"Aku tahu kamu punya hubungan dengan Sutan, tapi masalah hari ini nggak bisa dibiarkan begitu saja," kata Walter memperingatkan Haruna dengan dingin."Hukum berlaku untuk semua orang. Keluarga Kosasih dan Keluarga Widjaja sudah melakukan banyak kejahatan, jadi wajar saja menerima hukuman berat," kata Haruna dengan tegas. Dia tahu Walter benar-benar marah. Tidak akan ada gunanya jika memohon belas kasihan pada saat ini, malah akan merugikan dirinya sendiri juga. Sebagai orang yang cerdas, dia tentu saja tahu harus bagaimana memilih."Baguslah kalau kamu mengerti," kata Walter sambil menganggukkan kepala, lalu tidak berbicara lagi.Pada saat itu, salah seorang pengawal pribadi tiba-tiba masuk dan melaporkan sambil membungkuk, "Raja, Tuan Mino sudah tiba.""Huh! Bawa dia masuk!" kata Walter dengan nada dingin."Baik." Pengawal pribadi itu merespons dan segera pergi. Tak lama kemudian, pengawal itu segera mengantar masuk Mino yang terlihat takut.Saat melihat Haruna dan Fuso, hati Mino tib
Melihat Walter yang amarahnya tiba-tiba meledak, Mino ketakutan hingga hampir mengompol dan wajahnya pun pucat pasi. Dalam ingatannya, Walter jarang sekali menunjukkan emosinya. Apalagi amarahnya meledak seperti hari ini belum pernah terjadi sebelumnya. Putranya hanya menodai seorang gadis biasa saja, apa Walter perlu emosi sampai begini?"Raja, ini salahku yang nggak mendidik anak dengan baik. Kalau anakku melakukan kesalahan, aku bersedia menanggung semua tanggung jawabnya!" kata Mino sambil berlutut di lantai dan ekspresinya terlihat bertanggung jawab."Tanggung jawab? Apa kamu sanggup menanggungnya?" Walter tiba-tiba mengambil setumpuk surat di meja dan langsung melemparnya ke wajah Mino. Kekuatan lemparan yang besar itu langsung membuat Mino terjatuh duduk di lantai dengan wajah memerah dan nyeri."Apa ini?" kata Mino dengan bingung. Dia memungut surat-surat itu dan membacanya satu per satu. Saat membacanya, ekspresi Mino makin panik, punggungnya makin dingin, dan keringat dingin
Baru saja masuk ke aula utama, Sutan sudah terkejut melihat pemandangan di depannya. Walter berdiri dengan kedua tangan di punggung dan ekspresinya terlihat tidak ramah, sedangkan Haruna berdiri di samping dengan ekspresi serius. Meskipun Fuso menundukkan pandangannya, tatapannya tersirat aura membunuh. Sementara itu, Dodi sudah menempatkan tangannya di pedang yang berada di pinggangnya, seolah-olah siap untuk mencabut pedangnya kapan pun saja.Namun, yang paling membuat Sutan terkejut adalah Mino yang berlutut di lantai dengan ekspresi panik dan terus mengantukkan kepalanya ke lantai, sepertinya sedang menghadapi bencana besar."Hamba memberi hormat pada Raja!" Setelah tertegun sejenak, Sutan segera berlutut di lantai dan memberi hormat. Biasanya, Walter akan memintanya untuk bangkit, tetapi kali ini berbeda."Tuan Sutan, kamu tahu kenapa aku memanggilmu datang di tengah malam seperti ini?" Luther mengatakan kalimat pembuka yang sama seperti sebelumnya."Hamba nggak tahu, mohon petunj
Begitu ucapan ini dilontarkan, Sutan bak disambar petir. Hingga sekarang, dia baru menyadari betapa seriusnya masalah ini.Jika hanya kesalahan biasa, mereka paling-paling akan didenda atau mendapat teguran. Kalaupun parah, pangkat mereka akan diturunkan.Namun, sekarang dirinya dijatuhkan hukuman penggal! Situasi macam apa ini? Bagaimana mungkin gubernur yang bermartabat sepertinya dibunuh begitu saja?"Raja! Raja, tolong maafkan aku!" Sutan makin panik saat hendak dibawa pergi. Dia segera bersujud memohon ampun. "Aku memang kurang mendisiplinkan putraku, tapi kesalahan ini nggak sampai harus mencabut nyawaku, 'kan?""Kurang mendisiplinkan putramu? Huh! Enteng sekali kamu bicaranya," balas Walter dengan wajah dingin."Raja, kesalahan besar apa yang telah kulakukan? Kenapa kamu begitu marah padaku?" tanya Sutan dengan ekspresi sedih."Memangnya kamu nggak tahu apa saja yang telah kamu lakukan selama bertahun-tahun ini?" balas Walter."Aku benar-benar nggak tahu. Mohon dijelaskan." Suta
