Salju turun makin lebat, malam juga makin larut. Saat ini, di ruang konferensi Keluarga Caonata.Kevin dan lainnya berdiri di depan pintu sembari menunggu dengan tenang. Akan tetapi, mereka terus melirik ke dalam.Di dalam sana, Harsa dan Luther sedang sibuk membahas sesuatu. Setengah jam lalu, Harsa menyuruh semua orang keluar dan hanya menyisakan Luther seorang. Sampai sekarang, keduanya masih belum selesai mengobrol."Tuan Luther, kejadiannya kira-kira seperti itu. Aku menyembunyikan identitas untuk menghindar dari para musuh. Aku nggak ingin Charlotte terluka," ucap Harsa yang seperti tengah mencurahkan seluruh isi hatinya."Aku nggak nyangka, ternyata ibu Charlotte adalah wanita suci Sekte Sihir." Luther memang dikejutkan dengan informasi ini.Sekte Sihir dikenal sebagai sekte paling jahat di dunia dengan banyak ahli bela diri di dalamnya. Selain itu, wanita suci adalah eksistensi yang sangat tinggi di Sekte Sihir.Sebelum ini, Luther sangat penasaran, mengapa tubuh Charlotte terd
Keduanya mengobrol begitu lama sehingga mereka tentu merasa penasaran. Luther pun menjawab, "Bukan apa-apa, Paman Harsa hanya menyuruhku untuk menjaga Charlotte.""Nggak mungkin, masa hanya itu?" tanya Juno yang merasa agak ragu."Memangnya bisa apa lagi?" Luther mengedikkan bahu. Dia tentu tidak boleh membocorkan identitas Charlotte kepada sembarang orang."Sudahlah, jangan bahas masalah lain dulu. Yang paling penting sekarang adalah menangkap Penyihir Hitam. Dengan begini, Keluarga Caonata baru bisa aman," ujar Kevin yang mengalihkan topik."Billy sudah membawa orang-orang mengejar, entah bagaimana hasilnya sekarang," tambah Juno yang merasa agak khawatir. Jelas, tidak mudah untuk menangkap Penyihir Hitam. Meskipun terluka parah, dia tetap seorang master."Tuan Kevin ...." Saat ini, Iyan tiba-tiba berlari masuk ke ruang konferensi. Dia memegang sebuah kotak sambil menghampiri."Kenapa?" tanya Kevin sambil menoleh."Ketua, ada orang yang mengantar hadiah kemari tadi. Dia bilang hadiah
Di ruang kantor presdir Grup Warsono, Ariana berdiri di depan jendela besar sembari memandang pemandangan salju di luar. Tatapannya tampak agak sedih.Hari sudah malam, tetapi Ariana masih sendirian di tempat ini. Kemarin, ibunya sudah pulang dengan membawa abu adiknya. Sementara itu, Ariana memberi alasan sibuk bekerja supaya tidak perlu pergi.Di satu sisi, masih ada urusan yang harus ditangani Ariana. Di sisi lain, dia hanya ingin menghindar. Dia tidak tahu cara menjelaskan kematian Keenan kepada keluarganya. Sebelum kebenaran benar-benar terbukti, Luther hanya tersangka dalam kasus ini.Kring kring kring .... Ketika Ariana melamun, ponselnya tiba-tiba berdering. Ariana pun mengeluarkan ponselnya, lalu mendapati bahwa orang yang menelepon adalah Steward. Dia segera menyapa, "Halo, Kakek, apa ada masalah?""Ariana, kakekmu bilang kamu nggak akan pulang tahun ini. Apa kamu akan terus bekerja lembur di perusahaan?" tanya Steward dengan penuh perhatian."Ada pekerjaan mendesak di perusa
"Hahaha, tentu saja!" Steward tak kuasa tergelak, lalu meneruskan, "Aku akan mengadakan rapat keluarga besok pagi dan mengumumkan kamu adalah pemimpin Keluarga Warsono yang baru."Selesai berbicara, Steward mengakhiri panggilannya. Ariana pun belum tersadar dari keterkejutannya. Hal ini terjadi terlalu mendadak. Dia jelas tidak melakukan apa pun, tetapi tiba-tiba menjadi pemimpin Keluarga Warsono. Statusnya sontak meningkat pesat. Sungguh di luar nalar!Ariana tahu dirinya memang memiliki bakat dan kemampuan. Namun, dia tidak memiliki kepercayaan diri jika tiba-tiba harus menjabat sebagai pemimpin keluarga. Hanya saja, ini akan menjadi peluangnya untuk maju. Dia tentu tidak boleh melewatkan peluang seperti ini. Bagaimanapun, dia harus mencoba.....Keesokan paginya, salju sudah berhenti turun. Tahun baru akhirnya tiba. Begitu Luther kembali ke Faksi Draco, dia langsung melihat Ronald yang menyambutnya dengan gembira. "Tuan! Ada kabar gembira!""Kabar apa? Istrimu melahirkan?" tanya Lut
