Semua Bab Bangkitnya Istri yang Dikhianati: Bab 151 - Bab 160

276 Bab

S2 – Part 46. Ada Manis-Manisnya

Anyelir merapatkan selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Desahan panjangnya terdengar membuat Ramon membuka matanya menghunuskan tatapannya pada sang istri. Tidak ada yang bicara di antara mereka dan hanya larut pada manik bening satu dengan lainnya. Rasa kesal Anyelir muncul tiba-tiba dan membuatnya membalikkan tubuhnya untuk memunggungi sang suami. Tapi yang luput dari Anyelir adalah ketika selimut itu tak bisa menutupi punggung putihnya. Hal itu dimanfaatkan oleh Ramon. Lelaki itu mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung mulus sang istri. “Jangan suka memunggungi suamimu, Anyelir. Kamu nggak takut Tuhan murka?” Begitu katanya dengan santai. “Jangan bawa-bawa Tuhan. Mas yang buat aku kesal.” Tadinya, Anyelir pikir Ramon akan benar-benar akan ikut donor darah. Ternyata setelah dia membawa Anyelir di tempat sepi, lelaki itu menarik Anyelir untuk meninggalkan tempat itu dan membawanya ke hotel tak jauh dari sana. Memesan kamar kemudian membuat hal-hal yang tidak senonoh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-14
Baca selengkapnya

S2 – Part 47. Hanya Cintai Aku

“Mas mau makan apa? Aku mau pesan makan. Perutku udah laper banget.” Keluar dari kamar mandi, Anyelir segera melontarkan pertanyaan itu kepada Ramon yang masih duduk di atas ranjang dengan ekspresi yang tidak bisa terbaca. Dingin seperti biasanya. Namun kali ini Anyelir tidak ingin ambil pusing karena dia tahu suaminya itu tengah marah karena ‘si mantan kekasih’ yang Anyelir ceritakan tadi. Anyelir mengeluarkan pelembab dari dalam tasnya sehingga dia bisa segera menggunakannya setelah dia selesai mandi. “Mas mau makan atau nggak?” Sekali lagi, Anyelir bertanya pada Ramon dan sama sekali tidak mendapatkan jawaban sama sekali. Anyelir menyerah dan membiarkan Ramon membisu di tempatnya. Dia lantas memesan makanan untuk dua orang meskipun Ramon nantinya tidak ingin bergabung dengannya. Masih dengan mengenakan bathrobe, Anyelir duduk di sofa memainkan ponselnya. Untuk selanjutnya menghubungi ibu mertuanya dan menanyakan Ancala. “Ancala lagi renang sama Opanya.” Terdengar suara tawa di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-14
Baca selengkapnya

S2 – Part 48. Beli Adik

“Kenapa hanya aku yang diminta mencintai Mas sedangkan Mas sendiri nggak mau mencintaiku?” Anyelir menjawab dengan ringan. Ingin mengetahui sejauh mana lelaki itu mendesaknya. “Aku masih berusaha. Membutuhkan waktu untuk itu. Jadi, sabar saja.” Setelah mengatakan itu, Ramon kembali naik ke ranjang dan menutup matanya. Hal itu membuat Anyelir kesal bukan kepalang. “Mas, nggak mau pulang?” tanya Anyelir setelah itu. Mendekati Ramon kemudian menggoyang tubuhnya. “Kita akan pulang kalau aku mau pulang.” Setelah mengatakan itu, mata Ramon kembali terpejam. Dan pada akhirnya, Anyelir benar-benar harus tertahan di kamar hotel bersama sang suami. Beberapa panggilan dan chat dari teman-temannya pun bergantian menanyakan keberadaannya, tapi Anyelir hanya memberikan jawaban yang sebenarnya. Merasa menyesal karena sudah meninggalkan tempat acara tanpa pamit kepada teman-temannya. Anyelir melirik Ramon dengan kesal sebelum menunduk dan menggigit lengan lelaki itu. Membuat Ramon terbangun dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

