak peduli kalaupun Opanya harus bekerja sendirian. Ia hanya malas di rumah berdua saja dengan Omanya, tidak seru, omanya tidak bisa diajak bermain-main, dan terlalu banyak mengeluh."Kamu dengarkan kalau Mommy lagi ngomong?" tanya Naina dengan menaikkan satu alisnya menatap wajah cantik alami putri kecilnya.Syakilla mengangguk. "Iya, aku mendengarnya kok. Tapi tetap saja Mommy tidak boleh pergi kerja. Biarkan saja Opa bekerja sendirian," jawab Syakilla. "Di rumah sama oma nggak enak, Oma banyak ngeluhnya, dikit-dikit Oma kecapean, nggak bisa diajak bermain. Kan beda sama Mommy, kalau Mommy kan bisa temanin aku berenang."Heni memutar bola matanya. Bagaimana ia bisa mengimbangi cucunya yang terlalu aktif, terus
Baca selengkapnya