Di sebuah ruang privat, Herbert sedang menjamu seorang pria botak berkacamata dengan ramah. Di sampingnya, terlihat pula beberapa wanita cantik yang bertingkah genit."Terima kasih sudah datang kemari. Ini hadiah kecil untukmu, silakan diterima," ucap Herbert sembari mengeluarkan selembar cek dan meletakkannya di atas meja, lalu mendorongnya ke depan.Pria berkacamata yang bernama Jarry itu hanya melirik sekilas dan tidak memedulikannya. Kemudian, dia bersulang dengan wanita cantik di sampingnya."Astaga, aku memang pelupa. Aku lupa memberimu hadiah pertemuan," ujar Herbert yang mengerti maksud Jarry. Dia pun mengambil kotak hadiah di samping, lalu menyerahkannya dengan dua tangan.Begitu dibuka, terlihat sebuah patung banteng emas yang beratnya beberapa kilogram. Harga patung seperti ini setidaknya mencapai miliaran."Hahaha. Pak Herbert, kamu terlalu sungkan. Hubungan kita sangat dekat, nggak perlu memberikan hadiah semahal ini kepadaku," ucap Jarry sambil tersenyum lebar saat meliha
"Dasar berengsek! Sepertinya kamu nggak akan mengaku sebelum diberi pelajaran!" Ronald benar-benar murka sekarang. Begitu dia maju, Luther tiba-tiba menghentikan dengan bertanya, "Maksudmu, masalah ini berkaitan dengan Keluarga Warsono?""Kenapa? Kamu sudah takut?" Herbert terkekeh-kekeh dan berucap, "Bagus kalau kamu takut. Kalau menyinggungku, kamu sama saja dengan menyinggung Keluarga Warsono. Jadi, cepat keluar sekarang juga!""Aku akan memberimu kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Kemudian, serahkan dirimu kepada polisi. Dengan begini, aku akan mengampuni nyawamu," ujar Luther dengan ekspresi dingin."Omong kosong!" Herbert memelotot sambil memaki, "Jangan kira aku takut karena kamu Ketua Faksi Draco. Di mata Keluarga Warsono, faksi seperti ini nggak ada apa-apanya. Mereka bisa membinasakan kalian kapan saja!""Sepertinya, kamu nggak akan mengatakan apa pun sebelum diberi pelajaran. Ronald, cepat potong satu tangannya," perintah Luther yang malas bertele-tele."Baik!" Ronald se
"Benar-benar bising," ujar Luther dengan dingin. Dia yang menendang Jarry sampai terpental jauh. Tindakan Luther ini pun terlihat sangat gesit.Ronald dan lainnya sungguh tercengang dengan kejadian ini. Herbert sampai lupa dengan rasa sakit di tangannya dan memperlihatkan ekspresi tidak percaya. Tidak ada yang menyangka bahwa Luther akan sekejam ini.Begitu murka, pria ini langsung melancarkan serangan, padahal lawannya adalah kepala pelayan dari Keluarga Japardy. Jarry adalah tokoh penting dari Translandia! Mudah saja baginya untuk membunuh siapa pun! Apalagi, Jarry mewakili martabat Keluarga Japardy!Memukul anggota Keluarga Japardy sama dengan menginjak-injak martabat Keluarga Japardy! Lantas, bagaimana Luther berani melakukannya? Apa dia sudah bosan hidup?"Ka ... kamu ... beraninya kamu melukai kepala pelayan Keluarga Japardy! Kamu dalam masalah besar!" teriak Herbert dengan terkejut sekaligus ketakutan."Dia hanya kaki tangan Keluarga Japardy, untuk apa seheboh ini?" Luther menga
Ariana sedang menikmati segelas kopi sambil meninjau dokumen. Tiba-tiba, pintu kantornya terbuka. Helen dan Roselyn masuk dengan tergesa-gesa, wajah mereka penuh dengan kegembiraan."Ibu, bukannya Ibu sudah kembali ke Jiloam? Kenapa cepat sekali datangnya?" Ariana agak heran."Ariana! Katakan dengan jujur, apa kamu sudah dipilih sebagai Kepala Keluarga Warsono?!" tanaya Helen segera."Bagaimana kamu tahu?" Ariana terkejut sejenak."Hahaha ... ternyata benar!" Helen tersenyum lebar dan sangat bersemangat, "Kemarin kakekmu memberitahuku bahwa kamu akan menjadi Kepala Keluarga Warsono. Awalnya aku tidak begitu percaya, tapi tak kusangka kamu begitu berprestasi. Ini sungguh luar biasa!""Kak Ariana! Selamat atas kenaikan statusmu! Mulai sekarang, kamu adalah pemimpin di keluarga kaya!" ujar Roselyn. Dulu, dia merasa cemburu terhadap Ariana. Sekarang, dia hanya bisa bersikap sopan dan menyanjung Ariana. Keluarga Warsono di Jiberia adalah keluarga kaya selama ratusan tahun. Mereka adalah kel
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put