Tanpa berbicara, Luther langsung naik ke lantai atas dan duduk di hadapan Preston sambil menyilangkan kakinya. Sikapnya yang lancang ini sontak membuat Preston gusar."Hei! Siapa kamu? Siapa yang menyuruhmu duduk di sana?" tanya Preston sambil membelalakkan matanya."Kamu Preston?" tanya Luther balik sambil menuangkan anggur dengan santai."Lancang sekali! Beraninya kamu bersikap kurang ajar seperti ini! Kamu sudah bosan hidup, ya?" Sebelum Preston berbicara, teman-temannya itu sudah berteriak dengan kesal.Mereka adalah anak pejabat. Tidak ada yang berani mengusik mereka selama ini. Siapa pun yang berani bersikap lancang sama saja dengan mencari mati."Aku tanya, kamu Preston bukan?" Luther mengulang pertanyaannya setelah menyesap anggurnya."Berengsek ...." Teman-teman Preston hendak mengamuk, tetapi Preston mengangkat tangan untuk menghentikan.Preston terkekeh-kekeh dingin dan bertanya, "Bocah, kamu tahu dengan siapa kamu berbicara? Beraninya kamu bersikap nggak sopan seperti ini.
Bam! Dalam sekejap, meja kaca hancur dan kepala Preston ditekan kuat-kuat oleh Luther. Darah mengalir. Preston berteriak ketakutan.Semua orang terkejut dengan perubahan situasi yang mendadak ini. Untuk seketika, tidak ada yang bisa bereaksi.Situasi macam apa ini? Pria ini berani menyerang Preston? Apa dia sudah bosan hidup? Harus tahu bahwa Preston adalah anak orang kaya. Keluarga Kosasih punya kekuasaan besar. Siapa pun yang berani macam-macam hanya akan hancur."Biar kutanya sekali lagi, di mana Karin?" tanya Luther sambil menekan kepala Preston dengan kuat. Sekujur tubuhnya memancarkan niat membunuh.Wajah Preston tertancap pecahan kaca. Dia merintih kesakitan, lalu memaki, "Berengsek! Berani sekali kamu melukaiku! Kamu tahu aku siapa? Kamu tahu siapa orang tuaku?""Dasar bajingan! Kuperingatkan kamu untuk segera melepaskan tanganmu atau aku akan membinasakan seluruh keluargamu!" pekik Preston dengan geram."Membinasakan keluargaku?" Luther mendengus, lalu melayangkan tamparan kua
"Berisik!" Luther lagi-lagi melayangkan tamparan, membuat teman Preston itu langsung terpental beberapa meter dan menabrak dinding dengan kuat. Saat berikutnya, pria itu tidak bereaksi, entah masih hidup atau sudah mati ....Kini, mereka semua sudah tahu betapa hebatnya Luther. Pria sejati pintar menilai situasi. Lantaran tidak bisa menang, mereka terpaksa menahan diri untuk sementara waktu. Beberapa teman Preston yang pintar pun segera mengeluarkan ponsel untuk meminta bala bantuan. Begitu bala bantuan tiba, Luther pasti akan mati."Keparat! Beraninya kamu mematahkan tanganku! Mampuslah kamu! Seluruh keluargamu bakal mati!" pekik Preston dengan wajah memberengut."Bukan cuma tanganmu, aku juga akan mematahkan kakimu!" Tanpa ragu sedikit pun, Luther sontak mengangkat kakinya dan menginjak lutut Preston dengan kuat.Krek! Lagi-lagi terdengar suara tulang yang nyaring. Lutut Preston diinjak hingga tulangnya menjadi berlawanan dengan posisi yang seharusnya."Argh!" Preston berteriak seper
"Baldy! Tolong aku!" Preston segera berteriak saat melihat bala bantuannya telah tiba.Begitu melihat dengan saksama, Baldy pun terkesiap. Dia bertanya, "Tuan Preston, kenapa kamu terluka sampai seperti ini?""Semua gara-gara bocah ini!" Preston menunjuk Luther, lalu menyahut dengan ekspresi dipenuhi kebencian, "Dia telah mematahkan tangan dan kakiku! Apa pun yang terjadi hari ini, kamu harus membantuku membalas dendam!""Tenang saja, Tuan. Siapa pun yang berani melukaimu nggak akan bisa lolos dari pintu ini," ujar Baldy dengan ekspresi serius."Berengsek! Bala bantuan Keluarga Kosasih sudah datang! Jangan harap kamu bisa lolos hari ini! Tentunya, kalau kamu nggak ingin mati, aku bisa memberimu kesempatan. Kamu cukup berlutut dan memohon ampun kepadaku." Preston menyunggingkan senyuman jahat.Detik ketika Luther menyerang Preston, pria ini sudah ditakdirkan untuk mati. Namun, sebelum membunuhnya, Preston ingin mempermalukannya habis-habisan untuk melampiaskan amarahnya."Di mana orang
