Semua Bab Jerat Gairah Paman Kekasihku: Bab 141 - Bab 150

279 Bab

Bab 141 - Frustrasi Kehilangan Elisa

“Angkat teleponnya, Elisa!”Stevan menggeram tertahan, mencengkeram kemudi di tangannya semakin erat. Kakinya memijak pedal gas semakin dalam, membuat kendaraan roda empat itu melesat semakin cepat, tak kurang dari 140 km/jam.Lagi-lagi suara operator yang terdengar melalui earphone wireless yang menempel di telinga Stevan. Puluhan kali menghubungi nomor Elisa, tetap tidak ada jawaban. Pun sama saat pria itu mencoba menelepon Clara, ponselnya justru dimatikan.“Shit! Apa yang kau lakukan di sana, Elisa?! Berhentilah bertindak bodoh!”Kecepatan mobil Stevan semakin tak terkendali, melewati jalanan ibu kota yang sudah lengang menjelang dini hari. Hanya ada satu dua kendaraan yang dilewati. Kekhawatiran yang semakin memuncak membuat pria itu kesetanan, kehilangan akal sehat dan menuruti emosinya.Dari sore hingga beberapa saat yang lalu, kepalanya penuh oleh urusan tender yang berusaha diambil alih oleh anak perusahaan pimpinan Harris dan Alex, membuatnya mengesampingkan urusan tentang E
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya

Bab 142 - Kau Menungguku?

Decit rem terdengar memekakkan telinga, tiga detik sebelum Stevan keluar dari mobilnya dan bertemu dengan sopir pribadi yang mengantarkan Elisa.“Tuan Stevan,” sapa pria dengan pakaian serba hitam, menundukkan kepala takzim.“Di mana Elisa?”“Nona ada di dalam.”“Kenapa membiarkannya pergi sendiri?!”Sebuah tamparan mendarat di wajah pria berusia empat puluh tahunan itu, membuatnya langsung bungkam seketika. Stevan terlanjur emosi, tidak bisa menahan diri. Langkahnya tertuju pada pintu masuk kelab yang dijaga oleh dua orang berbadan besar.“Selamat malam, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah seorang, pasang badan karena melihat pria itu sempat memukul pria di depan sana, takut dia akan membuat keributan di dalam kelab.“Menyingkir dari jalanku!”“Maaf, Tuan. Jika Anda datang untuk membuat kekacauan, kami tidak akan mengizinkannya.”Stevan menggeram tertahan, mengambil kartu nama di dalam dompet dan menunjukkannya di depan wajah keduanya.“Kalian ingin aku meratakan tempat ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya

Bab 143 - Siapakah Pria itu?

“Steve!” sambut Clara sambil berdiri, mengumpulkan kesadaran yang entah tersisa berapa persen. Alkohol benar-benar sudah menguasai tubuhnya, termasuk mengambil alih logika dan kemampuan otaknya. “Akhirnya kamu datang juga!” imbuh wanita itu dan melemparkan dirinya ke dada bidang Stevan. Meski merasa begitu jijik dan ingin mendorong Clara sekuat tenaga, tapi Stevan tidak bisa melakukan itu demi melanjutkan misinya. “Kau mabuk.” Tawa menggema bersama kepala yang menggeleng-geleng, kembali menampakkan wajah bodoh seperti sebelumnya. Meski kesadarannya berkurang, tapi indra penciumannya masih tajam. Aroma lavender dari tubuh pria yang dipeluknya menunjukkan pria itu benar-benar Stevan. “Kamu mau minum, Steve? Aku sudah menunggumu dari tadi.” Stevan menambah stok kesabarannya, mendudukkan Clara di kursi dan dirinya mengambil kursi yang lain. Mereka saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. “Di mana ponselmu?” tanya Stevan, berusaha mengulik informasi ke mana sahabat Clara memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-12
Baca selengkapnya

