"Oh?"Friscia tersenyum dan berkata dengan semangat, "Anak muda, kamu adalah orang pertama yang berani bicara seperti ini padaku.""Kamu sudah tahu identitasku, jadi kamu juga harusnya mengerti. Anggota Keluarga Bennett selalu menepati perkataannya," kata Luther dengan mata bersinar."Hehehe ... menarik, benar-benar menarik," Friscia tersenyum. Dia bukan hanya tidak marah, malahan lebih merasa kagum. Makin aneh temperamen seseorang, dia makin suka."Charlotte, sampai jumpa lagi." Luther menepuk punggung Charlotte, lalu mengambil bunga bakung lelabah hitam dan berbalik pergi. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan tidak ada seorang pun yang bisa ikut campur. Dia hanya bisa diam-diam mendoakan Charlotte."Guru, sampai jumpa lagi ...." Melihat punggung Luther yang perlahan-lahan menjauh, Charlotte menggigit bibirnya dan air matanya berlinang. Setelah kali ini berpisah, entah kapan lagi mereka bisa bertemu kembali."Charlotte, apa kamu ingin aku membantumu membunuh para sampah ini?" Fr
Baca selengkapnya