Beranda / Romansa / Hubungan Gelap / Bab 171 - Bab 180

Semua Bab Hubungan Gelap: Bab 171 - Bab 180

210 Bab

Bab 171 Lebih Baik Kak Callista Mengakuinya

"Kakek!" sapa Callista.Callista membungkukkan badannya pada Tuan Besar Eko, kemudian dia menatap pada Julia."Ibu.""Kamu masih berani memanggilku ibu? Aku tidak sudi punya menantu seperti kamu!""Ehem."Suara batuk terdengar dari depan.Julia menyadari sikapnya yang sudah lepas kendali, dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Akan tetapi, rasa marah yang hebat masih terlihat jelas di wajahnya.Callista pura-pura tidak tahu, "Ibu, apakah aku sudah membuat kesalahan? Tolong ibu memberitahuku dengan jelas."Julia dari awal merasa kalau Callista telah mempermalukan keluarganya. Begitu dia melihat Callista masih berpura-pura bodoh, tangannya langsung menunjuk ke arah meja."Kamu tahu persis kesalahan apa yang sudah kamu lakukan! Lihatlah ini!"Callista melihat ke arah yang Julia tunjuk, di sana terdapat sebuah kotak kayu panjang.Jessica yang berdiri di sampingnya terlihat sangat bangga.Jessica sudah merencanakan semuanya begitu lama, akhirnya kerja kerasnya membuahkan hasi
Baca selengkapnya

Bab 172 Bagaimana Mungkin Lukisan Senilai 200 Milliar itu Palsu?

Saat Adrian menerima panggilan telepon dari Callista, dia baru saja bangun dari tidur siangnya, kemudian menguap beberapa kali lalu berkata, "Halo, nona ....""Tuan Adrian, aku ada masalah. Apakah kamu bisa membantuku?" tanya Callista langsung.Mendengar Callista begitu serius, Adrian tidak jadi menggodanya."He he, Silahkan nona Callista." "Begini, beberapa hari yang lalu aku memasang bingkai Lukisan Plum Musim Dingin di Balai lelang barang antik. Apa kamu masih ingat?" "Iya, ada. Adrian dengan nada kaget bertanya, "Apakah ada kerusakan setelah dibawa pulang?" Callista tersenyum ke Jessica yang sedang kebingungan, lalu Callista berkata, "Tidak, Anda memperbaikinya dengan sangat bagus, bahkan saya mendengar nasihatmu. Sekarang ini, saya tidak memajangkannya lagi. Saya telah menyimpannya.""Oh iya, benar. Cuaca di Kota Sakata sangat kering. Kalau sering dipajangkan, lukisan mudah menjadi kering dan akhirnya retak."Mendengar percakapan mereka, ekspresi semua orang yang ada di ruang t
Baca selengkapnya

Bab 173 Callista yang tidak Mawas Diri

Gilbert sejak kecil sudah terlatih untuk menilai barang-barang berharga, bahkan orang yang profesional sekali pun bukan tandingannya.Biasanya, kalau Tuan Besar Eko ada barang berharga, pasti diperlihatkan ke Gilbert untuk dipastikan dan dinilai dulu barang tersebut.Gilbert mengambil lukisan yang ada di atas meja lalu diperhatikan secara teliti. Saat Gilbert melihat dengan serius, seluruh ruang tamu terlihat sangat hening.Ada yang ikut melihat, ada sebagian juga yang gelisah.Tidak lama kemudian, Gilbert menaruh kembali lukisannya."Kakek, lukisan ini palsu.""Apa!" Jessica orang yang pertama terkejut, "Tidak mungkin, barang ini palsu!"Dengan putus asa, Jessica menarik Gilbert sambil berkata, "Gilbert, kamu coba lihat lagi. Tidak mungkin ini palsu!"Melihat Jessica yang tidak bisa menerima kenyataan. Julia merasa sangat malu dan kehilangan muka di depan keluarga. Julia marah dan berkata, "Jessica, apa yang kamu lakukan? Cepat, lepaskan!"Gilbert melepaskan diri dari Jessica, "Lukisa
Baca selengkapnya

Bab 174 Kamu sangat Sibuk ya?

