Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 1081 - Chapter 1090

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 1081 - Chapter 1090

1284 Chapters

1080. Part 10

"Ah... aku tak menginginkan kehadiranmu saat ini, Wulung Seta...."Orang yang membentak tadi ternyata seorang pemuda tampan berambut panjang. Matanya tajam dengan hidung mancung. Kulitnya agak hitam. Dia mengenakan pakaian berwarna abu-abu yang terbuka di bagian dada. Celana pangsinya berwarna hitam. Pandangan pemuda yang adalah murid Ki Alam Gempita yang bernama Wulung Seta dingin ke arah Raja Setan Seruling Maut."Manusia laknat! Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab!" bentaknya geram.Raja Setan Seruling Maut masih umbar tawa yang berkepanjangan. Melihat sikap si pemuda, dia bisa menduga siapa pemuda ini adanya. Namun, dia tak terlalu berkeinginan untuk bertarung atau mengalahkan pemuda yang diyakini memiliki ilmu yang jauh di bawahnya. Makanya dia berkata, "Anak muda yang masih kukasihani! Urus gurumu itu ketimbang kau memancing marahku dan akhirnya hanya membuang nyawa percuma!"Wulung Seta melirik gurunya sejenak. Kejap lain, dengan hati pa
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

1081. Part 11

Sampai matahari sudah tepat di ubun-ubun keesokan harinya, pemuda berpakaian abu-abu itu masih terduduk dengan kepala tertunduk di samping mayat Ki Alam Gempita. Pemuda yang kesal dan marah pada dirinya sendiri karena tak mampu berbuat apa-apa, terdiam dengan wajah tegang. Sepanjang malam keadaannya seperti itu terus menerus."Guru... maafkan aku," desisnya dalam hati berulang kali sambil memandangi jasad gurunya yang terbujur kaku. Tak ada kepedihan lain yang bisa dibandingkan dengan kepedihan si pemuda. Bila menuruti kata hatinya, dia akan menyerang Raja Setan Seruling Maut kendati dia akan menemui ajal. Namun, dia justru tak berbuat apa-apa. Seharusnya, dilabrak saja perintah dari gurunya!"Bila saja kucoba untuk menghadapi manusia sesat itu, mungkin tak seperti ini rasa penderitaanku. Guru... di saat kau hendak menemui ajalmu, kau masih bermurah hati memikirkan keselamatanku. Dan kau tak sakit hati karena aku seperti orang dungu yang tak mampu membalas. Adakah keba
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

1082. Part 12

TEPAT di saat matahari sudah melalui tiga perempat garis perjalanannya, Wulung Seta sudah selesai menguburkan jenazah gurunya. Lalu si pemuda duduk bersimpuh untuk memanjatkan doa. Saking khusu'nya, dia tak mendengar langkah dua sosok tubuh yang telah tiba di tempat itu.Salah seorang dari dua pendatang itu meletakkan jari telunjuk pada mulutnya tatkala temannya hendak membuka suara. Temannya menganggukkan kepala mengerti, kendati dia nampaknya penasaran ingin mengetahui makam siapa yang berada di hadapan pemuda berpakaian abu-abu yang sedang terpekur di depan gundukan tanah yang nampaknya masih baru itu. Wulung Seta yang sudah selesai memanjatkan doa, langsung menoleh tatkala salah seorang pendatang yang mengenakan pakaian dari kulit ular berkata, "Sahabat... kami sama sekali tak bermaksud untuk mengganggumu. Tetapi kami terpaksa melakukannya karena ada yang hendak kami tanyakan...."Wulung Seta perlahan-lahan berdiri. Untuk sesaat pandangannya lekat pada pemuda berpa
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

