Home / Romansa / Hubungan Gelap / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Hubungan Gelap: Chapter 181 - Chapter 190

210 Chapters

Bab 181 Kamu Sedang Menungguku

Paviliun Gandaria.Saat Callista kembali ke rumah, bertepatan dengan waktu makan malam. Sayangnya, dia sama sekali tidak bernafsu makan. Jadi, Casllista beralasan sedang tidak sehat dan langsung menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.Julia ingin sekali memarahinya, tetapi mengingat perkataan Kakek Eko, dia mengurungkan niatnya.Namun emosi Julia tidak bisa dipadamkan begitu saja, dia meletakkan sendoknya dan berkata dengan marah, "Lihatlah ini! Salahkah aku kalau tidak menyukainya? Menantu orang lain tetap bisa menemani dan melayani ibu mertuanya untuk makan bersama, biarpun sedang sakit. Tapi, ini cukup hanya sepatah kata saja dan langsung kabur ke atas!"Setelah lama berbicara, Julia melihat Edbert yang terus makan tanpa menggubris perkataannya. Dia sampai mengerutkan kening, sambil berkata, "Apakah kamu mendengar perkataanku?" "Hah?" Edbert hanya tersentak. Dia meletakkan sendoknya, lalu berujar, "Bukankah hanya persoalan makan bersama? Jadi apa yang perlu dibicarakan?"J
Read more

Bab 182 Menggigit Kembali

Callista sedikit bergidik.Keadaan sudah sampai seperti ini. Kalau tidak memuaskan Tuan Jason, pasti dia tidak akan pergi.Selain itu, Callista juga takut Edbert akan muncul usai makan malam. Dia dengan cepat berjalan mendekat ke hadapan Jason dan menggeliat, "Ini … di mana kamu ingin menggigitnya?"Jason tersenyum dengan tingkah Callista yang pasrah dan bertanya kembali, "Di mana aku ingin menggigit?""Iya," ujar Callista tanpa ragu. Callista tidak merasa di mana letak kesalahannya dan bertanya lagi dengan lugu, "Bukankah, tadi kamu mengatakan akan pergi setelah menggigit kembali?""Ah!" ujar Jason dengan senang.Sebenarnya, Jason hanya ingin menggodanya saja. Namun melihat kepolosan Callista, dia merasa tidak baik kalau mengecewakannya."Baik. Aku akan memilih," ujar Jason.Jason menariknya ke dalam pelukan. Tubuh Jason lumayan tinggi, meski duduk pun, Callista hanya mencapai setinggi pinggulnya saja.Jari-jari Jason terbuka mulai menyentuh dan meraba leher Callista yang mulus.Sens
Read more

Bab 183 Tukang Cabul

"Untuk apa kamu masih menghadang pintu? Kenapa tidak menyingkir?"Julia melihat Callista tidak bergerak, nadanya menjadi makin keras.Setelah mendengar Edbert akan masuk, telapak tangan Callista penuh dengan keringat. Di hadapan Julia, dia tidak bisa mengusir Edbert. Callista menggertakkan giginya dan menyingkir.Namun yang tidak disangka, Julia mengikuti belakang Edbert dan masuk ke dalam.Hati Callista panik, Edbert saja sudah cukup sulit, apalagi ditambah seorang Julia.Callista berubah pikiran, dia mengambil langkah di depannya, lalu tersenyum dan berkata, "Ibu, aku sudah lama tidak mengobrol denganmu. Mari, masuk dan duduklah."Mendengar Callista berkata demikian, ada muncul ekspresi jijik di wajah Julia yang sudah masuk ke dalam kamar.Julia tidak suka mengobrol dengan Callista. Dia mengangkat wajahnya dengan anggun dan mendengkus dingin, "Tidak perlu! Kamu jagalah Edbert dengan baik. Itu sudah termasuk berbakti kepadaku.""Aku sudah tahu, Bu," ucap Callista.Julia pergi dan men
Read more