Kesabaran Tuan Besar Eko lenyap setelah kejadian tadi, dia melihat sekilas Jessica dengan tatapan yang sangat muak."Masalah Keluarga Wilson, kalian selesaikan sendiri." Setelah mengatakannya, Tuan Besar Eko mau beranjak pergi."Ini masalah Callista!"Ketika Jessica menduga, dia telah terjebak dalam konspirasi ini.Jessica membentak dengan marah, "Callista sebagai menantu dari Keluarga Davis juga tidak menjaga diri, dia dengan ...."Callista merasa dirinya akan hancur saat itu juga, tiba-tiba Jason menguap.Jason berdiri dengan malas dari tempat duduk, lalu dia berkata, "Ribut sekali sampai kepalaku mau pecah."Kata-kata yang tiba-tiba terucap, membuat suasana di ruang tamu seketika menjadi hening.Jason memiringkan pandangannya ke Jessica, lalu dia berkata, "Kemarin malam kamu berada di ranjangku, sekarang kamu menuduh Callista yang tidak benar. Kelihatannya kamu cukup sibuk?""Aku ...."Wajah Jessica sontak menjadi memerah.Jessica tidak menyangka, dia akan dipermalukan sedemikan ru
Baca selengkapnya

Bab 175 Melihat yang tidak Patut untuk Dilihat

Edbert meragukan apa yang dikatakan oleh Jessica, lalu dia berkata, "Kenapa kemarin kamu tidak mengatakannya padaku?""Aku takut."Jessica meneteskan air mata lalu dia berkata, "Aku khawatir. Demi diriku kamu jadi harus berhadapan dengan Kak Jason. Aku tidak mau kamu terluka, tapi tak kusangka, kamu malah tidak memercayaiku." Edbert dan Jessica tumbuh bersama dan mereka saling mencintai.Dari lubuk hati Edbert mengatakan kalau dia tidak percaya Jessica mampu melakukan hal yang tidak pantas ini. Walaupun, di dalam hatinya ada rasa curiga, Edbert dapat meredamnya."Sudahlah, hal ini kita kesampingkan dulu, Aku mau kamu menjawab dengan jujur, apakah uang untuk membeli lukisan itu, kamu dapatkan dari hasil menipuku selama ini?"Jessica tahu dia tidak bisa mengelak lagi dan menangis, dengan suara pelan, "Iya.""Jessica!""Aku begitu memercayaimu, kenapa kamu menipuku!"Melihat Edbert mulai marah, Jessica malah menangis lebih kuat. Dia menarik lengan bajunya dan berkata dengan sedih, "Aku t
Baca selengkapnya

Bab 176 Posisi Berlutut Yang Bagus

Callista sama sekali tidak berani mengeluarkan suara. Dia hanya terkejut dan berjongkok. Tidak berani bergerak sedikit pun.Kewaspadaan Theo terlalu tinggi. Dia bergegas menuju Paviliun bagian utara di mana dia bersembunyi."Siapa di sana?"Suara yang dalam dan agak serak. Itu terlihat sangat suram di paviliun yang sepi ini. Saat Callista sedang memikirkan apakah akan keluar? Tangan Theo diam-diam menyentuh punggung bawahnya.Melihat ujung pisau yang memancarkan cahaya dingin ditarik keluar, kaki Callista belum melangkah langsung ditarik kembali.Callista merasa curiga. Meskipun seseorang ada di sini, tidak perlu bermain pisau dan pistol, bukan?Atau Theo memiliki rahasia yang tidak ingin ditemukan ...?Menyadari bahayanya. Callista menahan napas, lalu bersandar ke dinding dan berdoa agar Theo tidak masuk ke paviliun.Ternyata tidak, dalam sekejap mata, Theo menghilang dari pandangan.Itu berarti dia sudah sampai di depan pintu.Callista menyusup ke bawah naungan pohon.Bagaimana? Teru
Baca selengkapnya

Bab 177 Mereka Yang Hidup Akan Mencintaimu

Jason bangun sambil bertumpu pada tangan dan lututnya. Dia merogoh sakunya dan pergi menonton pertunjukannya.Callista menatapnya dengan hati yang lemah, "Itu … kapan kamu menemukanku?"Jason tidak menjawab. Dia mengulurkan tangan untuk mencabut daun-daun yang jatuh di kepalanya, dan menyodok dahinya dengan keras. "Kenapa berkeliaran? Tidak tahu ini adalah tempat makan manusia, yang khusus memakan rubah kecil sepertimu?"Memikirkan kejadian pagi ini, Callista tidak berani menjawab. Memegang tangannya dan menggelengkan dengan kaku. "Ini bukankah ada Tuan Jason."Jason mendengkus dan tertawa, dia menggenggam tangan Callista dan menuntunnya masuk.Perlahan-lahan kembali, "Percaya padaku? Kamu akan mati lebih cepat."Callista membungkam mulutnya.Tiba-tiba teringat sesuatu, "Benar juga, kenapa kamu ada disini?"Paviliun itu kosong. Sepertinya tidak ada yang tinggal di sana.Jason menuntunnya masuk, dengan dagunya terangkat berkata, "Ini adalah Paviliun bagian utara. Aku dibesarkan di sin
Baca selengkapnya