1083. Part 13

“Manggala... seperti yang dikatakan Kakang Wulung Seta tentang pesan dari mendiang Ki Alam Gempita, beliau sangat mengharapkan bantuanmu! Dan aku, bersedia membantumu!"Si Buta dari Sungai Ular tersenyum seraya berkata dalam hati, "Sebenarnya ada yang kupikirkan. Mengingat manusia sesat itu telah berhasil membunuh Ki Alam Gempita yang kuyakini ilmunya sedemikian tinggi, menandakan kalau Raja Setan Seruling Maut memang memiliki ilmu yang lebih tinggi. Dan aku tak berani meraba sampai setinggi apa kesaktian yang dimilikinya. Dan bila aku seorang diri, kemungkinan besar aku bisa menjaga diri. Bukan maksudku untuk mengecilkan keduanya. Tetapi rasanya itulah yang terbaik dan lebih aman. Karena, aku justru khawatir bila aku harus melihat keduanya tak berdaya di tangan Raja Setan Seruling Maut, karena aku sendiri belum begitu yakin masih bisa bernapas atau tidak bila menghadapi manusia sesat itu."Habis membatin demikian Si Buta dari Sungai Ular berkata, "Persoalan yang
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

1084. Part 14

Dalam waktu yang sangat tipis, pemuda dari Sungai Ular ini sudah menarik napas. Dirasakan sesuatu bergolak di bawah perutnya. Kejap lain, dia sudah mengangkat kedua tangannya. Lalu dengan pergunakan jurus 'Terjangan Maut Ular Putih', pemuda ini sudah menyongsong labrakan Datuk Jubah Merah."Seketika menderu angin tak kalah dahsyatnya disertai hawa panas yang merejam. Gebrakan gelombang angin keras yang keluar dari kedua tangan Datuk Jubah Merah tertahan di udara. Terdengar pekikan tertahan dari mulut orang bercawat ini. Bersamaan dengan itu, Si Buta dari Sungai Ular segera menyentak tangan kanannya dari bawah ke atas. Sambaran angin yang menderu ke bawah tadi memuncratkan tanah di sekitar Danau Bulan. Menyusul hawa panas terangkat naik ke atas.Kembali terdengar pekikan Datuk Jubah Merah yang tak menyangka kalau pemuda berpakaian kulit ular itu mampu lancarkan pukulan yang ganas dalam keadaan yang sempit seperti itu. Dengan cepat lelaki tua bercawat yang setiap bergera
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

1085. Part 15

"Hei!" terdengar seruan Manggala tertahan. Dia mencoba mengejar, namun orang itu sudah lenyap dari pandangan. Sambil pandangi kejauhan Manggala membatin, "Hmm, siapa perempuan berpakaian kuning cemerlang tadi? Rasa-rasanya aku mengenal perempuan itu. Dan wajahnya, kendati hanya sekilas, kulihat berwarna perak. Apakah ada kulit manusia berwarna perak? Tetapi mengapa hanya wajahnya saja sementara kulitnya putih bersih? Hmm... siapa dia?"Selagi Si Buta dari Sungai Ular berusaha menguras ingatannya, Wulung Seta mendekat dan segera bertanya, "Siapa perempuan berpakaian kuning cemerlang tadi, Manggala?" Seketika Manggala menoleh dan menggeleng."Aku tak bisa menjawab sekarang. Tetapi... rasa-rasanya aku mengenal perempuan itu. Hanya saja, untuk saat ini aku belum bisa menemukan jawaban siapa perempuan itu." Si Buta dari Sungai Ular terdiam beberapa saat.Lalu katanya, "Ibarat permainan catur, Datuk Jubah Merah dan perempuan berpakaian kuning cemerlang yang menyelamat
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

1086. Part 16

"Tiga puluh lima tahun tak jumpa. Apakah dia masih hidup? Atau... dia masih punya urusan dengan Ratu Iblis, hingga tidak ada di tempat sekarang? Hmmm... kalau memang demikian, berarti kedatanganku sia-sia." Kembali si nenek terdiam dengan pandangan memicing tajam.Udara yang mampu menembus hingga ke tulang bagian dalam, lagi-lagi tak dihiraukan. Lalu terdengar teriakannya memanggil-manggil orang yang dicari. Tetapi tak seorang pun yang muncul.Si nenek bergumam lagi, "Kalau memang ternyata sia-sia, seharusnya aku tak kemari. Lebih baik mencari Raja Setan Seruling Maut, manusia keparat yang hendak menguasai rimba persilatan! Apakah sebaiknya aku....""Kedatanganmu tidak sia-sia, Peri Gelang Rantai!" terdengar satu suara memupus kata-kata si nenek yang segera palingkan kepala ke samping kiri. Kembali si nenek memicingkan sepasang matanya, berupaya menembus kabut pekat di hadapannya. Dan seperti melihat seseorang di balik kabut yang sangat tebal itu, si nenek kelua
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

