Sambil mengatakan itu, Zayden tidak lupa untuk memberi hormat. Melihat ini, Audrey pun terbatuk tanpa memedulikannya. Kemudian, dia berkata, "Dash, ayo kita tidur.""Oke, Mama," timpal Dash yang juga sudah lelah. Dia naik ke ranjang, lalu tidur di tengah. Sementara itu, Audrey berbaring di sisi kiri putranya dan Zayden di sisi kanan. Pria ini terus menatap Audrey yang menemani Dash tidur.Ini pertama kalinya Dash tidur bersama ayah dan ibunya. Biasanya, dia hanya mendengar dari teman-temannya. Setelah merasakannya sendiri, Dash pun merasa sangat gembira.Tebersit kegembiraan di wajah Dash. Melihatnya senang, Audrey tentu merasa senang. Dia mencubit hidung Dash, lalu bertanya, "Kenapa kamu terlihat senang sekali? Kepikiran apa?""Hm ... bukan apa-apa." Dash tentu tidak akan mengungkapkan yang sebenarnya. Hanya saja, dia tidak bisa menahan diri untuk melirik Zayden sekilas.Audrey memperhatikan tindakan Dash ini sehingga wajahnya menjadi agak masam. Meskipun Audrey telah memberikan semua
Merasakan kehangatan tangan Zayden, hati Audrey semakin gusar. Dia berkata dengan suara rendah, "Lepaskan tanganmu!"Zayden berpura-pura tidak mendengarnya dan malah mencengkeram punggung tangan Audrey dan berkata, "Sudah capek, cepat istirahat." Begitu perkataan itu dilontarkan, Zayden pun langsung memejamkan matanya dan mengabaikan tatapan Audrey yang seakan-akan ingin membunuh orang.Dengan Dash yang berada di antara mereka, Zayden juga tentunya tidak bisa berbuat apa pun. Namun, dia masih bisa mendapat sedikit keuntungan dari Audrey. Audrey ingin menarik tangannya, tetapi Zayden mencengkeramnya dengan sangat kuat. Audrey juga takut akan membangunkan Dash jika pergerakannya terlalu besar.Audrey hanya bisa menarik napas dan berusaha menenangkan diri. Setelah itu, dia memejamkan mata dan berusaha tidur. Audrey juga merasa sangat lelah hari ini. Setelah kegusarannya berlalu, Audrey mulai merasa sangat lelah dan napasnya juga mulai menjadi tenang.Mendengar napas Audrey yang menjadi te
Mendengar nada bicara Emilia, Audrey merasakan kejanggalan. Dia langsung membuka ponsel dan mencari beritanya. Namun, begitu membuka aplikasi berita, muncul sebuah tajuk yang mengejutkan.[ Dokter dari luar negeri yang terkenal, Christian, menggunakan pasien dalam negeri sebagai bahan percobaan untuk obat yang tidak lulus uji klinis dari luar negeri. Sampai saat ini masih belum ada tanggapan dari orang yang bersangkutan. ]Audrey langsung membelalakkan matanya karena tidak tahu harus bagaimana merespons berita ini. Apakah Christian benar-benar melakukan percobaan pada pasien? Mana mungkin hal seperti ini bisa terjadi? Audrey telah mengenal Christian sangat lama, mana mungkin dia tidak tahu kepribadian Christian? Saat itu, Christian melepaskan kekayaan Keluarga Moore untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter. Mana mungkin Christian akan melakukan hal yang melanggar kode etik profesinya ini?Audrey melanjutkan membaca, di dalam berita tersebut dituliskan secara rinci bagaimana c
Kini Audrey yakin bahwa semua kejadian ini adalah sedang menargetkannya. Dash bisa tiba-tiba diculik orang dan disembunyikan di tong sampah rumah sakit. Christian difitnah menggunakan pasien sebagai uji coba obat terlarang, serta ibunya yang diancam dengan trik rendahan di luar negeri.Jelas sekali, ini bukan kejadian yang sederhana. Ada banyak sekali kejanggalan dalam semua masalah ini dan pelakunya pasti orang yang sama. Orang itu sengaja mencelakai orang-orang terdekat Audrey. Namun, apa tujuan orang itu sebenarnya?Audrey tidak bisa mengerti untuk saat ini. Namun, ini bukan saatnya memikirkan hal itu. "Mohon bantuan kalian untuk menjaga ibuku. Aku akan transfer sejumlah uang pada kalian nanti, tolong hubungi perusahaan jasa pengawal untuk melindungi keselamatan kalian. Aku akan berusaha menangani masalah ini secepatnya. Kalian juga jangan terlalu sering bepergian untuk saat ini, jaga diri kalian."Setelah menutup panggilan itu, Audrey langsung mentransfer sejumlah uang agar perawat