"Ternyata kamu bisa teknik pengendalian benda. Siapa sebenarnya kamu?" kata Baldy sambil mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat waspada. Teknik pengendalian benda adalah salah satu dari delapan teknik rahasia, sangat langka, dan bukan teknik yang bisa dipelajari oleh ahli bela diri biasa. Yang paling pentingnya lagi, orang yang menguasai teknik pengendalian benda hanya mampu mengendalikan satu atau dua senjata saja. Namun, Luther mampu mengendalikan puluhan benda sekaligus, sungguh luar biasa. Kelihatan jelas, lawannya ini tidak sederhana.Luther berkata dengan tenang, "Kamu nggak layak mengetahui namaku. Sebagai mantan perwira Pasukan Naga Hitam, kamu malah menjadi pembantu pelaku kejahatan. Kamu sungguh mempermalukan Pasukan Naga Hitam!""Tutup mulutmu! Kamu pikir kamu ini siapa sampai berani memerintahku? Meskipun kamu menguasai teknik pengendalian benda, apa yang bisa kamu lakukan? Ada banyak ahli luar biasa yang sudah mati di tanganku, hari ini kamu juga akan. Matilah!" kata
Di markas Aliansi Hero di sisi utara kota. Sebenarnya, Aliansi Hero ini adalah sebuah aliansi yang dibentuk oleh sekelompok pemuda kaya di Atlandia. Jika ada beberapa kepentingan bersama ataupun ada yang berada dalam masalah, mereka biasanya akan saling membantu untuk menyelesaikannya. Pengaruh aliansi ini cukup besar, sehingga jarang ada yang berani menyinggung mereka. Mereka benar-benar sangat berpengaruh dalam lingkaran sosial mereka.Saat ini, sekelompok pemuda kaya sedang merangkul pasangan mereka masing-masing sambil minum alkohol dan berpesta di aula pertemuan Aliansi Hero. Di setiap meja mereka juga sudah diletakkan bubuk putih yang tidak jelas.Saat mencapai puncak kesenangan, orang-orang itu membungkuk dan mengisap bubuk putih di meja dengan kuat. Dalam sekejap, tubuh mereka bergetar, pupil mata melebar, ekspresi mabuk, dan tersenyum dengan bodoh. Setelah itu, mereka seolah-olah memasuki dunia ilusi dan tidak tersadar dalam waktu cukup lama. Ruangan itu dipenuhi dengan sekelo
Tangan serta kaki patah dan wajahnya penuh dengan serpihan kaca hingga darah terus mengalir, Preston terlihat sangat menyedihkan."Tuan Fauzi, ceritanya sangat panjang. Cepat tangkap anak ini!" teriak Preston."Bajingan, lepaskan Tuan Preston. Kalau nggak, aku akan menembakmu!" kata Fauzi dengan ganas."Di mana Karin?" kata Luther dengan dingin dan tanpa ekspresi."Siapa itu Karin? Aku belum pernah mendengar nama ini. Aku perintahkan kamu untuk segera lepaskan Tuan Preston atau aku akan menembakmu sampai mati!" kata Fauzi sambil menekan senapannya dan memasukkan peluru."Tuan Fauzi, kekuatan senjata ini terlalu besar. Hati-hati, jangan sampai melukaiku," kata Preston yang ketakutan. Sialan. Itu adalah senapan gentel yang juga dikenal sebagai penghancur segalanya. Satu tembakkan saja bisa mengeluarkan ratusan butir peluru baja, daya hancurnya kuat, dan jangkauan serangannya cukup luas. Jarak antara dia dan Luther begitu dekat, kemungkinan besar dia akan terluka jika Fauzi menembak Luthe
Saat ini, Luther seolah-olah manusia abadi yang tak terkalahkan. Tidak peduli bagaimana para pemuda kaya itu menembak ataupun menyerang, mereka sama sekali tidak bisa melukai Luther. Kedua belah pihak seolah-olah berasal dari dunia yang berbeda dan dipisahkan oleh jurang yang besar."Apa?" Melihat lantai yang dipenuhi peluru dan Luther yang sama sekali tak terluka, semua pemuda kaya itu ketakutan. Mereka berdiri bengong di tempat sambil memegang senjata mereka dan ekspresi terlihat terkejut. Mereka tidak pernah membayangkan akan ada adegan seperti ini. Dengan kekuatan tembakan mereka, bahkan gajah pun akan mati. Mengapa Luther tidak terluka sedikit pun?"Apa ... yang terjadi? Lapisan cahaya itu apa?""Astaga! Bahkan peluru pun nggak bisa melukainya. Siapa sebenarnya orang ini?"Para pemuda kaya itu mulai panik, terkejut, dan ketakutan. Beberapa dari mereka ketakutan hingga seluruh tubuh bergetar dan senjatanya jatuh ke lantai. Mereka sudah pernah melihat banyak ahli bela diri. Beberapa