Share

303. Part 18

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-16 01:03:53

"Kurang ajar kau!" Potong Dewi Pedang sewot, sementara Dewa Pemarah cuma keluarkan dengusan. Kendati demikian, lelaki berkuncir itu suka sekali mendengar kata-kata Manggala. Karena pada dasarnya, dia memang mencintai Dewi Pedang sejak masih muda.

Mungkin karena keduanya punya sifat keras kepala dan suka marah-marah, jadinya sulit membina hubungan satu sama lain.

"Jangan gusar begitu, Guru. Aku yakin, Guru suka mendengar lakon picisan macam begini," Kata Manggala lagi, tak peduli wajah Dewi Pedang sudah mengkelap. Tetapi ketika dilihatnya gurunya itu hendak mengibaskan tangan kembali, buru-buru dia berkata.

"Sudahlah, Guru. Urusan kau mau atau tidak pada kakek itu urusan belakangan. Pokoknya...."

"Sontoloyo!" Potong Dewa Pemarah keras. "Kalimat itu adalah kalimat kesukaan ku!"

Manggala tertawa terbahak-bahak. Apa yang barusan dikatakannya itu memang bermaksud mengejek si Dewa Pemarah yang kerap kali segala sesuatunya dibilang urusan belakangan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   304. Part 19

    TITIK-TITIK embun masih menggenang di dedaunan. Sinar surya mulai merambah persada. Langit cerah tanpa timbunan awan. Satu sosok tubuh berpakaian kulit ular bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lain. Dan berhenti di sebuah ladang yang dipenuhi dengan bunga-bunga. Tempat itu dikenal dengan nama Ladang Ribuan Bunga.Si pemuda yang tak lain Si Buta dari Sungai Ular adanya, memandang ke seantero tempat "Tempat yang sangat indah. Ditumbuhi bunga liar yang seperti terawat. Ingin rasanya aku berlama-lama di tempat ini. Tetapi sayangnya, aku harus meneruskan langkah. Sialan betul! Ke mana aku harus mencari jejak Iblis Mara Kayangan atau Dewi Samudera Biru? Apakah...."Tas!Tak ada angin yang menderu mencurigakan, tak ada bayangan yang aneh, mendadak saja tubuh si pemuda meregang kaku. Detik kemudian, tubuhnya jatuh berlutut."Gila! Mengapa aku jadi bersikap seperti ini? Aneh! Padahal tak ada angin tak ada hujan. Lebih aneh lagi kalau tubuhku tidak bisa diger

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Si Buta Dari Sungai Ular   305. Rahasia Masa Lalu

    RATU HARIMAU PUTIH yang dibawa lari dan kini diletakkan di atas rumput sebuah lembah yang berjarak ratusan tombak dari Ladang Ribuan Bunga oleh Nandari dan Wisnu, keadaannya makin bertambah parah. Nenek berbaju dari kulit harimau namun berwarna putih itu berkali-kali terbatuk. Dan setiap kali terbatuk selalu mengeluarkan darah. Suaranya semakin lama bertambah melemah. Dengan penuh kecemasan, Nandari menatap Wisnu yang sudah berusaha mengobati Ratu Harimau Putih tetapi gagal."Apa yang harus kita lakukan, Kang?" Tanyanya pelan. Wisnu menggelengkan kepalanya."Aku tidak tahu lagi. Segala usaha sudah kulakukan, tetapi tak membawa hasil yang bagus. Keadaan Ratu Harimau Putih lebih parah dari kita. Pertama dia sudah terkena hajaran Manusia Mayat Muka Kuning. Kedua, ia tergempur ilmu 'Tepukan Cabut Sukma' Dewi Kematian. Kita masih beruntung bisa hentikan rasa sakit di telinga yang menggetarkan seluruh urat darah. Aku tidak tahu apa yang harus kita lakukan lagi, Nandari."

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   306. Part 2

    Yang dipanggil barusan terkejut. Nandari lebih dulu pulih dari keterkejutannya dan berlari menyongsong si gadis yang berteriak tadi dengan wajah cerah dan sepasang mata berkaca-kaca. Keduanya berpelukan. Sungguh, keduanya bukan saudara kembar, bukan pula adik kakak, tetapi wajah keduanya hampir serupa benar. "Andini... bagaimana keadaanmu?" "Baik-baik saja. Kau sendiri?" "Setengah mampus aku cemas memikirkan keadaanmu." Andini tertawa, tetapi jelas menutupi rasa harunya karena bertemu kembali dengan kedua saudaranya. "Jangan pura-pura. Bukankah kau malah senang ada kesempatan berdua-dua dengan Kang Wisnu?" Nandari mencubit pipi gadis yang hanya lima bulan lebih muda darinya. "Kau memang nakal." "Seharusnya kau berterima kasih kepadaku," Kata Andini sambil tertawa. Nandari hendak menjawab godaan Andini tadi, tetapi mulutnya langsung terkancing rapat begitu terdengar teriakan dari si gadis yang tadi berdiri di sisi Garaga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   307. Part 3

