Semua Bab Jerat Gairah Paman Kekasihku: Bab 131 - Bab 140

279 Bab

Bab 131 - Tidak Bisa Berkata-kata

Senyum bangga tercetak jelas di wajah Stevan. Tubuhnya diam, sama sekali tidak bergerak. Dia membiarkan Elisa mendapatkan pelepasannya tanpa gangguan. Hanya hela napas gadis itu yang mendominasi. Ah, bukan gadis, tetapi wanita kesayangannya. “Haus,” lirih Elisa setelah berhasil menetralkan detak jantungnya, juga mengisi paru-parunya dengan oksigen. Dadanya naik turun dengan cepat saat Stevan menyerangnya. Bahkan, dia seolah tidak bisa bernapas saat melepaskan cairan cintanya tadi. “Aku haus, Stev. Tolong ambilkan minum,” pinta Elisa karena tidak mendapati pergerakan maupun jawaban dari sang suami. Perlahan tapi pasti, Stevan membuka selimut yang menutupi tubuh keduanya dan beralih ke sisi kanan ranjang. Di sana selalu tersedia air mineral dua sampai tiga botol. Semua masih tersegel. “Kau bisa duduk?” tanya Stevan setelah membersihkan jemarinya dengan tisu dan membuka salah satu botol itu. Elisa hanya bisa mengangguk, menyeret tubuhnya yang kehabisan tenaga untuk bersandar di kepal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-03
Baca selengkapnya

Bab 132 - Kau Memanggilku Sayang …

“Elisa, apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?” tanya Stevan sambil membantu Elisa mengeringkan rambut panjangnya yang basah menggunakan hair dryer.Sebelumnya, pria itu memasak bubur merah kesukaan Elisa, bahkan menyuapinya saat wanita itu masih berendam di dalam bathtub. Membersihkan tubuh Elisa dari sabun dan busa menjadi aktivitas berikutnya.Untung saja Stevan berhasil menahan gairahnya, tidak melakukan hal-hal tidak senonoh pada wanita yang terlihat masih sedikit lemah. Dia sudah bertekad tidak akan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan Elisa maupun janin di dalam rahimnya.“Tidak ada. Sebenarnya aku masih ingin bermalas-malasan saja hari ini.”Jawaban Elisa membuat gerakan tangan Stevan terhenti, mematikan benda bulat di tangannya.“Kau selelah itu?”Elisa mengangguk, menyandarkan punggungnya di dada bidang Stevan yang masih memakai kimono mandi—sama sepertinya.“Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Kamu keterlaluan, Stevan!” pungkas Elisa sambil mencubit punggung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-04
Baca selengkapnya

Bab 133 - Kencan Idaman Elisa

“Jadi aku ingin melakukannya setidaknya sekali. Kamu mau kan berkencan denganku?” tanya Elisa lagi di tengah-tengah suara bising hair dryer. Sebenarnya, Stevan bisa saja mematikan mesin itu, tapi akan berimbas pada rambut panjang Elisa yang tidak segera mengering. Kurang istirahat, terlambat makan, dan rambut basah yang dibiarkan tergerai bisa memengaruhi kesehatannya. Mau tak mau, Stevan harus memasang kuping. “Dulu aku sering membayangkan bergandengan tangan dengan pacarku, menonton film di bioskop, menonton konser, atau sekadar duduk santai di kafe dari sore sampai malam. Sayangnya, itu tidak pernah terjadi.” “Kau ingin aku berpura-pura menjadi pacarmu?” tanya Stevan sambil meletakkan pengering rambut, sesekali memeriksa mahkota istrinya itu apakah sudah kering sepenuhnya. “Jika kamu tidak keberatan.” “Tidak sama sekali. Sekarang kembalikan ponselku. Aku harus menghubungi Mario untuk menyiapkannya.” “Menyiapkan apa?” Elisa membalik tubuhnya, duduk bersila menghadap Stevan. “S
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-04
Baca selengkapnya

Bab 134 - Istri yang Merajuk

“Stevan!” seru seorang wanita dengan pakaian terbuka, menampakkan dadanya yang berisi dan paha mulus yang membuat pria mana saja tergoda. Riasan tebal di wajah menunjukkan dia seorang pesolek, berbeda dengan Elisa yang hanya menggunakan pelembap dan lipstik nude.“Maaf?”Kening Stevan berkerut, merasa tidak mengenal wanita yang saat ini menghadang langkahnya begitu keluar dari mobil.Wanita tidak tahu malu itu terus mendekat, memajukan wajahnya untuk mencium pipi kanan dan kiri Stevan. Namun, Elisa lebih dulu maju dan memaksa sang suami mundur dua langkah.“Maaf, Nona. Sepertinya Anda salah orang. Suamiku tidak mengenalmu,” ujar Elisa dengan senyum palsu yang menunjukkan ketidaksukaannya.“Suami?”Wanita itu memicing tajam, memperhatikan Elisa dari ujung kaki hingga kepala. Smock dress lengan panjang yang dipakai Elisa benar-benar menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya, berbeda dengan strapless dress setengah paha yang dipakai olehnya.“Nona, kalau kamu sedang bermimpi, sebaiknya buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

Bab 135 - Awal Stevan Jatuh Cinta

Elisa menghentikan usahanya mengambil tas dari tangan Stevan. Sekarang tatapannya tertuju pada pria yang sedari tak lepas mengamati setiap pergerakannya.“Aku hanya ingin membuatmu cemburu. Siapa sangka? It works!” ujar Stevan sambil melempar tas istrinya ke kursi belakang. Satu hal yang membuat Elisa semakin kesal.Tanpa pikir panjang, Elisa masuk ke mobil bagian belakang. Dia sama sekali tidak menyadari kapan Stevan meninggalkan posisinya dan ikut masuk melalui pintu yang satunya. Semua terjadi sekejap mata. Begitu cepat, tanpa terduga.“Kita harus bicara, Sayang.” Stevan berhasil menahan tangan Elisa, bahkan menarik tubuh wanita itu untuk membentur dadanya. Kedua tangannya serta merta mendekap Elisa erat-erat, mengabaikan dengkus napas maupun wajahnya yang tidak senang.“Kau cemburu saat aku menceritakan wanita lain, bukan? Begitu pula saat aku melihatmu dekat atau berbincang dengan seorang pria.”“Lepas! Jangan coba mengambil keuntungan dariku! Aku marah padamu, Steve!”Elisa menco
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

Bab 136 - Kebohongan Kecil

“Apa?”Elisa mengerjap dua kali, memastikan Stevan benar-benar menawarkan diri untuk menemaninya wisuda. Jelas-jelas pria itu memiliki agenda kerja yang tak sedikit.“Dibandingkan membiarkan pria liar itu menjadi pendampingmu, lebih baik aku kehilangan tender sepuluh miliarku.”“Tender sepuluh miliar?”“Itu hanya perumpamaan, Elisa.” Stevan mencubit hidung Elisa sekilas sambil tersenyum.Mulut Elisa membulat, mengucap ‘oh’ pelan.“Intinya, aku tidak mengizinkanmu dekat-dekat dengan Bastian atau siapalah itu. Jangan menyebutkan nama pria lain jika tidak benar-benar penting.”“Termasuk Sam—”“Ya. Aku pencemburu berat, Sayang.”Elisa spontan menutup mulut dengan tangan untuk menyembunyikan tawanya.“Kau boleh menertawakanku sesukamu. Saat sampai di rumah nanti, kupastikan kau akan mendapat ‘hukuman’ yang membuatmu tidak akan bisa tertawa seperti itu.”Seketika senyum di wajah Elisa tak lagi tersisa. Dia tahu betul hukuman seperti apa yang ada di pikiran Stevan. Bagaimanapun juga, mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-06
Baca selengkapnya

Bab 137 - Saling Menguatkan

Memikirkan soal bulan madu, Stevan lantas berbalik menyambar ponsel miliknya yang ada di atas nakas. Jemarinya lincah mengetuk-ngetuk layar sentuh itu, mencari nama asisten pribadinya.“Mario, periksa jadwalku. Kapan aku ada waktu untuk mengajak Elisa bulan madu?”“Uhuk!”Mario meletakkan cappucino miliknya ke atas meja dan mengambil beberapa lembar tisu untuk membersihkan wajah dan kemejanya yang terkena kopi. Belum sempat dia menyapa atasannya, tiba-tiba pria itu mengatakan rencana yang cukup mengejutkan.“Mohon maaf, bisa Anda ulangi, Tuan? Saya tidak terlalu—”“Pilihkan paket bulan madu untukku dan Elisa. Untuk tempatnya, tunggu pendapat wanita yang sekarang sedang merajuk itu. Mungkin baru nanti malam aku bisa bicara dengannya.”Mario baru saja membuka mulutnya bersiap mengiyakan tuntutan Stevan saat layar ponselnya lebih dulu menyala. Bunyi ‘tut tut tut’ menjadi penutup percakapan singkat mereka.“Astaga, jika bukan karena gajiku lima kali lipat dari asisten biasa, aku tidak akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-06
Baca selengkapnya