1087. Part 17

Si nenek berpakaian hitam penuh tambalan mendengus berulang-ulang."Dari dulu aku tetap tak mengerti jalan pikiranmu, Raja Dewa! Apakah kau pikir itu adalah tindakan yang baik?""Bahkan teramat baik! Dan kebetulan, saat ini aku memang punya niatan untuk mengambil kembali Trisula Mata Empat dari tangan Ratu Iblis! Peri Gelang Rantai, bukankah kau hendak meminjam senjata itu!""Kalau kau hendak menggunakannya pula dan sama-sama memberantas manusia sesat berjuluk Raja Setan Seruling Maut, sudah tentu aku tidak akan melakukannya!""Lembah Iblis, tempat tinggal Ratu Iblis, sangat jauh dari sini! Kita akan membutuhkan perjalanan lima kali matahari melintasi bumi! Dan satu hal lagi, karena lama aku berdiam di sini, aku hendak menyambangi kakak seperguruanku dulu, Dewa Tanpa Nama!"Mendengar ucapan Raja Dewa, paras Peri Gelang Rantai terkesiap."Hmm... rupanya dia tidak tahu, kalau Dewa Tanpa Nama telah tewas tiga puluh lima tahun lalu di tangan Raj
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

1088. Part 18

Sementara itu, pemuda yang melihat keadaan di bawahnya dan bukan lain Si Buta dari Sungai Ular adanya, segera melompat turun. Untuk sesaat si pemuda terdiam seperti berpikir. Kejap berikutnya dia sudah menahan napas. Sesuatu bergolak di dadanya. Dan kejap lain ada hawa yang cukup panas berpendar dalam tubuhnya. Bersamaan dengan itu pula, air hujan yang menimpa tubuh si pemuda terus mengering! Begitu seterusnya hingga terlihat kalau si pemuda tak terganggu dengan derasnya air hujan."Tadi sebenarnya aku hendak mempergunakan tenaga inti ‘Geledek’ untuk mengusir air hujan ini. Tetapi urung kulakukan karena aku khawatir kedua orang itu bisa merasakan perubahan hawa di sekitarnya! Hm, akan kuikuti kedua orang itu sekarang!"Dengan pergunakan ilmu peringan tubuhnya, pemuda dari Sungai Ular ini segera berkelebat. Dalam lima tarikan napas saja dia sudah berhasil mengikuti kedua orang itu yang ternyata sedang berhenti."Lodra! Binatang keparat ini ternyata ha
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

1089. Part 19

Sudra Jalang tak menghiraukan jawaban itu. Dia kembali bertanya dengan sorot mata angker, "Apakah Pimpinan memberikan tugas kembali kepada kami?"Kali ini Datuk Jubah Merah tak segera menjawab. Setelah beberapa kejap baru dia membuka mulut. "Tugas yang diberikannya kali ini tidak dipikul oleh Masing-masing orang! Dia menginginkan kita mencari orang yang diinginkannya!""Siapa orang itu!"Sepasang mata Datuk Jubah Merah menyipit, seperti menekan geraman dalam dada, lelaki bercawat ini menekan suaranya saat menjawab, "Si Buta dari Sungai Ular!"Tak ada yang bersuara setelah itu. Di tempatnya Manggala memaki-maki dalam hati, "Sialan juga tuh manusia! Seenaknya saja membawa-bawa namaku! Rasanya tak sabar untuk menjitak kepalanya!""Si Buta dari Sungai Ular. Aku juga pernah mendengar julukan itu. Adakah petunjuk dari Pimpinan untuk menemukan di mana dia berada?" tanya Sudra Jalang kemudian. "Pimpinan hanya menghendaki seperti itu! Dan dia memberi batas
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more
PREV
1
...
107108109110111
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status