    "Tetapi, Kang...,"Suara Andini cemas. Manggala menarik napas pendek Lagi-lagi dia tak mengerti mengapa ada sesuatu yang terasa bergetar melihat tatapan dan mendengar suara cemas gadis di hadapannya ini. Tetapi segera ditindihnya."Andini.. jaga dirimu baik-baik.""Kang Manggala...."Manggala tak menghiraukan kata-kata Andini. Dia segera melompat naik ke punggung Garaga. Tapi ;“Tunggu, Tuan Pendekar..” Sebuah suara lembut mengurungkan niat Manggala untuk meninggalkan tempat itu. Tubuhnya berbalik menghadap ke arah asal suara yang ternyata berasal dari Ratu Harimau Putih.Dengan dibantu muridnya yang tinggal seorang, Marbone. Ratu Harimau Putih minta dibawa mendekat ke arah Manggala. Entah apa yang dilakukan Ratu Harimau Putih yang berada dihadapan Manggala, tampak menatap ke arah wajah Manggala dan menatapnya dalam. Cukup lama hal itu dilakukan oleh Ratu Harimau Putih hingga bukan saja mengherankan Manggala, tapi juga mengherank

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   308. Part 4

    “... Gusti Prabu Maharaja Samudera mengatakan kalau anak yang dibawanya adalah titisan dewa petir karena saat Gusti Prabu Maharaja Samudera menemukan Gusti Pangeran ditengah-tengah Samudera, di dada Gusti Pangeran telah ada rajah petir” ucap Ratu Harimau Putih mengakhiri ceritanya.Manggala kini telah mengerti semuanya, hanya satu hal yang masih membuatnya penasaran. Raja Samudera, ayah angkatnya menyebut dirinya sebagai Titisan Dewa Petir dan Eyang Gledek juga menyebutnya sebagai Putra Petir. Tapi bagi Manggala, tak mungkin dirinya ada didunia ini begitu saja tanpa ada kedua orangtuanya. Hal ini sedikit bertentangan dengan akal logika Manggala, tapi untuk sementara Manggala harus menepis semua rasa keingintahuannya itu, karena ada yang jauh lebih penting dari itu, yaitu tentang Kanjeng Permaisuri. Manggala sungguh tidak menyangka kalau orang yang selama ini telah Manggala anggap sebagai ibunya sendiri adalah dalang dibalik semua rencana pembunuhan atas dirinya. S

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   309. Part 5

    Rasa kecewa melihat pemuda yang dicintainya bersama gadis lain, memaksa gadis itu untuk mencari pelampiasan rasa kesalnya. Sepasang mata bagusnya menyipit dalam, tanda dia tak suka kedatangan kedua orang itu.Jubah Mambang, lelaki tua berambut pendek itu hanya tersenyum menyeringai. Tangan kirinya bergerak-gerak mengelus tangan kanannya sendiri. Sementara sepasang matanya yang berwarna kelabu dan menjorok ke dalam terbeliak lebar memandang pada Ayu Wulan dari bawah ke atas. Dan berhenti di bagian dada yang membuat wajah Ayu Wulan memerah, penuh kemuakan.Sementara si Jubah Setan hanya mengusap-usap dagunya saja sambil menelan liurnya. Masih menatap ke depan dia mendesis dalam hati."Ada kelinci kesasar rupanya. Telah lama tak ku nikmati lagi tubuh perempuan kecuali Ratu Tengkorak. Sayangnya, perempuan yang berjuluk Ratu Tengkorak itu telah tewas. Ah, setelah beberapa tahun berada dalam perjalanan mengasyikkan, menikmati surga dunia secara sembunyi-sembunyi, semu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   310. Part 6

    Buuukkk!Tendangan kaki kanan lawan yang mengarah pada bagian bawah perut, ditahan tendangan Ayu Wulan. Bahkan dengan cepat pula, si gadis mengayunkan pecutnya.Ctaarrr!Jubah Mambang terkesiap. Detik itu pula langsung dibuangnya tubuh ke kiri, bergulingan menjauh begitu diyakini si gadis mengejarnya. Kendati demikian, si Jubah Mambang masih bisa mengirimkan pukulan-pukulan dahsyatnya. Ayu Wulan yang geram tak mempedulikan setiap serangan yang dilakukan lawannya.Yang diinginkannya, menuntaskan segala persoalan ini. Terutama membalas sikap busuk dan memuakkan dari kedua orang tua berjubah biru kusam ini. Dengan cara memapaki pukulan lawan, dia terus memburu."Terimalah kematianmu, Kakek bermulut cabul!"Jubah Mambang yang akhirnya termakan dengan siasatnya sendiri yang menganggap enteng si gadis, hanya bisa memandang dengan mata lebih terbuka.Dalam keadaan kritis seperti itu, hampir saja dilepaskan pukulan andalannya yang dipergunaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Si Buta Dari Sungai Ular   311. Part 7

    Si Jubah Setan masih menatap tak berkedip. Keningnya dikernyitkan. Sesuatu bergerak dalam ingatannya. "Hanya seorang yang mempunyai kebiasaan menghisap cangklong besar yang tak mengeluarkan asap. Tetapi bila dihembuskan, akan muncul asap yang menebarkan aroma harum. Apakah manusia buntal ini yang berjuluk Dewa Bumi?" Pikir si kakek berambut panjang itu dengan wajah makin penuh kerut. Sementara wajah si Jubah Mambang sudah tertarik ke dalam. Dia melangkah tiga tindak ke depan, masih membopong Ayu Wulan dipundak sebelah kanannya."Rupanya ada tuyul buntal kesasar ke tempat ini!" Bentak si Jubah Mambang dengan pandangan sengit."Jangan jual lagak di hadapan kami! Silakan tinggalkan tempat, bila masih sayang nyawa!"Sosok buntal itu cuma mengangkat sepasang alisnya yang rada jarang. Kembali menghisap cangklong besarnya yang tak dibakar, tetapi saat dihembuskan asap putih menebarkan bau harum bagai berlomba-lomba keluar."Matahari makin merambah. Meskipun mala

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status