"Berisik!" Luther lagi-lagi melayangkan tamparan, membuat teman Preston itu langsung terpental beberapa meter dan menabrak dinding dengan kuat. Saat berikutnya, pria itu tidak bereaksi, entah masih hidup atau sudah mati ....Kini, mereka semua sudah tahu betapa hebatnya Luther. Pria sejati pintar menilai situasi. Lantaran tidak bisa menang, mereka terpaksa menahan diri untuk sementara waktu. Beberapa teman Preston yang pintar pun segera mengeluarkan ponsel untuk meminta bala bantuan. Begitu bala bantuan tiba, Luther pasti akan mati."Keparat! Beraninya kamu mematahkan tanganku! Mampuslah kamu! Seluruh keluargamu bakal mati!" pekik Preston dengan wajah memberengut."Bukan cuma tanganmu, aku juga akan mematahkan kakimu!" Tanpa ragu sedikit pun, Luther sontak mengangkat kakinya dan menginjak lutut Preston dengan kuat.Krek! Lagi-lagi terdengar suara tulang yang nyaring. Lutut Preston diinjak hingga tulangnya menjadi berlawanan dengan posisi yang seharusnya."Argh!" Preston berteriak seper
"Baldy! Tolong aku!" Preston segera berteriak saat melihat bala bantuannya telah tiba.Begitu melihat dengan saksama, Baldy pun terkesiap. Dia bertanya, "Tuan Preston, kenapa kamu terluka sampai seperti ini?""Semua gara-gara bocah ini!" Preston menunjuk Luther, lalu menyahut dengan ekspresi dipenuhi kebencian, "Dia telah mematahkan tangan dan kakiku! Apa pun yang terjadi hari ini, kamu harus membantuku membalas dendam!""Tenang saja, Tuan. Siapa pun yang berani melukaimu nggak akan bisa lolos dari pintu ini," ujar Baldy dengan ekspresi serius."Berengsek! Bala bantuan Keluarga Kosasih sudah datang! Jangan harap kamu bisa lolos hari ini! Tentunya, kalau kamu nggak ingin mati, aku bisa memberimu kesempatan. Kamu cukup berlutut dan memohon ampun kepadaku." Preston menyunggingkan senyuman jahat.Detik ketika Luther menyerang Preston, pria ini sudah ditakdirkan untuk mati. Namun, sebelum membunuhnya, Preston ingin mempermalukannya habis-habisan untuk melampiaskan amarahnya."Di mana orang
"Ternyata kamu bisa teknik pengendalian benda. Siapa sebenarnya kamu?" kata Baldy sambil mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat waspada. Teknik pengendalian benda adalah salah satu dari delapan teknik rahasia, sangat langka, dan bukan teknik yang bisa dipelajari oleh ahli bela diri biasa. Yang paling pentingnya lagi, orang yang menguasai teknik pengendalian benda hanya mampu mengendalikan satu atau dua senjata saja. Namun, Luther mampu mengendalikan puluhan benda sekaligus, sungguh luar biasa. Kelihatan jelas, lawannya ini tidak sederhana.Luther berkata dengan tenang, "Kamu nggak layak mengetahui namaku. Sebagai mantan perwira Pasukan Naga Hitam, kamu malah menjadi pembantu pelaku kejahatan. Kamu sungguh mempermalukan Pasukan Naga Hitam!""Tutup mulutmu! Kamu pikir kamu ini siapa sampai berani memerintahku? Meskipun kamu menguasai teknik pengendalian benda, apa yang bisa kamu lakukan? Ada banyak ahli luar biasa yang sudah mati di tanganku, hari ini kamu juga akan. Matilah!" kata
Di markas Aliansi Hero di sisi utara kota. Sebenarnya, Aliansi Hero ini adalah sebuah aliansi yang dibentuk oleh sekelompok pemuda kaya di Atlandia. Jika ada beberapa kepentingan bersama ataupun ada yang berada dalam masalah, mereka biasanya akan saling membantu untuk menyelesaikannya. Pengaruh aliansi ini cukup besar, sehingga jarang ada yang berani menyinggung mereka. Mereka benar-benar sangat berpengaruh dalam lingkaran sosial mereka.Saat ini, sekelompok pemuda kaya sedang merangkul pasangan mereka masing-masing sambil minum alkohol dan berpesta di aula pertemuan Aliansi Hero. Di setiap meja mereka juga sudah diletakkan bubuk putih yang tidak jelas.Saat mencapai puncak kesenangan, orang-orang itu membungkuk dan mengisap bubuk putih di meja dengan kuat. Dalam sekejap, tubuh mereka bergetar, pupil mata melebar, ekspresi mabuk, dan tersenyum dengan bodoh. Setelah itu, mereka seolah-olah memasuki dunia ilusi dan tidak tersadar dalam waktu cukup lama. Ruangan itu dipenuhi dengan sekelo