Bab 144 - Masuk Perangkap

WARNING! ADULT CONTENT“Di mana Stevan? Kenapa yang ada di sini justru keponakan brengseknya ini?”Clara menjambak rambutnya sendiri, menyingkirkan pengar yang masih tersisa. Palu godam seolah menghantam kepala saat dirinya berhasil mengumpulkan keping ingatan semalam. “Apa yang sudah terjadi?”Pandangan Clara beralih memindai seluruh isi kamar. Crop top warna hitam yang dipakainya tergeletak di lantai bersama hot pants tak jauh dari sana.“Apa aku sudah gila?!” Clara menggeleng tegas. “Jelas-jelas Stevan yang—”Kalimat Clara tak bisa berlanjut. Sepotong ingatan kembali, juga suara-suara samar yang tertangkap indra pendengaran sebelum kesadarannya musnah tak bersisa. Beberapa menit setelah tubuhnya rebah di atas ranjang, dia masih bisa mengenali Stevan dari parfum yang menguar dari tubuhnya. Pria itu berdiri tidak jauh darinya.“Kau sudah menemukan Elisa?”Mata Clara membulat, dadanya berdegup kencang. Ya! Stevan menanyakan hal itu pada seseorang. Apa yang terjadi semalam seolah ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-13
Baca selengkapnya

Bab 145 - Balasan Setimpal!

“Aku tidak akan sungkan lagi, Sayang.”Tepat setelah mengatakannya, Alex memposisikan diri dan mulai menikmati hidangan utama yang sudah menunggunya. Clara yang sedari tadi menetralkan degup jantung sambil mengambil napas, kini mulai merasakan sensasi yang berbeda.Bibir dan tangan Alex bekerja sama memanjakannya, membuat gairahnya kembali datang. Ditambah pengaruh obat perangsang di tubuh keduanya, mereka menikmati satu sama lain. Clara yang obsesif, mengambil alih permainan saat hampir merasakan puncak kedua.“Good job, Honey!”Alex meracau saat Clara bertingkah brutal dan memanjakan miliknya. Wanita itu mengabaikan rasa malunya, ingin mendapatkan kepuasan karena bertahun-tahun mengejar Stevan tanpa mendapat balasan. Malam itu, dia mewujudkan semua fantasi liar yang ada di kepala.Nama Stevan disebutkan berkali-kali di sela desah manja dari seorang Clara Gunawan. Dia bahkan mengumpat dengan kata-kata kasar saat tidak bisa lagi menahan birahi.Pun sama dengan Alex. Matanya terpejam,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-13
Baca selengkapnya

Bab 146 - Sentuh Aku!

Stevan menghisap rokoknya sambil memejamkan mata. Bibirnya mengembuskan napas ke udara dan membuat asap putih dengan aroma yang khas itu perlahan menguar dan menghilang entah ke mana. Namun, itu tidak jua mengurangi beban yang ada di hatinya.Melalui ekor matanya, Stevan menatap tubuh Elisa yang saat ini terbaring di ranjang. Kain kompres masih menempel di keningnya.“Apa dia baik-baik saja?” bisik Stevan tanpa suara. Tangannya terkepal bersama gigi-gerigi yang bergemeletuk mengingat apa yang terjadi delapan jam yang lalu. Hal yang membuatnya tidak bisa memejamkan mata hingga sekarang.“Di mana Elisa?” tanya Stevan tanpa mengurangi kecepatan langkahnya, keluar dari kelab The Exotic dan mengabaikan dua penjaga yang menatapnya dengan wajah jer
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

Bab 147 - Kendalikan Dirimu, Elisa!