Melihat pesan ini, Audrey langsung waswas. Setelah memeriksa nomor telepon tersebut, ternyata ini adalah nomor asing yang tidak pernah dihubunginya sebelumnya. Apakah pelakunya tidak tahan lagi sehingga menghubungi Audrey langsung? Audrey menahan perasaannya yang gusar, lalu membalas pesan tersebut.[ Siapa kamu? Kenapa kamu mencariku? ][ Sepertinya kamu frustrasi sekali. Kalau mau tahu, kita cari tempat untuk duduk dan mengobrol saja. Tenang saja, aku nggak akan berbuat apa-apa padamu. ]Lawan bicara itu langsung membalas pesannya dengan cepat. Audrey hanya mengerutkan alisnya melihat pesan itu. Melihat orang ini ingin menemuinya semudah itu, Audrey merasa orang itu pasti telah menyusun rencana busuk. Oleh karena itu, Audrey tidak langsung membalas pesannya.[ Tentunya, kamu boleh saja nggak datang kalau nggak takut ibumu akan dapat "hadiah kecil" di luar negeri sana .... ]Melihat Audrey tidak membalasnya cukup lama, orang itu kembali mengirimkan pesan yang bernada ancaman. Audrey m
Orang di hadapannya ini, tak lain adalah Felya. Melihat kedatangan Audrey, ekspresi Felya sangat datar. Dia bahkan mengangkat cangkirnya dan menyeruput kopinya dengan elegan. Hanya saja, semua keanggunannya ini terlihat sangat munafik bagi Audrey."Ternyata semua ini ulahmu?" kata Audrey sambil berjalan mendekat. Saking marahnya, suara Audrey bergetar hebat."Nona Audrey, apa aku masih harus mengingatkanmu soal etika?" Felya meletakkan cangkirnya, lalu tersenyum tipis sambil berdiri. Dia menatap Audrey dari atas ke bawah dan berkata, "Bukankah sudah kuperingatkan untuk menjauhi Zayden sebelumnya dan jangan menyimpan niat apa pun pada anakku? Karena kamu nggak mau dengar, tentu saja aku harus memberimu sedikit pelajaran."Perkataan Felya terdengar seakan-akan semua ini memang kesalahan Aurey. Sikapnya ini membuat Audrey yang tadinya sudah cukup emosi, kini menjadi murka. "Kamu nggak takut kena karma ya berbuat hal seperti ini? Memangnya kamu nggak punya keluarga? Bagaimana perasaanmu ka
Audrey akhirnya mengalah. "Jadi, kamu ingin aku bagaimana baru kamu berhenti?"Melihat Audrey akhirnya menurunkan harga dirinya, Felya tersenyum bangga. "Mudah saja. Asalkan kamu ikut petunjukku membuat Zayden menyerah sepenuhnya dan pergi dari sini, aku juga tentu saja nggak akan mempersulit kalian lagi."Felya memberitahukan semua rencananya dan Audrey mendengar dengan tanpa ekspresi. Masalahnya sudah seperti ini, Audrey sudah tidak bisa menolak lagi. Meskipun tidak rela, dia juga hanya bisa melakukan apa yang dikatakan Felya untuk melindungi orang-orang terdekatnya.Hanya saja, meskipun Audrey sudah mempersiapkan dirinya, dia juga diam-diam mengepalkan tangannya dengan erat di bawah meja saat mendengarkan semua rencana Felya. Bisa dibilang, rencana Felya memang kejam, Zayden pasti akan sangat membenci Audrey jika dia melakukannya. Jika hal ini terjadi sebelumnya, Audrey mungkin akan merasa lebih baik melakukan itu agar tidak ada hubungan apa pun lagi di antara merek. Namun entah men
"Christian, jangan khawatir, pasti ada cara untuk menyelesaikan masalah ini. Aku nggak akan membiarkanmu dalam masalah."Suara Audrey sangat lembut sehingga membuat Zayden tercengang sejenak. Dia tidak pernah mendengar nada bicara Audrey yang seperti ini. Setelah ragu sejenak, dia berdiri di samping Audrey dan diam."Jangan khawatir. Aku belakangan ini lebih baik padanya karena ... aku ingin membantumu. Aku pasti akan membantumu mengambil kembali apa yang dia rebut darimu."Saat Audrey masih melanjutkan pembicaraannya, tangan Zayden bergetar sejenak, seolah-olah dia tidak berani memercayai apa yang telah dia dengar. Beberapa hari ini, sikap Audrey kepadanya menjadi lebih lembut. Zayden mengira bahwa mungkin Audrey sudah mengerti isi hatinya saat melihat tindakannya belakangan ini. Tak disangka, semuanya malah seperti ini. Zayden berdiri bengong di tempatnya, jelas tidak bisa mencerna apa yang sudah didengarnya."Aku nggak punya perasaan apa pun pada Zayden. Saat melihatnya, aku hanya a