Mino dan Sutan tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka menyesal hingga tidak berani mengangkat kepala dan hanya bisa berlinang air mata. Entah sejak kapan, mereka menjadi terobsesi pada wanita dan kekayaan.Ketika memegang kekuasaan besar, mereka malah melupakan tujuan awal dan terjerumus dalam kenikmatan duniawi. Sayangnya, penyesalan ini sudah terlambat. Mereka tidak bisa kembali seperti dulu lagi."Sutan, Mino, bagaimana aku harus menghukum kalian sekarang?" tanya Walter lagi."Raja, aku tahu ini dosa besar. Aku bersedia mati untuk menebus kesalahanku, tapi tolong lepaskan keluargaku," sahut Mino dengan suara bergetar."Aku nggak akan melibatkan orang nggak bersalah ke dalam masalah ini. Tapi, siapa pun yang terlibat harus mati," jelas Walter."Terima kasih, Yang Mulia." Mino memaksakan senyuman, lalu bersujud 3 kali dengan sepenuh hati sambil berucap, "Bisa menjadi bawahanmu adalah kehormatanku untuk seumur hidup. Kalau ada kesempatan di kehidupan selanjutnya, aku pasti akan menjadi o
Sutan sudah kehilangan akal sehatnya sekarang. Menurutnya, dirinya sangat berjasa karena telah membantu Walter mengurus Atlandia dengan baik. Selain itu, Atlandia bisa menjadi makmur juga karena kontribusinya.Sutan hanya menggunakan jabatannya untuk bersenang-senang sedikit. Apa kesalahannya? Dia memiliki kekuasaan dan kekayaan, masa tidak boleh dinikmati? Kalau seperti itu, apa gunanya jabatannya?Lagi pula, nyawa para rakyat jelata itu tidak bisa dibandingkan dengan nyawa seorang gubernur. Dia tidak merasa dirinya membuat kesalahan, melainkan merasa Walter sangat bodoh."Sutan, kamu masih nggak menyesal?" Walter menggeleng dengan kecewa. "Kamu telah melakukan pembunuhan dan menginjak-injak rakyat. Apa bedanya perbuatanmu ini dengan orang Genodia?""Aku berjasa! Aku yang membuat Atlandia makmur seperti sekarang. Rakyat bisa hidup damai dan bahagia karena aku. Kenapa memangnya kalau aku membunuh beberapa orang nggak penting?" timpal Sutan dengan lantang."Sutan, kamu memang berjasa. T
Sebagai algojo, Fuso sudah lama tidak melakukan pembantaian sejak Atlandia damai. Tindakan Sutan hari ini membuatnya mau tak mau turun tangan. Idiot ini bukan hanya mencelakai diri sendiri, tetapi juga membunuh seluruh keluarganya."Mino telah mengakhiri hidup demi menebus dosanya, jadi akan diturunkan menjadi rakyat jelata. Jasadnya boleh dikubur dengan baik. Adapun anggota Keluarga Kosasih yang bersalah, mereka tetap harus dihukum. Sisanya dibebaskan dari hukuman apa pun," instruksi Walter."Baik!" Dodi menangkupkan tangan dan memerintahkan orang untuk membawa jasad Mino pergi. Segera, hanya tersisa Walter dan Haruna."Uhuk, uhuk, uhuk ...." Setelah semua orang pergi, Walter tidak bisa bertahan lagi. Dia terbatuk dan tubuhnya sempoyongan."Raja, kamu baik-baik saja?" Haruna yang terkejut segera maju untuk memapah."Aku baik-baik saja, semua ini penyakit lama." Walter menggeleng sambil menyeka sudut bibirnya."Raja, kamu batuk darah? Aku akan segera panggil dokter." Ekspresi Haruna di
"Kamu benar, Huston memang berbakat. Ilmu bela dirinya adalah yang terhebat di Pasukan Naga Hitam. Aku saja nggak sehebat itu waktu muda. Kalau di bidang militer, kemampuan Huston nggak perlu diragukan lagi.""Para jenderal sering melaporkan prestasi Huston padaku. Aku melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana dia tumbuh dewasa. Aku bangga punya putra seperti dia," ujar Walter dengan gembira.Haruna merasa lega mendengarnya. Dia tidak menyangka Walter yang begitu sibuk masih sempat memperhatikan perkembangan putranya."Haruna, kemampuan Huston memang nggak perlu diragukan lagi. Dia bisa menjadi jenderal yang membantu Atlandia memperluas wilayah. Tapi, dia belum bisa menjadi raja untuk sekarang," ucap Walter tiba-tiba. Haruna termangu mendengarnya."Kalau aku masih punya waktu, aku pasti akan membinanya secara perlahan sampai akhirnya dia pantas menjadi Raja Atlandia. Sayangnya, waktuku sudah nggak banyak sekarang," lanjut Walter sambil menggeleng."Raja, maksudmu ...." Haruna tampak
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras