Beranda / CEO / Dihamili CEO Koma / Bab 411 - Bab 420

Semua Bab Dihamili CEO Koma: Bab 411 - Bab 420

455 Bab

Bab 411

Entah berapa lama kemudian, Zayden merasa kulitnya menjadi mati rasa saking dinginnya. Sesudah itu, dia baru mematikan keran air.Zayden mengambil handuk, lalu menyeka rambutnya dan berganti pakaian sebelum keluar dari kamar mandi. Ekspresinya masih terlihat datar.Zayden tidak peduli dengan permainan yang dimainkan Audrey. Dia tidak peduli jika Dash benar-benar sakit atau Audrey hanya merasa tidak rela karena dirinya akan menikahi wanita lain.Keputusan yang telah dibuat Zayden tidak akan berubah karena siapa pun, sekalipun orang itu adalah Audrey.....Emilia membawa Audrey pulang. Sesudah membawanya duduk ke sofa, Emilia pergi mengambil kotak obat. "Mungkin agak sakit," ucap Emilia yang memegang alkohol sembari membersihkan luka Audrey dengan perlahan.Begitu alkohol mengenai lukanya, Audrey merasa sangat perih. Namun, dia sama sekali tidak bereaksi, seolah-olah tidak merasakan apa pun.Kini, Audrey tidak peduli pada rasa sakit apa pun. Dia hanya ingin segera menemukan sumsum tulang
Baca selengkapnya

Bab 412

Shania tampak gembira. Dia ingin Zayden mencobanya supaya dia bisa melihat. Akan tetapi, Zayden tidak tertarik sehingga hanya membalas, "Letakkan saja di lemari."Selesai mengatakan itu, Zayden langsung menuruni tangga duluan. Shania yang ditolak pun menggigit bibirnya dengan kesal. Sejak mengusulkan pertunangan, sikap Zayden menjadi begitu dingin padanya. Dia tidak seperti calon istri Zayden, melainkan orang asing.Tidak mungkin jika mengatakan Shania tidak keberatan. Shania menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menahan perasaan enggan ini.Sudahlah, pokoknya Zayden akan segera menjadi miliknya. Kenapa kalau pria ini tidak mencintainya? Sesudah mereka memiliki anak, Zayden tidak mungkin tega mencampakkan dirinya dan anak mereka. Dengan begitu, Shania pun memiliki pijakan kuat di Keluarga Moore.Setelah memikirkan betapa indahnya masa depan, amarah Shania mereda. Dia mengangkat jas mahal itu, lalu berniat untuk menggantungkannya. Saat ini, dia mendengar nada dering yang singkat sek
Baca selengkapnya

Bab 413

Setelah ditegur Timothy, Zayden tidak berbicara lagi dan hanya menyantap makanannya. Di sisi lain, Shania sudah terbiasa dengan sikap Zayden ini. Dia tidak berniat mencari masalah, jadi hanya makan sambil mengobrol dengan Timothy.Shania tahu Zayden bersedia menikahinya bukan hanya karena pernah menyelamatkannya, tetapi juga karena dia memiliki hubungan baik dengan Timothy. Ini adalah kartu as Shania sehingga dia tidak akan mengacaukannya.Meskipun Zayden tidak berbicara selama makan malam, Shania berusaha keras untuk menghidupkan suasana sehingga makan malam ini tidak terkesan suram.Seusai makan, Zayden kembali ke kamarnya. Dia melirik ponselnya sekilas, lalu berbaring dan menutup matanya dengan kedua tangan.....Emilia memasak beberapa lauk sederhana di dapur. Setelah menyajikannya, dia melihat Audrey duduk di sofa sambil memegang ponsel dengan terbengong. "Kenapa, Audrey? Lagi pikir apa?" tanya Emilia.Audrey baru tersadar kembali dan membalas, "Aku mengirim pesan kepada Zayden de
Baca selengkapnya