Bab 138 - Ingin Bermain-main Rupanya

“Selamat pagi, Nona.” Samuel menyambut kedatangan Elisa di lobi perusahaan. Tiga orang staf yang bertanggung jawab atas kerja sama Miracle x Thomas and Co. juga turut hadir di sana, menundukkan kepala saat Elisa menoleh ke arah mereka. Lima orang berbeda jabatan dan usia itu berjalan menuju lift, siap melakukan rapat terbatas. “Bagaimana perkembangannya, Sam?” Samuel menyerahkan dokumen yang sedari tadi berada dalam genggaman tangan salah satu staf. Mereka adalah orang-orang yang dulunya loyal kepada mendiang Andara. Setelah melihat pembawaan Elisa tempo hari, makin setialah mereka pada pemimpin baru Miracle Company. Elisa mulai membaca deretan huruf dan angka yang tertangkap matanya. Satu kesan baru yang membuat Samuel sedikit heran. Berbagai tanya memenuhi kepala. Sejak kapan nona kecilnya itu berubah menjadi seorang wanita karier yang tidak ingin kehilangan waktu walau hanya beberapa detik saja? Mungkinkah ini karena pengaruh Tuan Stevan? Pemikiran itu semakin diperkuat saat E
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-07
Baca selengkapnya

Bab 139 - Stevan Pergi ke Kelab Malam?

“Ini daftar yang Anda minta, Tuan.” Mario menyerahkan beberapa lembar kertas berisi data-data orang yang sudah ditemui oleh Harris. “Dan ini daftar pertemuan yang lainnya. Besok pagi dan lusa.”Stevan menggeram, menggertakkan gigi-giginya. Beberapa waktu yang lalu, dia terlalu banyak meluangkan waktu bersama Elisa dan tidak awas dengan gerak-gerik kolega bisnisnya yang menunda pertemuan.Siapa sangka, ternyata Harris menyabotase mereka dan memberikan penawaran gila-gilaan agar tidak lagi memihak pada Wijaya Group pusat.“Tuan,” panggil Mario karena atasannya sama sekali tak bersuara meski dua menit telah berlalu. Benar-benar bukan Stevan yang dikenalnya bertahun-tahun lalu, di mana dia langsung meledak-ledak dan meluluhlantakkan apa saja saat mendapati sebuah pengkhianatan.“Haruskah saya bergerak mencegah pertemuan mereka?”Stevan mengembuskan napas kasar dari mulut, menggeleng dengan wajah yang terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Satu hal yang membuat kening Mario berkerut seketi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

Bab 140 - Malam Ini, Kamu Milikku!

“Sungguh? Kamu memprovokasinya seperti itu?” tanya Clara begitu mendengar penuturan sahabatnya, Bertha. Dia wanita yang tidak sengaja bertemu dengan Elisa di depan gedung pusat wijaya Group, juga wanita yang ikut mengacau di perjamuan makan malam. Sekarang, dia sengaja mendatangi Clara di The Exotic Club demi menyampaikan berita besar tentang Elisa dan Stevan yang berselisih jalan. “Bagaimana ekspresinya? Apa dia marah?” Bertha tertawa, “Sepertinya begitu. Wajahnya terlihat sangat masam, Clara. Sangat disayangkan kamu tidak melihatnya secara langsung!” Clara tertawa, meminum wine miliknya dan memesan satu gelas lagi. “Dan kamu tahu, Honey? Ponsel Elisa sepertinya juga rusak. Aku sengaja menabraknya cukup keras. Layarnya pecah-pecah dan langsung mati saat itu juga. Pasti harus direparasi cukup lama jika ingin memperbaikinya.” Clara menyeringai, kembali meneguk minuman dengan kadar alkohol tinggi di gelasnya dalam sekali teguk. “Kamu yang terbaik, Bertha!” Clara memeluk sahabatn
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
28
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status