Saat Luther keluar dari ruang bawah tanah dengan amarah yang meluap, para pemuda kaya di aula pertemuan semuanya sudah tergeletak di lantai dan menjerit kesakitan. Hanya tersisa Misandari yang berdiri di pintu dengan tenang."Orang-orang ini benar-benar nggak tahu diri. Tadi mereka masih mencoba diam-diam menyerangku, jadi aku memberi mereka sedikit pelajaran," jelas Misandari."Pelajaranmu terlalu ringan." Saat mengamati sekeliling, Luther melihat hanya salah satu kaki dari para pemuda kaya itu yang patah. Dibandingkan dengan kejahatan yang telah mereka lakukan, pelajaran dari Misandari ini masih terlalu ringan."Bagaimana? Sudah menemukan Karin?" tanya Misandari."Sudah. Bukan hanya dia seorang saja yang dikurung di ruang bawah tanah itu, masih ada puluhan gadis nggak bersalah," kata Luther dengan ekspresi muram."Eh? Ada apa ini?" Misandari tertegun sejenak."Turun dan lihatlah sendiri, kamu akan mengerti." Luther tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.Misandari menganggukkan kep
"Bawa pergi pemimpin mereka, Fauzi dan Preston. Bunuh semua yang lainnya," kata Luther dengan dingin."Baik!" Setelah merespons, Sutomo langsung mengangkat pedangnya dengan tanpa ragu-ragu dan mulai membersihkan sampah masyarakat itu. Dalam sekejap, situasi di seluruh aula pertemuan itu menjadi kacau. Ada yang menjerit, ada yang memohon ampun, dan ada juga yang mengancam. Terlihat jelas berbagai macam ekspresi dari mereka."Jangan bunuh aku! Aku punya uang, banyak sekali. Asalkan kamu mengampuniku, aku akan memberikanmu berapa pun yang kamu minta!""Bocah, aku peringatkan kamu, jangan bertindak sembarangan. Ayahku adalah wakil komandan dan punya ribuan pasukan. Kalau kamu berani menyentuhku, ayahku pasti akan menghancurkanmu sampai berkeping-keping.""Tuan, ampunilah aku! Aku nggak melakukan apa-apa, aku nggak bersalah. Kalau hari ini kamu melepaskanku, aku janji aku akan membuatmu hidup mewah!"Di hadapan kematian, semua pemuda kaya itu memperlihatkan sifat buruk mereka. Mereka panik
Luther tidak mengganggu pertemuan saudara antara Christo dan Karin, melainkan perlahan-lahan menutup pintunya untuk memberikan keduanya cukup waktu dan ruang. Bagi orang biasa, mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menghapus kenangan mengerikan setelah mengalami hal seperti ini."Gerald, apa pendapatmu tentang kejadian hari ini?" tanya Misandari tiba-tiba sambil menatap setengah wajah pria di sampingnya."Bajingan seperti ini, akan kubunuh kalau kulihat lagi," jawab Luther dengan nada dingin."Atlandia lebih besar daripada Midyar. Kejadian seperti ini pasti bukan kasus khusus, mungkin masih ada banyak rakyat yang ditindas dan menderita juga di tempat yang nggak terlihat. Kamu mungkin bisa menyelamatkan beberapa bahkan ratusan orang dengan kemampuanmu sekarang, tapi kamu nggak mungkin menyelamatkan semuanya," kata Misandari dengan ambigu."Apa maksudmu?" kata Luther sambil mengernyitkan alis."Aku tahu kamu nggak suka dengan urusan pemerintahan, lebih suka dengan persete
Tengah malam, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depan gerbang rumah Keluarga Kosasih. Begitu pintu mobil terbuka, sebuah karung goni besar penuh dengan darah dilempar keluar, seperti ada seseorang di dalamnya."Hei! Apa yang kalian lakukan?" Beberapa penjaga gerbang Keluarga Kosasih segera menyadari ada yang aneh dan segera berteriak untuk menghentikan mobil itu. Namun, mobil itu langsung tancap gas dan pergi. Para penjaga itu mendekati karung goni itu dengan hati-hati dan menendangnya. Karung itu pun bergetar dan muncul wajah yang penuh dengan darah dari dalamnya, ternyata itu adalah Preston yang alat kelaminnya sudah dipotong dan dipukul hingga hampir mati."Selamatkan aku ... cepat selamatkan aku ...." Preston merintih dengan lemah, seolah-olah bisa mati kapan pun saja.Setelah menyelidiki dengan cermat, ekspresi para penjaga itu langsung berubah drastis. "Ini Tuan Preston! Cepat antar Tuan Preston ke rumah sakit!"Para penjaga itu tidak berani menunda dan segera mengantar Preston