Bab 414

Emilia tidak berbicara lagi. Setelah keduanya selesai makan, Audrey kembali ke kamarnya. Dia jelas-jelas sudah lelah karena perjalanan hari ini, tetapi sama sekali tidak mengantuk saat berbaring. Entah melamun berapa lama kemudian, dia baru memejamkan mata untuk tidur. Hanya saja, tidurnya kurang nyenyak.....Keesokan hari, Audrey bangun pagi-pagi sekali. Dia melihat ponselnya, lalu merenungkan sesuatu dan segera bangkit.Kemarin, Zayden menyuruhnya datang ke perusahaan. Demi menunjukkan ketulusannya, dia bertekad untuk datang lebih awal.Audrey merapikan diri, lalu membuat sarapan sederhana untuk dirinya dan Emilia. Sesudah memakan beberapa gigitan, dia langsung keluar dan naik mobil ke Grup Moore.Setibanya di sana, Audrey merasa agak gugup karena diusir kemarin. Akan tetapi, kali ini satpam tidak bereaksi apa pun dan membiarkannya masuk begitu saja.Audrey pun menghela napas lega. Dia menaiki lift ke ruang kantor Zayden yang terletak di lantai paling atas. Sambil menatap angka di l
Baca selengkapnya

Bab 415

Jika itu dulu, Shania pasti akan panik saat mendengarnya. Namun, kali ini dia hanya tersenyum dan berkata, "Audrey, kamu benar-benar naif. Kamu kira aku nggak melakukan apa-apa setelah kamu pergi bertahun-tahun?""Aku bisa berada di sisi Zayden memang awalnya karena dia salah mengenali orang. Tapi, mereka bisa menerimaku karena kehebatanku sendiri. Audrey, kalaupun kamu ingin kembali, apa Keluarga Moore bisa menerima wanita yang terus menggoda paman dan keponakannya? Apa kamu lupa saat dimarahi orang-orang sampai nggak berani keluar rumah?" lanjut Shania.Begitu membahas tentang hal ini, wajah Audrey seketika memerah. Ketika dia ingin berbicara, tatapan Shania yang suram tiba-tiba tertuju pada posisi di tangga.Saat berikutnya, Shania mendekati telinga Audrey dan mencengkeram pergelangan tangannya sambil mengancam, "Jadi, cepat pergi selagi aku belum berniat membunuhmu. Kalau nggak, mungkin anakmu akan mengalami kecelakaan seperti hari itu lagi."Tubuh Audrey pun menegang mendengarnya.
Baca selengkapnya

Bab 416

"Bukan aku! Aku nggak mendorongnya!" jelas Audrey buru-buru. Shania yang menjatuhkan dirinya sendiri.Akan tetapi, Zayden sama sekali tidak menatapnya. Tatapannya tertuju pada wanita yang tergeletak di atas genangan darah. Dia memanggil, "Shania! Shania!"Shania membuka mata sambil mengulurkan tangannya untuk meraih pakaian Zayden. Kini, tangannya berlumuran darah sehingga membuat jas Zayden kotor. Dia berkata, "Zayden, jangan salahkan Audrey. Aku sendiri yang nggak berhati-hati."Shania memaksakan diri untuk tersenyum. Namun, bekas tamparan di wajahnya seakan-akan sedang menceritakan semuanya.Audrey mengepalkan tangannya dengan erat. Dia sontak menyadari bahwa dirinya telah dijebak! Jadi, dia buru-buru menjelaskan lagi, "Aku benar-benar nggak mendorongnya!"Sayangnya, Zayden hanya meliriknya dengan dingin. Dia tidak berniat memedulikan Audrey lagi, hanya menunduk menatap Shania sambil berucap, "Bertahanlah, aku akan panggil ambulans."Zayden tidak berani menyentuh Shania karena takut
Baca selengkapnya

Bab 417

Shania sudah dibawa ke ambulans. Mobil melaju ke rumah sakit. Zayden duduk di samping sembari menatap tubuh Shania yang bersimbah darah dan bekas tamparan di wajahnya. Begitu teringat pada penjelasan Audrey barusan, tatapan Zayden seketika menjadi suram.Setibanya di rumah sakit, para staf medis segera mendorong Shania ke ruang gawat darurat. Melihat ini, Zayden hanya menunggu di luar. Sinar lampu yang dingin membuatnya terlihat makin mengerikan.Tidak lama kemudian, Felya tiba di rumah sakit dengan membawa ibu Shania. "Kenapa kalian datang?" tanya Zayden yang cukup terkejut.Felya sontak memelototi Zayden, lalu menimpali, "Ada kekacauan begitu besar di perusahaan. Shania mengalami kecelakaan, mana mungkin kami nggak datang?""Gimana kondisi Shania?" tanya Mia sembari menatap ruang gawat darurat dengan gelisah. Jelas-jelas hari pertunangan sudah dekat, tetapi putrinya malah mengalami kecelakaan seperti ini. Dia tentu panik.Sebelum Zayden sempat menjawab, pintu akhirnya dibuka. Dokter
Baca selengkapnya

