Luther menundukkan kepalanya dan bersujud 3 kali. Deska dan Paviliun Lingga telah dihancurkan. Kini, hanya tersisa Yusuf, Bahran, dan lainnya. Begitu orang-orang ini terbunuh, dendam ibunya akan sepenuhnya terbalaskan."Ibu, aku benar-benar merindukanmu," gumam Luther sambil menatap patung batu di depan.Seingat Luther, Walter jarang pulang karena sibuk mengurus urusan pemerintahan. Jadi, Emily yang membesarkannya sendirian.Luther sering membangkang saat masih kecil. Dia selalu merasa didikan ibunya terlalu ketat, sampai-sampai dia selalu dipukul kalau nakal.Setelah dewasa sekarang, Luther baru memahami jerih payah ibunya. Sebagai Pangeran Atlandia, Luther selalu dilayani dan menjadi pusat perhatian. Tanpa ajaran ketat, dia mungkin akan tumbuh menjadi pria yang hanya tahu menghamburkan uang.Luther bisa memiliki pencapaian seperti ini tentu berkat ibunya. Baik itu ilmu bela diri, ilmu militer, ilmu medis, ataupun ilmu sihir, semua tidak luput dari ajaran ibunya. Emily yang memberinya
Baca selengkapnya