Bab 184 Mengasyikan

Pesan singkat yang dikirim bersamaan sepertinya sangat tepat. Jason yang sudah diusir dari Kediaman keluarga Davis merasa bahagia.Jason tumbuh besar di Kediaman keluarga Davis. Dia adalah orang yang tidak peduli hal apa pun.Jalan mana yang akan dilalui, Jason sudah bisa mengetahuinya biarpun dengan mata tertutup. Selama Jason ingin bersembunyi, tidak akan ada yang bisa menemukannya.…Di tempat lain, Callista yang telah lama menunggu tanpa ada balasan. Tiba-tiba ada panggilan masuk, saat dia meletakkan ponselnya.Suara rendah yang disertai senyuman, "Sayang, asyik, 'kan?"'Apanya yang asyik?' batin Callista.Callista mendengkus dua kali dan berkata, "Jiwa pun melayang karena ketakutan. Bagaimana menurutmu?"Terdengar tawa ringan. Tawa yang sangat menggetarkan dan telinga Callista terasa mati rasa."Kedengarannya menarik."Sambil berpikir dan memutar matanya, 'Orang yang tidak bermoral ini, cepat atau lambat akan disambar petir,' kutuk Callista dalam hati."Mengutukku di dalam hati?"
Read more

Bab 185 Senjata Makan Tuan

Topiknya berubah begitu cepat. Callista saja tidak memercayainya, apalagi Jason.Callista mendengar cara bicara Adrian yang terlalu sopan. Itu mengisyaratkan kalau Jason sudah tiba.Panggilan telepon ini seperti senjata makan tuan. Dia yang telah memintanya.Tepat di saat Calista panik dan tidak bisa menahan diri, suara Jason terdengar dengan tergesa-gesa."Alasan ini terlalu palsu. Pikirkan lagi yang lebih masuk akal dan ceritakan padaku lain kali."Telepon ditutup.Callista mengkhawatirkan Adrian dan dirinya sendiri. Dia berjalan bolak-balik di sekitar rumah seperti seekor lalat.Setelah kepanikannya berlalu, Callista perlahan-lahan menjadi tenang kembali.Callista berpikir, 'Sepertinya aku harus mengambil abu orang tua Jason.'-"Pang!"Satu set peralatan teh dari Corrientes dijatuhkan ke lantai.Setiap terdengar suara pecah, jantung Adrian berdegup kencang.Pada saat ini, Balai lelang barang antik sudah berantakan. Kondisinya seperti hati Adrian yang sudah hancur.Ketika Jason meng
Read more

Bab 186 Salah Memilih Seorang Pria

Adrian berucap dengan lirih, "Meskipun aku tidak mengatakannya, kapan saja Jason tetap bisa mengetahuinya. Hal ini tidak dapat disembunyikan terlalu lama." Adrian memandang Callista dengan rasa simpati dan berkata, "Kalau kamu tidak memikirkan cara untuk mencegahnya terlebih dulu, akhir hidupmu juga akan hampir sama dengan Magnolia." Callista mengerti akan hal ini.Namun yang paling Callista khawatirkan, bukan karena ketahuan telah menipu uang, melainkan karena, uang itu telah digunakannya untuk membungkam mulut Wendry.Adrian mendecakkan lidah dan berkata, "Dasar kamu ini! Kenapa bisa begitu parah dalam memilih seorang pria? Kalau kamu ikut denganku, mana mungkin, harus menanggung dosa seperti ini?" Callista tersenyum tak berdaya dan berujar, "Ah! Ini namanya kurang pandai dalam memilih, 'kan?"Keduanya menghela napas serempak."Ngomong-ngomong, Pak Adrian, bolehkah aku bertanya?" ujar Callista dengan hati-hati."Apa?" sahut Adrian."Apakah kamu tahu penyebab kematian orang tua Jas
Read more

Bab 187 Meminta Bantuan Pada Tuan Jason

Suara tembakan memecah keheningan langit malam.Callista bahkan sampai basah kuyup, seolah-olah tersiram oleh air dingin.Kenapa bisa ada tembakan?Sekarang Callista sudah berjalan cukup jauh dan situasi di bagian belakang, dia tidak dapat lagi melihat dengan jelas.Callista tidak tahu apakah tembakan itu telah merenggut nyawa Theo, juga kurang jelas apakah Callista perlu kembali ke tempat itu? Kalau dia memilih kembali, bukankah hasil kerjanya ini akan sia-sia saja?Akan tetapi, apabila Theo tidak mati atau sedang berada di situasi kritis, lalu Callista membiarkannya begitu saja. Hal ini bisa membuat Callista terkesan seperti orang yang kejam.Callista mengertakkan gigi. Dia ingin mendapatkan kotak ini untuk menyelamatkan hidupnya sendiri, tetapi jangan sampai mengorbankan nyawa orang lain gara-gara kotak berharga ini.Callista akhirnya mengambil keputusan, dia tidak hanya berbalik. Callista berbelok ke sudut hutan tempat yang mereka baru saja gunakan untuk bersembunyi.Suara tembaka
Read more

Bab 188 Apakah Dia Akan Senang?

