Melihat Zayden, dokter menundukkan kepalanya dengan malu. "Maaf, Tuan Zayden. Nona Audrey sudah ...."Begitu mendengar perkataan dokter, Zayden tertegun. Dia mendengar semua kata-katanya dengan sangat jelas, tetapi tidak berniat untuk meresponsnya. Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba meraung dan meraih kerah baju dokter. "Ini bukan dia, tidak mungkin ini adalah dia. Dia tidak akan mati!"Melihat mata Zayden yang memerah, dokter menjelaskan dengan ekspresi sedih, "Tuan Zayden, tolong tenang. Kami juga tidak ingin situasinya menjadi seperti ini, tapi kami sudah berusaha keras."Sendi tangan Zayden berderak karena meraih kerah baju dokter terlalu kuat. Melihat kejadian itu, dokter buru-buru menyuruh orang menarik Zayden karena takut Zayden akan kehilangan kendali. Namun, orang-orang itu belum sempat menyentuhnya, Zayden sudah mendorong semua orang.Zayden berjalan ke samping ranjang itu dengan terhuyung-huyung dan kedua tangannya yang bergetar membuka kain putih itu. Dia bahkan mencoba
Read more