WARNING! ADULT CONTENT“Cukup, Elisa!” Stevan menarik diri, menahan tubuh Elisa dengan mencengkeram kedua puncak lengannya. Napas mereka sama-sama terengah-engah, kehabisan oksigen karena ciuman panas dari Elisa.“Stevan, aku—”Stevan menggeleng, mendudukkan Elisa kembali ke sofa. Dia benar-benar marah karena tidak bisa menjaga Elisa sehingga membuatnya dijebak oleh Bertha dan Clara. Akan tetapi, dia harus bisa mengendalikan diri agar tidak lepas kendali.Memenuhi keinginan Elisa tentu saja memberikan keuntungan untuknya, tapi itu bisa juga memberikan trauma mendalam. Dia tidak ingin bersenang-senang di atas penderitaan sang istri.“Kita pulang sekarang. Bertahanlah sebentar lagi,” ujar Stevan sambil memungut pakaian Elisa dan memakaikannya kembali dengan sedikit tergesa. Satu ciuman kembali wanita itu berikan, juga tangannya yang meraba leher, berharap Stevan membalas perlakuannya.“Elisa, please ….”Stevan mendesis, menahan tangan Elisa setelah berhasil mengancing piyama menutupi tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-16
Baca selengkapnya

Bab 148 - Panas Dingin

WARNING! ADULT CONTENT“Kau! Siapkan kain untuk menyeka Elisa dan kain kompres.”Teriakan Stevan langsung menggema begitu melewati pintu utama rumahnya. Maria dan dua orang pelayan tergopoh-gopoh berlari memasuki kamar Elisa dan melakukan perintah pria itu.Stevan dengan hati-hati membaringkan Elisa yang sudah lunglai tubuhnya ke ranjang. Tangannya sigap melepas mantel wanita itu dan membiarkan tubuhnya terbuka.“Turunkan suhu pendingin udaranya!”Lagi-lagi titah Stevan membuat pelayan lari tunggang langgang, meraih remote AC dan mengaturnya menjadi suhu terendah yang membuat tubuhnya merinding seketika.Dengan hati-hati, Stevan menyeka tubuh Elisa setelah melepas ikatan dasi di pergelangan tangannya. Di sisi lain, Maria juga mengompres kening Elisa. Namun, suhu tubuhnya semakin tinggi. Rintihan lirih mulai terdengar tanda dia semakin tersiksa.Sama seperti sebelumnya, Elisa menggigit bibir bawahnya sampai berdarah.“Tuan!” Maria panik, menatap Stevan dan Elisa bergantian.Stevan hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-16
Baca selengkapnya

Bab 149 - Permintaan Maaf

“Tidur nyenyak, Sweety?”Suara rendah Stevan membuat Elisa membuka matanya perlahan, menatap wajah tampan yang mengulas senyum simpul. Tangan pria itu mengelus pipi Elisa dengan lembut seolah tengah menyentuh keramik paling mahal di dunia.“Steve,” panggil Elisa lirih, membenahi posisinya semakin dekat ke tubuh Stevan yang masih mendekapnya. “Kamu tidak pergi bekerja?”Seyum Stevan semakin lebar.“Apa itu hal pertama yang kau tanyakan setelah apa yang kita lakukan semalam?”“Semalam? Apa yang ….”Kilas balik malam panas yang sudah dilalui dengan Stevan membuat kalimat tanya Elisa terhenti. Mulutnya terbuka tapi tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya

Bab 150 - Berita Baik dan Berita Buruk

 Lima belas menit kemudian, pasangan suami istri itu sudah sampai di ruang periksa. Elisa dibaringkan di atas ranjang, langsung diobservasi oleh Jasmine dan satu perawat senior yang bertahun-tahun sudah bekerja dengannya.“Kondisi umum Nona Elisa baik, Dok. Meski tekanan darahnya cukup rendah, tapi semuanya normal,” lapor wanita dengan seragam kerja warna biru muda itu.“Hmm. Antarkan sampel darah ke laboratorium sekarang!” ucap Jasmine setelah membubuhkan tulisan P.I.M di bagian kanan atas kertas berisi data Elisa. Itu adalah tanda urgensi dari dokter yang berarti periculum in mora atau berbahaya bila ditunda.“Bagaimana keadaan Elisa?” sela Stevan setelah melihat perawat tadi tergesa meninggalkan ruangan, menyisakan satu perawat yang lebih muda.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
28
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status