Dalam sekejap mata, salah satu mobil van yang sedang mengejar di belakang telah berhasil menyusul dan langsung menabrak mobil Callista dengan kuat.Tulang rusuk Callista terbentur setir dan wajahnya langsung membiru karena kesakitan.Untungnya, Callista masih mampu bereaksi dengan cepat dan menghindari benturan kedua dari mobil van itu.Pada saat yang sama, suara Theo terdengar di barisan belakang, "Cepat ke jalan besar!" Setelah suara klakson mobil yang keras, mobil SUV hitam yang dibawa oleh Callista langsung menembus keluar dari hutan dan menuju ke jalan raya.Tidak ada halangan di jalan dan kedua mobil di belakang menjadi makin serampangan. Keduanya berlari membayangi satu sama lain sekencang mungkin.Kaki Callista yang menginjak pedal gas terasa sakit karena ketegangan yang berlebihan dan betisnya mulai berkedut-kedut, tetapi dia tidak berani bersantai sejenak pun. Karena jarak mobilnya dengan mereka sudah terlalu dekat.Suara tembakan mengenai telinganya dan pupil Callista langs
Read more

Bab 189 Salah Menyentuh

Jason berdiri di dekat jendela besar yang terbuka sambil merokok, wajahnya terselubungi oleh gelapnya malam hari. Hanya terlihat secercah api merah menyala yang terjepit di antara kedua tangannya, membakar isi batang rokok dengan menggelora membuat suasana terasa lebih mencekam.Entah kenapa, Callista merasakan tekanan yang luar biasa dalam dirinya. Dia sampai ketakutan dan berusaha menelan air ludahnya, sambil berkata, "Kenapa kamu tidak menyalakan lampu?" Callista ketakutan sampai berusaha untuk melakukan sesuatu dan menekan tombol sakelar.Lampu akhirnya menyala dan dia dapat melihat wajah Jason dengan jelas.Jason menyipitkan mata dan pupil matanya terkesan lebih gelap dibanding dengan kegelapan malam.Penampakannya yang seperti itu, belum pernah Callista lihat sebelumnya.Keheningannya jelas sangat berbahaya.Jason tidak bergerak, dia hanya mengamati Callista dengan saksama. Tatapan Jason menyisiri inci demi inci di wajah Callista, sebelum mendarat di kotak yang dibawanya.Sudut
Read more

Bab 190 Membohongiku

Bagaimana Callista berani mengakuinya, dia menggelengkan kepalanya dan mengeluarkan beberapa tetes air mata."Tidak," sahutnya dengan tercekat."Aku benar-benar telah melakukan kesalahan. Tidak seharusnya, aku menggunakan ini untuk menyenangkanmu," tambah Callista dengan bergetar."Oh?" Jason terkesima.Jason akhirnya berhenti, lalu dengan suara bercanda, "Bukankah, kamu baru saja mengatakan kamu melakukan ini demi diriku, juga kebahagiaanku?""Apakah kamu berbohong padaku?" tanya Jason curiga.Callista kembali tertarik oleh gravitasi dan kemungkinan jatuh bisa terjadi kapan saja. Dia hanya merasa aman dengan bergantung pada pergelangan tangan Jason.Dalam hal ini, Callista tidak berani berbohong lagi. Dia berkata dengan suara yang lemah, "Aku hanya ingin Tuan Jason memperlakukan diriku lebih baik." "Hah!" dengkus Jason.Bibir tipis Jason menunjukkan senyum mengejek, "Callista, apa yang kamu pikirkan, aku tahu semuanya. Terlibat dalam hal-hal yang tidak seharusnya, hanya akan membuatm
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status