Bab 418

Mia segera menggenggam tangan Shania, lalu berkata dengan emosional hingga air matanya hampir berlinang, "Shania, kamu sudah bangun? Gimana? Apa ada yang sakit?"Shania mengernyit sembari membalas, "Aku ... baik-baik saja."Felya juga buru-buru menghampiri saat melihat Shania siuman. Dia berkata, "Shania, tenang saja. Beri tahu Bibi, apa yang sebenarnya terjadi?"Shania tidak langsung menjawab, melainkan melirik Zayden sekilas. Kemudian, dia menggeleng sambil menyahut, "Bibi, nggak ada masalah. Aku nggak sengaja terjatuh, aku juga salah."Shania pun menyunggingkan senyuman getir, tetapi sontak menarik napas dalam-dalam karena tidak sengaja menarik lukanya.Hal ini membuat Mia dan Felya merasa geram. Mia berucap dengan sedih, "Shania, jangan bodoh. Kali ini dia berani mendorongmu ke tangga, berarti dia berani melakukan hal yang lebih kelewatan lagi. Aku saja nggak berani membayangkannya. Masa kamu nggak takut mati?"Zayden mengernyit mendengarnya. Ada banyak kecurigaan dalam kejadian in
Baca selengkapnya

Bab 419

Felya langsung menyuruh seseorang melaporkan kejadian ini kepada polisi. Tidak lama kemudian, polisi akhirnya tiba.Seperti biasa, polisi menanyakan beberapa hal kepada Shania, juga memeriksa luka di tubuhnya untuk mencatat kesaksian.Karena yang terluka adalah calon istri Zayden sekaligus calon Nyonya Muda Keluarga Moore, polisi pun sangat mementingkan kasus ini."Kami akan menyelidiki kasus ini secepatnya dan memberi kalian jawaban yang memuaskan," ucap si polisi.Kemudian, Zayden berniat mengikuti polisi yang hendak pergi ke Grup Moore untuk mengambil bukti, tetapi Felya malah menghentikannya. "Zayden, kamu temani Shania di sini. Waktu kamu demam, dia juga menemanimu 3 hari 3 malam. Sekarang saatnya kamu merawat dia dengan baik."Langkah kaki Zayden seketika terhenti. Felya menambahkan dengan tegas, "Aku takut kamu bertindak bodoh. Kita sudah sepakat masalah ini diserahkan kepada polisi, jadi jangan ikut campur lagi."Felya khawatir Zayden akan memikirkan cara supaya Audrey bisa ter
Baca selengkapnya

Bab 420

Audrey tidak bisa membantah mendengarnya. Dengan demikian, dia didorong masuk dengan agak kasar. Masih ada beberapa wanita di sel ini. Ketika melihat Audrey masuk, tidak ada yang peduli.Sesudah itu, Audrey mencari ranjang kosong dan duduk di atasnya. Ranjang yang dingin dan keras ini sungguh tidak nyaman saat diduduki. Namun, dia tidak sempat memedulikan hal ini lagi.Audrey pulang demi kesembuhan Dash. Dia ingin mencari sumsum tulang yang cocok untuk putranya. Dia seharusnya berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi malah dikurung di sel, bahkan tidak tahu kapan bisa bebas.Audrey merasa dirinya sungguh menyedihkan. Dia perlahan-lahan meringkukkan badannya. Air mata yang hangat tanpa sadar berlinang di wajahnya.....Di dalam bangsal, Zayden duduk di kursi untuk menemani Shania. Meskipun raganya di sini, matanya terus tertuju ke arah lain, seolah-olah pikirannya entah melayang ke mana-mana.Shania tentu tahu pria ini sedang memikirkan hal lain. Setiap kali Zayden m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4041424344
...
46
DMCA.com Protection Status