Home / CEO / Dihamili CEO Koma / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Dihamili CEO Koma: Chapter 371 - Chapter 380

455 Chapters

Bab 371

Begitu mendengar anak yang hilang adalah anak Zayden, direktur rumah sakit itu pun tidak berani menunda-nunda lagi. Dia menyuruh satpam rumah sakit untuk segera membantu mencari.Sesudah memastikan ada yang mencari, Zayden membawa Audrey ke ruang pemantauan. Begitu tiba di sana, dia menginstruksi, "Cepat keluarkan rekaman kamera pengawas dari lift ke koridor bangsalku."Mendengar perintah Zayden, tidak ada yang berani membantahnya. Di bawah tatapan dingin pria ini, seluruh staf buru-buru mengeluarkan semua rekaman kamera pengawas yang ada.Audrey menatap layar dengan teliti. Setelah waktu yang cukup lama, dia baru menemukan sosok Dash. Dia sontak menahan napas karena takut melewatkan detail sekecil apa pun.Di dalam layar, terlihat Dash yang berjalan ke kamar Zayden dengan membawa barang. Akan tetapi, di belokan tangga, tiba-tiba muncul seorang pria berjas putih yang menutup mulut Dash dan menculiknya.Pria berjas putih itu tampak sangat familier dengan lingkungan di rumah sakit. Semua
Read more

Bab 372

Audrey berlari ke arah tong sampah itu dengan sempoyongan. Terlihat sepotong pakaian dari tong sampah itu, warnanya pun sama dengan jaket yang dipakai Dash hari ini. Dengan tangan yang bergetar, Audrey membuka tong sampah itu dan melihat Dash berbaring di dalamnya."Dash?" seru Audrey sambil mengulurkan tangan untuk menyentuh tubuh putranya. Hanya saja, Dash sama sekali tidak membuka matanya.Audrey buru-buru memeriksa napas Dash. Ketika mendapati napasnya stabil, Audrey baru merasa lega. Untungnya, Dash hanya tertidur, bukan bertemu bahaya besar.Audrey mengulurkan tangan, lalu menggendong putranya dengan hati-hati. Dia hampir menangis lagi karena beban besar dalam hatinya akhirnya tersingkirkan.Zayden segera mendekat. Ketika melihat Audrey menggendong putranya dengan begitu erat, dia pun berkata, "Syukurlah."Tidak berselang lama, perasaan Audrey sudah menjadi lebih tenang. Saat ini, Zayden baru berkata lagi, "Dia tertidur lelap, seharusnya karena diberi obat. Kita suruh dokter peri
Read more

Bab 373

Audrey terus menjaga Dash, sedangkan Zayden menemaninya di samping. Hanya saja, Zayden tidak diam begitu saja, melainkan menyuruh orang menyelidiki hal ini. Mengapa pria ini tiba-tiba menculik Dash, bahkan membuatnya pingsan dan memasukkannya ke tong sampah? Semua tindakan ini benar-benar aneh.Zayden menghubungi Caleb untuk bertanya, "Gimana? Apa kalian melihat orang yang mencurigakan?""Tuan, masih belum untuk sekarang," jawab Caleb yang berada di luar sambil mengamati orang-orang yang keluar masuk rumah sakit.Karena tidak ingin membesar-besarkan masalah dan menimbulkan kecurigaan tersangka, mereka pun diam-diam mengutus orang untuk mengawasi dari mobil. Sayangnya, setelah menunggu begitu lama, tidak terlihat siapa pun yang mencurigakan."Segera kabari aku kalau ada kabar terbaru," pesan Zayden tanpa mengatakan apa pun lagi. Lagi pula, mereka tidak melihat wajah pria itu dan hanya mengetahui dia memiliki tubuh kekar.Selain itu, dilihat dari tingkah pria itu, dia pasti akan menyamar
Read more