Preston berkata dengan wajah pucat dan suara yang lemah, "Nggak tahu ... aku belum pernah melihat orang ini. Tapi, dia berhubungan dengan Keluarga Anduk. Dia mencari masalah denganku untuk menyelamatkan seorang gadis bernama Karin.""Keluarga Anduk? Karin?"Ekspresi Mino berubah dan langsung berbalik untuk memerintahkan, "Aku beri kalian waktu satu jam. Segera tangkap Karin dan keluarganya dan paksa dia untuk memberi tahu siapa pelakunya.""Baik!" Setelah merespons, semua anggota Keluarga Kosasih langsung menyebar.Keluarga Kosasih memiliki pengaruh yang sangat besar di kota kerajaan Atlandia. Bukan hanya keluarga mereka makmur, Mino sebagai kepala keluarga juga merupakan seorang jenderal yang memimpin puluhan ribu pasukan. Bagi orang biasa, mereka memiliki kekuasaan penuh atas hidup dan mati. Kali ini Preston dipukul menjadi seperti ini, Mino tentu saja tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Bukan hanya pelakunya harus dibunuh, semua yang berhubungan dengan pelakunya j
"Tuan, ini tentang Tuan Muda Fauzi," jawab kepala pelayan dari balik pintu.Sutan langsung mengernyitkan alis. "Fauzi? Apa anak ini membuat masalah lagi?"Dari ketiga anak Sutan, Fauzi yang paling sulit untuk diatur."Bukan membuat masalah, tapi Tuan Fauzi dipukul orang," jelas kepala pelayan dengan segera."Apa? Dipukul?"Begitu mendengar perkataan itu, Sutan langsung melompat dari tempat tidurnya dan segera membuka pintu kamar, lalu bertanya, "Apa yang terjadi? Siapa yang begitu berani memukul putraku?"Sutan bisa memahami jika putranya membuat masalah, tetapi dia tidak bisa membiarkan putranya dipukul."Masih belum jelas siapa pelakunya. Tadi ada sebuah mobil yang melempar Tuan Fauzi di depan. Saat kami menemukannya, Tuan Fauzi sudah terluka parah dan pelakunya melarikan diri," jawab kepala pelayan itu."Ayo bawa aku ke sana!" kata Sutan yang merasa cemas. Dia bahkan tidak memakai jaket dan langsung berlari keluar dari kamar. Saat mengikuti kepala pelayan itu ke ruang medis di dalam
Pukul lima pagi, di aula utama kediaman Raja Atlandia. Walter mengenakan jubah bergambar ular dan duduk di tengah aula dengan di sisi kirinya berdiri kapten pengawal pribadi, Dodi, dan di sisi kanan berdiri ahli yang dijuluki Pembantai Manusia, Fuso. Dengan bantuan cahaya yang terang, dia membaca tumpukan surat di atas meja dengan cermat. Surat-surat itu adalah hasil penyelidikan dari mata-mata rahasia kerajaan dan setiap surat mewakili satu kasus berdarah.Tumpukan surat di meja itu mencapai ratusan. Setengahnya adalah kasus kejahatan Keluarga Kosasih dan setengahnya lagi adalah kasus kejahatan Keluarga Widjaja. Kedua keluarga ini hampir tidak ada bedanya dalam hal kasus kejahatan. Makin banyak surat yang dibaca Walter, dia mengernyitkan alisnya makin erat. Dia tidak menyangka masih ada pejabat korup yang begitu kejam di bawah pengawasannya. Jelas kejahatan-kejahatan ini bukan hanya terjadi dalam satu atau dua hari saja."Raja, beristirahatlah sebentar, kesehatanmu lebih penting," kat
"Aku tahu kamu punya hubungan dengan Sutan, tapi masalah hari ini nggak bisa dibiarkan begitu saja," kata Walter memperingatkan Haruna dengan dingin."Hukum berlaku untuk semua orang. Keluarga Kosasih dan Keluarga Widjaja sudah melakukan banyak kejahatan, jadi wajar saja menerima hukuman berat," kata Haruna dengan tegas. Dia tahu Walter benar-benar marah. Tidak akan ada gunanya jika memohon belas kasihan pada saat ini, malah akan merugikan dirinya sendiri juga. Sebagai orang yang cerdas, dia tentu saja tahu harus bagaimana memilih."Baguslah kalau kamu mengerti," kata Walter sambil menganggukkan kepala, lalu tidak berbicara lagi.Pada saat itu, salah seorang pengawal pribadi tiba-tiba masuk dan melaporkan sambil membungkuk, "Raja, Tuan Mino sudah tiba.""Huh! Bawa dia masuk!" kata Walter dengan nada dingin."Baik." Pengawal pribadi itu merespons dan segera pergi. Tak lama kemudian, pengawal itu segera mengantar masuk Mino yang terlihat takut.Saat melihat Haruna dan Fuso, hati Mino tib