S2 – Part 49. Mulai Perhatian

“Mas, aku dengar dari Mama katanya Arga akan dijodohkan dengan relasi bisnis orang tuanya, ya?” Anyelir melontarkan pertanyaan itu kepada Ramon tanpa ada maksud apa pun. Dia yang mendapatkan informasi itu dari ibu mertuanya pun tampak terkejut. Mungkin orang tua Arga sudah tidak sabar melihat putra keduanya itu segera menikah. Karena bagaimanapun, usia Arga dan Ramon sama. Mereka hanya berjarak beberapa bulan saja lebih tua Ramon sedikit. Begitulah kata ibu mertua Anyelir tadi. “Kenapa kalau Arga mau dijodohkan? Kamu nggak senang?” Ramon terusik sehingga dengan tajam dia melirik istrinya yang tengah berbaring sambil memeluk gulingnya. “Aku sudah bilang jangan bahas orang lain kalau kita sedang bersama.” Decakan pun keluar dari mulut Anyelir. “Aku ‘kan hanya bicara. Ditanggepi aja kenapa sih. Repot amat.” “Aku nggak mau bahas orang lain.” Ramon menegaskan sekali lagi. “Mau dia nikah, mau enggak bukan urusanku.” “Jahat banget.” Anyelir menggelengkan kepalanya dramatis. “Gimana
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

S2 – Part 50. Satu Minggu 

Hanya sebuket bunga, tapi perasaan Anyelir sudah kocar-kacir tak karuan. Hanya sedikit sikap romantis yang ditujukkan Ramon kepadanya, tapi dia sudah blingsatan. Efek cinta benar-benar luar biasa. Senyumnya lebar ketika melihat sekali lagi bunga mawar yang masih segar tersebut. Jika Ramon bersikap semanis ini, mana mungkin Anyelir bisa menjauh dari lelaki itu. Dengusan dari Ramon terdengar di telinga Anyelir. Lelaki itu baru saja keluar dari kamar mandi dan menatap Anyelir dengan bosan. “Bunga itu nggak akan lari ke mana-mana, Anyelir. Jangan berlebihan.” “Eh … panggilannya.” Anyelir melotot gemas pada Ramon namun hanya dihadiahi oleh putaran bola mata oleh Ramon. “Jangan dilihat terus itu bunganya. Mati nanti dia.” “Mas kalau romantis begini ‘kan aku jadi bahagia.” Anyelir beranjak dari sofa. Mengikuti Ramon yang masuk ke dalam walk ini closet. Bersandar para lemari tinggi yang ada di sana sambil menatap Ramon lekat. “Nggak masalah kalau Mas harus tanya dulu pada mesin pencarian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

S2 – Part 51. Kejutan

Anyelir masih tidak tahu ke mana mereka akan pergi. Dia sungguh tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Ramon dan hanya perlu ikut saja tanpa banyak bicara. Meskipun dia merasakan ini sangat konyol, entah bagaimana dia sangat percaya dengan sang suami. Dia sempat benar-benar ingin kembali ke rumah karena dia tak membawa satu baju ganti pun, tapi Ramon mengatakan mereka akan membelinya setelah sampai di tempatnya nanti. Begitu kata Ramon. “Mas, ini di Lombok?” tanya Ramon dengan mengerjapkan matanya. Dia baru saja masuk ke dalam hotel dan mencapai lobby ketika matanya membelalak lebar. Tak sengaja membaca beberapa selebaran yang ada di meja resepsionis. “Terima kasih.” Ramon menerima kunci dari resepsionis lalu menarik Anyelir untuk pergi dari sana. “Iya, di Lombok.” “Mas mau mengurus kasus criminal seperti apa sebenarnya?” Alih-alih sadar jika dia dikerjai oleh Ramon, Anyelir masih kukuh jika mereka di sana tengah mengurus kasus. “Jangan bertanya tentang kasusku. Sekarang kita haru
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-17
Baca selengkapnya

S2 – Part 52. Happy Birthday

Ramon kali ini tidak bisa mengalihkan tatapannya dari tubuh Anyelir yang berbalut bikini. Bathrobe yang tadi menutupi tubuh Anyelir itu kini sudah dilepaskan oleh si empunya dan diletakkan di atas kursi malas. Makanan pesanan mereka juga sudah diantarkan. Meskipun rasa malu itu menggulung perasaan Anyelir, tapi dia merasa harus tetap menghadapi rasa malunya. Di bawah tatapan lekat yang Ramon lemparkan, Anyelir turun dengan pelan ke dalam air. Ternyata kolam renangnya tidak begitu dalam. Hanya sebatas pundak Anyelir, namun itu sudah cukup membuat tubuh Anyelir itu tertutup dengan air. Ramon dengan cepat meluncur mendekati Anyelir. Mengungkung istrinya itu dengan kedua lengannya. “Kenapa?” tanyanya. Membuat Anyelir mengernyit tak mengerti. “Kenapa apanya?” Anyelir bertanya balik. “Aku suka kamu dengan penampilan seperti ini.” Ramon menyeringai sebelum mencium istrinya dalam-dalam. Anyelir tidak bisa menghalau perbuatan Ramon dan memilih menikmati. Lebih berani, perempuan itu justru
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-17
Baca selengkapnya