Bab 374

Audrey memeluk putranya dengan kuat, seolah-olah menemukan kembali harta karun yang hilang. Tuhan tahu betapa khawatirnya dia selama beberapa jam ini karena Dash belum siuman. Bisa dibilang, dia baru melewati hari yang paling panjang.Sesudah memeluk Dash cukup lama, Audrey akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Dia melepaskan pelukannya, lalu menatap Dash dengan sungguh-sungguh sambil bertanya, "Dash, gimana? Mana yang sakit?"Dash juga berangsur mendapatkan kesadarannya kembali. Dia mengejapkan matanya sambil menatap Audrey yang cemas dan matanya merah. Jelas, ibunya baru selesai menangis.Dash merasa sangat sedih melihatnya. Jadi, meskipun merasa agak pusing dan mual, dia menggeleng dan menjawab, "Aku baik-baik saja, Mama."Audrey merasa lega mendengarnya. Hanya saja, air matanya tetap berlinang saat berucap, "Baguslah, bagus kalau kamu baik-baik saja. Dash, Mama sudah salah karena menyuruhmu pergi sendirian. Kamu nggak takut, 'kan?"Dash mengulurkan tangan untuk menyeka air mata A
Read more

Bab 375

Audrey jarang menolak permintaan Dash selama itu memang masuk akal. Apalagi, putranya terluka dan menatapnya dengan sorot mata menyedihkan seperti ini. Hati Audrey langsung melunak. Dia pun menyahut, "Ya, ya, Mama akan menemanimu untuk beberapa hari."Dash mengangguk, membenamkan kepalanya ke pelukan Audrey. Tangan kecilnya terus menggenggam pakaian Audrey tanpa berniat melepaskannya.Meskipun tampak tenang, harus diakui bahwa Dash cukup syok kali ini. Dia telah mempelajari banyak teknik bela diri dari pensiunan tentara khusus, bahkan mengira bisa melindungi diri sendiri saat dalam bahaya. Namun, kejadian kali ini membuatnya sadar bahwa dirinya masih terlalu lemah.Sorot mata Zayden tampak suram saat melihat keduanya berpelukan seperti ini. Jelas, kejadian kali ini sudah membuat mereka takut. Dia harus segera mencari cara untuk mengatasinya.Namun, Zayden tidak mungkin bisa menemukan petunjuk dalam waktu sesingkat ini. Setahunya, yang paling membenci Audrey tidak lain adalah anggota Ke
Read more

Bab 376

Setelah menunggu sesaat, Caleb akhirnya datang untuk mengantarkan makanan. Selain itu, dia juga menyerahkan sesuatu kepada Zayden dengan hormat. "Tuan, ini barang yang kamu minta tadi. Aku sekalian membawanya."Zayden mengangguk, lalu membawa masuk semuanya. Seketika, aroma makanan yang wangi merebak ke seluruh ruangan.Audrey menghampiri, membantu meletakkan makanan di meja. Begitu melihat, dia mendapati bahwa semua itu adalah makanan favoritnya dan Dash. Audrey termangu melihatnya. Seingatnya, dia tidak pernah memberi tahu Zayden tentang hal ini."Aku sudah mengingat semuanya saat bertemu kalian di restoran," ucap Zayden yang bisa mengetahui kebingungan Audrey. Itu sebabnya, dia langsung mengungkapkannya.Audrey menunduk menatap makanan yang masih mengepul asap panas. Bukan hanya sesuai dengan selera mereka, tetapi makanan ini juga ringan untuk pasien. Pria ini ... cukup pengertian juga.Untuk sesaat, Audrey tergerak karena perlakuan Zayden. Namun, dia buru-buru menyembunyikan raut w
Read more

Bab 377

Mendengar ini, Dash segera menarik tangannya kembali. Dia menekan tombol itu lagi dengan hati-hati untuk menyimpan bilahnya, lalu mengamatinya dengan penuh minat.Barang ini bisa digunakan untuk perlindungan diri. Kalau ada yang tiba-tiba mendekatinya lagi, dia akan langsung menusuk orang itu dengan barang ini. Dengan begitu, tidak akan ada yang berani mengincar dirinya lagi.Begitu memikirkan adegan keren itu, kekesalan dalam hati Dash langsung mereda banyak. Sementara itu, Zayden yang melihat anak ini begitu gembira pun merasa usahanya tidak sia-sia. Zadyen bertanya, "Gimana? Suka tidak?"Dash masih terus mengamati gelang itu. Sesudah mendengar pertanyaan ini, dia baru meletakkannya dengan tidak rela. Kemudian, dia mengangguk dan menjawab tanpa rasa ragu sedikit pun, "Ya, suka."Dash diam sesaat, lalu bertanya, "Tapi, apa gelang ini untukku? Atau kamu ingin membuat kesepakatan denganku?"Sebelumnya, Zayden dan Dash selalu mengutamakan keuntungan masing-masing. Itu sebabnya, Dash meng
Read more