Bab 178 Hampir Membuatnya Mati Ketakutan

Begitu Gilbert masuk, melihat keadaan itu sambil tertawa, "Apa pemilihan waktu kedatanganku tidak tepat?"Mendengar suara Gilbert, Callista meraga lega dan berbalik dengan pandangan termenung.Jason memegangi lehernya yang ada bekas gigitan dan berkata dengan nada ringan, "Bukan tidak tepat, aku hanya ingin memberi pelajaran pada dia saja."Merasakan adanya bahaya, Callista dengan penuh semangat melompat keluar." Haha! Ada yang mau dikatakan Gilbert kepada Jason, 'kan? Aku akan pergi dulu."Tanpa menunggu Jason bereaksi, dia melarikan diri seperti embusan angin.Gilbert tertarik melihat Callista keluar dari pintu dan menoleh ke Jason, "Kamu tidak mengejar?"Di sofa, Jason menyentuh sebatang rokok dan menyalakannya, "Tidak mengejarnya saja sudah takut seperti itu, apalagi mengejarnya akan membuatnya mati ketakutan."Gilbert tersenyum, "Sepertinya Callista sangat menyenangkan bagimu."Jason menghisap rokoknya dan mengatakan, "Memang benar. Tidak dapat menemukan yang lebih menarik daripa
Baca selengkapnya

Bab 179 Minat Seorang Pria itu Cepat Berubah

Paviliun Lily.Suzy tidak berbicara dengan Callista menggunakan ruang tamu seperti tamu yang biasa. Dia langsung mengajaknya pergi ke kamar tidurnya.Tidak seperti kalangan putri kaya lainnya, barang yang paling banyak di sini bukan perhiasan, melainkan rak buku.Setelah duduk, Callista mempertimbangkan perkataannya dengan hati-hati, lalu berkata, "Kak Suzy, apa yang kamu katakan tadi?""Callista," sahut Suzy.Suzy menyela, wajahnya tidak tersenyum lagi seperti sebelumnya dan menatap Callista dengan tenang, sambil bertanya, "Apakah menurut kamu, dunia ini sangat tidak adil?"Perkataan Suzy berubah terlalu cepat. Callista terdiam sejenak dan bertanya, "Tidak adil?""Iya."Mata Suzy membara dan berkata, "Seperti kamu, jelas terlahir di keluarga terpandang, tapi harus memakai jalur lain untuk masuk. Belum lagi, harus menghadapi ibu mertua yang selalu mempersulit keadaaan, juga harus tetap fokus untuk menghadapi jebakan orang-orang yang berniat jahat padamu.""Selain itu, untuk memperkuat
Baca selengkapnya

Bab 180 Memberimu Kesempatan untuk Mendapatkan Hatinya

Suzy berhenti sejenak, "Saat ini, memang memerlukan bantuanmu. Aku berharap kamu dapat menghentikan kerja sama Kak Jason dengan Keluarga Lopez," kata Suzy terus terang.Tadi Callista hanya ingin mengetahui apa yang diinginkan Suzy, tetapi ketika mendengar apa yang harus dilakukannya, ada gelombang ketakutan yang melanda hati Callista langsung.Kalau Jason tidak bekerja sama dengan Keluarga Lopez, Kepala Keluarga Lopez tidak akan datang ke Kota Sakata. Semua masalah yang dikhawatirkan akan terpecahkan.Di satu sisi, ini juga merupakan situasi yang saling menguntungkan.Sambil menenangkan diri, Callista bertanya dengan suara tenang, "Kenapa?"Suzy menjawab dengan gembira, "Aku membutuhkan kesempatan untuk memasuki kekuasaan inti dalam Keluarga Davis.""Sejauh yang kuingat, dua hari ini Kakek telah berbicara dengan Kak Jason lebih dari sekali. Dia ingin Kak Jason memberikan Proyek Pasir Hitam kepada Keluarga Davis. Namun, Jason tidak berniat melepaskannya. Kalau bisa menyelesaikannya, aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status