"Argh ...." Penyihir Hitam seketika termangu. Dia membelalakkan mata sambil menatap belati yang menikam dadanya. Kemudian, dia beralih menatap Yadira yang menyunggingkan senyuman.Wajah Penyihir Hitam yang pucat pasi tampak terkejut, kebingungan, dan ketakutan. Semua ini terjadi terlalu mendadak. Bahkan, dia tidak sempat bereaksi setelah belati ini menembus dadanya."Ke ... kenapa?" tanya Penyihir Hitam dengan ekspresi tidak percaya. Dia tidak menduga bahwa murid kesayangannya akan tiba-tiba menyerangnya seperti ini."Kamu terluka parah sehingga kemampuanmu menurun drastis. Selagi kamu kurang berwaspada, aku pun memanfaatkan kesempatan emas ini untuk membunuhmu," jelas Yadira.Kemudian, Yadira tersenyum sambil meneruskan, "Omong-omong, aku sudah melumuri Racun Uzur di belati itu. Jadi, kamu nggak ada bedanya dengan sapi yang menunggu untuk disembelih.""Aku jelas-jelas memperlakukanmu dengan begitu baik, kenapa kamu malah mengkhianatiku begini? Kesalahan apa yang telah kuperbuat?" tany
Baca selengkapnya