"Kurang ajar kau!" Potong Dewi Pedang sewot, sementara Dewa Pemarah cuma keluarkan dengusan. Kendati demikian, lelaki berkuncir itu suka sekali mendengar kata-kata Manggala. Karena pada dasarnya, dia memang mencintai Dewi Pedang sejak masih muda.Mungkin karena keduanya punya sifat keras kepala dan suka marah-marah, jadinya sulit membina hubungan satu sama lain."Jangan gusar begitu, Guru. Aku yakin, Guru suka mendengar lakon picisan macam begini," Kata Manggala lagi, tak peduli wajah Dewi Pedang sudah mengkelap. Tetapi ketika dilihatnya gurunya itu hendak mengibaskan tangan kembali, buru-buru dia berkata."Sudahlah, Guru. Urusan kau mau atau tidak pada kakek itu urusan belakangan. Pokoknya....""Sontoloyo!" Potong Dewa Pemarah keras. "Kalimat itu adalah kalimat kesukaan ku!"Manggala tertawa terbahak-bahak. Apa yang barusan dikatakannya itu memang bermaksud mengejek si Dewa Pemarah yang kerap kali segala sesuatunya dibilang urusan belakangan.
Last Updated : 2023-12-16 Read more