Tangan serta kaki patah dan wajahnya penuh dengan serpihan kaca hingga darah terus mengalir, Preston terlihat sangat menyedihkan."Tuan Fauzi, ceritanya sangat panjang. Cepat tangkap anak ini!" teriak Preston."Bajingan, lepaskan Tuan Preston. Kalau nggak, aku akan menembakmu!" kata Fauzi dengan ganas."Di mana Karin?" kata Luther dengan dingin dan tanpa ekspresi."Siapa itu Karin? Aku belum pernah mendengar nama ini. Aku perintahkan kamu untuk segera lepaskan Tuan Preston atau aku akan menembakmu sampai mati!" kata Fauzi sambil menekan senapannya dan memasukkan peluru."Tuan Fauzi, kekuatan senjata ini terlalu besar. Hati-hati, jangan sampai melukaiku," kata Preston yang ketakutan. Sialan. Itu adalah senapan gentel yang juga dikenal sebagai penghancur segalanya. Satu tembakkan saja bisa mengeluarkan ratusan butir peluru baja, daya hancurnya kuat, dan jangkauan serangannya cukup luas. Jarak antara dia dan Luther begitu dekat, kemungkinan besar dia akan terluka jika Fauzi menembak Luthe
Saat ini, Luther seolah-olah manusia abadi yang tak terkalahkan. Tidak peduli bagaimana para pemuda kaya itu menembak ataupun menyerang, mereka sama sekali tidak bisa melukai Luther. Kedua belah pihak seolah-olah berasal dari dunia yang berbeda dan dipisahkan oleh jurang yang besar."Apa?" Melihat lantai yang dipenuhi peluru dan Luther yang sama sekali tak terluka, semua pemuda kaya itu ketakutan. Mereka berdiri bengong di tempat sambil memegang senjata mereka dan ekspresi terlihat terkejut. Mereka tidak pernah membayangkan akan ada adegan seperti ini. Dengan kekuatan tembakan mereka, bahkan gajah pun akan mati. Mengapa Luther tidak terluka sedikit pun?"Apa ... yang terjadi? Lapisan cahaya itu apa?""Astaga! Bahkan peluru pun nggak bisa melukainya. Siapa sebenarnya orang ini?"Para pemuda kaya itu mulai panik, terkejut, dan ketakutan. Beberapa dari mereka ketakutan hingga seluruh tubuh bergetar dan senjatanya jatuh ke lantai. Mereka sudah pernah melihat banyak ahli bela diri. Beberapa
Setelah memasuki ruang bawah tanah, ekspresi Luther langsung menjadi dingin. Di dalam ruang bawah tanah itu, terdapat puluhan kandang besi yang berisi satu atau dua gadis muda yang telanjang dan ekspresinya ketakutan di setiap kandang itu. Sebagian besar gadis itu tubuhnya penuh dengan luka, jelas sudah mengalami berbagai penyiksaan hingga terlihat sangat menyedihkan. Di antara mereka, ada dua mayat yang sudah meringkuk dengan kaku di dalam kandang itu. Mayat itu bahkan sudah mulai membusuk dan digigit beberapa tikus karena tidak ada yang mengurusnya.Melihat pemandangan itu, Luther merasa amarahnya langsung memenuhi dadanya."Orang-orang ini ... kamu yang menangkapnya?" tanya Luther yang tiba-tiba menoleh dan menatap Preston dengan marah.Preston terkejut, lalu terus melambaikan tangannya dan berkata, "Bukan ... nggak ada hubungannya denganku. Para gadis ini adalah budak yang ditangkap Fauzi. Dia punya kebiasaan khusus, selalu suka menyiksa gadis-gadis muda. Hampir setiap bulannya, di
Saat Luther keluar dari ruang bawah tanah dengan amarah yang meluap, para pemuda kaya di aula pertemuan semuanya sudah tergeletak di lantai dan menjerit kesakitan. Hanya tersisa Misandari yang berdiri di pintu dengan tenang."Orang-orang ini benar-benar nggak tahu diri. Tadi mereka masih mencoba diam-diam menyerangku, jadi aku memberi mereka sedikit pelajaran," jelas Misandari."Pelajaranmu terlalu ringan." Saat mengamati sekeliling, Luther melihat hanya salah satu kaki dari para pemuda kaya itu yang patah. Dibandingkan dengan kejahatan yang telah mereka lakukan, pelajaran dari Misandari ini masih terlalu ringan."Bagaimana? Sudah menemukan Karin?" tanya Misandari."Sudah. Bukan hanya dia seorang saja yang dikurung di ruang bawah tanah itu, masih ada puluhan gadis nggak bersalah," kata Luther dengan ekspresi muram."Eh? Ada apa ini?" Misandari tertegun sejenak."Turun dan lihatlah sendiri, kamu akan mengerti." Luther tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.Misandari menganggukkan kep