S2 – Part 53. Melenceng Jauh

Satu minggu honeymoon terasa singkat bagi Anyelir. Setengah menginap dua malam di hotel Mataram, Anyelir dibawa oleh Ramon ke Gili Meno. Mereka hanya bermain-main di pinggir pantai dan menikmati keindahan alam di sana. Suatu hari, dia mungkin akan meminta Ramon membawanya kembali ke sana bersama dengan Ancala agar mereka bisa liburan keluarga. Anyelir menyentuh perutnya ketika mengingat honeymoon yang sudah dijalaninya. Ada harapan besar dia bisa segera memiliki anak. Memenuhi keinginan Ancala memiliki adik dan menggenapkan kebahagiaan keluarga kecilnya bersama dengan Ramon. “Bunda, apa adiknya sudah ada?” Ancala yang baru saja diantarkan oleh neneknya itu segera mendekati Anyelir yang tengah duduk di sofa ruang keluarga. Bocah itu duduk tepat di samping ibunya dengan tatapan penuh harap. “Oma bilang kalau Bunda dan Ayah sedang ambil adik Ancala.” Ibu Ramon itu justru terkekeh mendengar pertanyaan cucunya. Tidak merasa bersalah sudah mengarahkan pikiran yang tidak-tidak kepada anak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-18
Baca selengkapnya

S2 – Part 54. Dia Tak Pantas

“Mbak Binar?” gumam Anyelir mengulangi. “Iya, Mbak Binar.” Melina bersuara dengan santai dan tampak angkuh. “Bang Arga, Bang Ramon, dua lelaki itu selalu mengatakan Mbak Bi adalah standar untuk mendapatkan seorang istri. Aku pikir, ketika aku mendengar Bang Ramon menikah dia mendapatkan perempuan yang benar-benar seperti Mbak Bi – kakakku – yang hebat. Tapi, aku rasa Bang Ramon salah pilih.” Melina menarik napasnya panjang. “Bukannya kalau standar mereka adalah Mbak Bi, seharusnya adalah aku yang sudah jelas-jelas adik Mbak Bi yang mereka pilih. Aku hanya pikir karena mereka nggak bisa mendapatkan aku tanpa ada yang mengalah, karena itu Bang Ramon dan Bang Arga sama-sama menjauh dariku.” Anyelir tidak tahu apakah ucapan Melina adalah sebuah kebenaran. Tapi bagaimanapun, Ramon adalah sahabat baik Binar. Dan tidak ada perempuan mana pun yang diperlakukan Ramon dengan sangat baik kecuali Binar. Bukankah tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki-laki tanpa ada muncul rasa cinta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-18
Baca selengkapnya

S2 – Part 55. Bahagia

Melina, Eliya, dan Widi, tiga perempuan itu nyatanya tidak bisa mengubah Ramon menjadi seorang pengkhianat. Menunjukkan jika memang seperti itulah lelaki harus bersikap. Meskipun dia sering melukai Anyelir dengan kata-katanya, tapi dia menunjukkan kepada istrinya jika ucapannya bisa dipercaya. Janjinya adalah dia tidak akan selingkuh dari Anyelir dan dia benar-benar tidak melakukan hal bejat itu kepada istrinya. Itulah kenapa Anyelir kini sangat mempercayai sang suami. Karena memang suaminya bisa membuktikan ucapannya. “Bunda akan pergi ke kantor Ayah. Ancala ikut Bunda atau mau ikut Sus Ayu pulang?” Anyelir memberikan penawaran kepada putranya setelah mereka pulang menjemput Acala pulang sekolah. “Kalau nggak ikut, Ancala bisa langsung pulang setelah antar Bunda ke kantor Ayah.” “Anca mau ikut Bunda.” Ini adalah kali pertama Anyelir akan datang ke kantor sang suami. Dan bukan hanya dia sendiri, tapi juga bersama dengan putranya. Dia tidak tahu akan seperti apa tanggapan karyawan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
28
DMCA.com Protection Status