Bab 378

Selesai mengatakan itu, Dash mengayunkan tinjunya, seolah-olah dia akan menghajar Zayden kalau pria ini berani melanggar kesepakatan mereka.Zayden sontak tergelak melihatnya. Anak ini bahkan belum mencapai pinggangnya, tetapi sudah berani mengayunkan tinju padanya. Benar-benar polos ....Namun, Zayden tidak mengungkapkan tujuannya yang sebenarnya. Kalau sampai Dash marah, rencana yang telah disiapkannya akan hancur lebur. Dia pun berucap, "Oke, janji."Dash mengangguk, jadi keduanya telah mencapai kesepakatan rahasia ini. Saat ini, Audrey yang sudah mengganti pakaian pun berjalan keluar dari kamar mandi.Dash khawatir Audrey akan bertanya tentang obrolan mereka sehingga segera memuji, "Mama, kamu cantik sekali. Warnanya cocok banget!"Suasana hati Audrey seketika menjadi baik saat mendengar pujian ini. Dia membalas, "Serius?" Setelah itu, Audrey duduk di ranjang untuk mengusap wajah putih Dash."Tentu saja," sahut Dash yang tidak pelit pujian. Sesudah mengobrol sesaat dengan Dash, Aud
Read more

Bab 379

Meskipun berpikir begitu, Audrey hanya memeluk Dash dan tidak mengamuk. Dengan wajah merah, dia hanya bisa berulang kali memaki Zayden dalam hatinya.Senyuman Zayden menjadi makin lebar saat melihat Audrey yang hanya bisa memendam amarahnya. Namun, dia tidak menggoda Audrey lagi. Kalau sampai naik pitam, Audrey pasti akan mengusirnya dari sini.Dash bersandar dengan nyaman di pelukan Audrey. Ketika mendongak dan melihat wajah ibunya yang begitu merah, dia mengulurkan tangan untuk mengelusnya sambil bertanya, "Mama, wajahmu panas sekali. Kamu demam, ya?""Uhuk, uhuk, nggak. Cuma agak panas," sahut Audrey yang mencoba untuk mengelabui putranya."Panas?" Dash pun merasakan udara di ruangan ini. Bagaimana bisa ibunya mengatakan panas?"Aku baru selesai olahraga, jadi rasanya agak panas. Jangan bahas ini lagi. Dash, sudah waktunya kamu gosok gigi dan tidur," ucap Audrey saat melihat putranya yang cerdas bersikeras untuk bertanya.Dash tidak bertanya lagi saat didesak oleh Audrey untuk tidur
Read more

Bab 380

Sambil mengatakan itu, Zayden tidak lupa untuk memberi hormat. Melihat ini, Audrey pun terbatuk tanpa memedulikannya. Kemudian, dia berkata, "Dash, ayo kita tidur.""Oke, Mama," timpal Dash yang juga sudah lelah. Dia naik ke ranjang, lalu tidur di tengah. Sementara itu, Audrey berbaring di sisi kiri putranya dan Zayden di sisi kanan. Pria ini terus menatap Audrey yang menemani Dash tidur.Ini pertama kalinya Dash tidur bersama ayah dan ibunya. Biasanya, dia hanya mendengar dari teman-temannya. Setelah merasakannya sendiri, Dash pun merasa sangat gembira.Tebersit kegembiraan di wajah Dash. Melihatnya senang, Audrey tentu merasa senang. Dia mencubit hidung Dash, lalu bertanya, "Kenapa kamu terlihat senang sekali? Kepikiran apa?""Hm ... bukan apa-apa." Dash tentu tidak akan mengungkapkan yang sebenarnya. Hanya saja, dia tidak bisa menahan diri untuk melirik Zayden sekilas.Audrey memperhatikan tindakan Dash ini sehingga wajahnya menjadi agak masam. Meskipun Audrey telah memberikan semua
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
46
DMCA.com Protection Status