"Kuat sekali serangannya!" Raiden terkejut dan menghindar sejauh seratus meter dengan jantung yang berdebar. Saat melihat Pedang Cakrawala muncul, dia menyadari situasinya buruk dan segera meresponsnya. Untungnya, dia berlari dengan cepat, jika tidak, situasinya tidak akan lebih daripada Bertrand dan yang lainnya jika terkena serangan tadi."Astaga! Satu serangan itu membuat tiga Master terluka parah dan memenggal ratusan pesilat. Orang ini sebenarnya manusia atau hantu?""Monster! Benar-benar monster!"Melihat situasi di depan yang dipenuhi pesilat dengan anggota tubuh berceceran, beberapa pesilat yang netral langsung bengong di tempatnya. Mata mereka membelalak dan ekspresi mereka ketakutan. Untungnya, mereka tidak ikut serta dalam penyerangan tadi. Jika tidak, nasib mereka pasti akan sangat mengenaskan."Sungguh luar biasa! Dia memang layak menjadi pemuda Master yang sangat langka!" Melihat sosok yang gagah, Alvie tiba-tiba merasa bersemangat. Hanya dengan kekuatannya sendiri mengha
Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang marah dan kesal. Namun karena diancam oleh Raiden, mereka tidak berani berbicara."Kalian berdua pergi bunuh orang itu. Setelah selesai, aku pasti akan memberi kalian penghargaan besar!" Raiden menunjuk ke arah dua pesilat sebagai kambing hitamnya."Hah?"Ekspresi kedua pesilat itu berubah drastis dan terus melambaikan tangannya. "Tuan Raiden, kami nggak sanggup melakukannya. Kemampuan kami terlalu lemah, sama sekali bukan tandingannya!""Omong kosong! Cepat jalankan perintahku, kalau nggak, mati!" teriak Raiden.Mendengar perkataan itu, wajah kedua pesilat itu menjadi pucat pasi dan hampir saja terjatuh ke tanah. Hanya ada dua jalan di depan mereka yaitu mati saat menyerang Luther atau mati dipenggal Raiden."Raiden, untuk apa memerintah dua kambing hitam? Kalau berani, kamu sendiri yang datang mencoba pedangku!" kata Luther secara tiba-tiba."Huh! Nggak usah berpura-pura. Luka internalmu kambuh dan energi sejatimu terkuras, saat ini m
Ternyata, serangan itu berasal dari seorang wanita tua. Wanita itu adalah ketua Sekte Sihir saat ini yang bernama Friscia. Dia juga merupakan nenek Charlotte dari pihak ibunya.Di sisi lain, Luther hanya bisa menghela napas dan menepuk punggung Charlotte dengan lembut saat melihat Charlotte berduka. Luther menghiburnya, "Paman Harsa sudah pergi, tapi masih ada aku. Aku akan menjadi keluargamu kelak, nggak ada yang akan menindasmu lagi. Aku jamin!"Charlotte terus meratap dan menangis. "Kenapa? Kenapa? Apa sebenarnya salahku? Ibuku sudah pergi, ayahku juga sudah tiada. Sekarang hanya tersisa aku sendirian. Aku nggak mengerti, mengapa harus begini kepadaku? Kenapa?"Ayahnya selalu bersikap adil dan tidak pernah mencelakai siapa pun. Meskipun diam-diam dicelakai orang, ayahnya juga tidak pernah membenci ataupun balas dendam. Dia sungguh tidak mengerti mengapa orang seperti ayahnya pada akhirnya meninggal dengan begitu mengenaskan? Apakah orang baik benar-benar tidak akan memiliki akhir ya
Luther belum sempat menyelesaikan perkataannya, Friscia sudah menyelanya, "Tapi apanya, aku adalah neneknya!"Apa maksudnya dengan kata "tapi"? Siapa yang berani merebut cucunya?"Charlotte, nenekmu ini berasal dari Sekte Sihir, reputasinya nggak baik. Paman Harsa pernah memperingatkanku sebelumnya agar kamu nggak terlibat dengannya," kata Luther dengan ekspresi serius."Kamu ... benar-benar nenekku?" kata Charlotte dengan nada yang bergetar.Friscia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Benar. Nadi di tubuhmu sudah terbangun, jadi ayo pulang bersamaku. Kamu akan menjadi wanita suci Sekte Sihir kelak, kamu boleh membunuh siapa pun.""Aku ...." Charlotte membuka mulutnya dan tidak tahu harus berkata apa. Nenek yang muncul secara mendadak ini membuatnya tidak tahu harus bagaimana, dia hanya merasa pikirannya kacau."Charlotte, Sekte Sihir bukan tempat yang baik, kamu masih punya pilihan yang lebih baik," bujuk Luther."Jurus dari Sekte Sihir paling cocok dengan nadi wanita suci. Aku
"Aku ingin membunuh semua pesilat ini sendiri! Aku ingin membunuh semua orang yang pantas dibunuh di seluruh dunia ini! Aku ingin mengubah sepenuhnya dunia persilatan yang hancur ini!" kata Charlotte dengan tegas dan ekspresinya yakin. Tatapannya dipenuhi dengan aura membunuh, membuat orang yang melihatnya merasa takut."Haeh ...." Mendengar perkataan itu, Luther menghela napas. Dia tahu Charlotte sudah berubah, bukan gadis yang polos dan ramah seperti sebelumnya lagi. Namun, semua ini juga bukan salah Charlotte.Ayah Charlotte sudah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan semua orang, tetapi akhirnya, didesak untuk mati oleh orang-orang yang diselamatkannya. Salah siapa sebenarnya ini? Jika kebaikan tidak mendapatkan balasannya, terpaksa menyerah menjadi orang baik. Jika keadilan tidak dianggap, lebih baik membiarkan dirinya dipenuhi dengan kejahatan. Dia dipaksa untuk menjadi seperti ini.Luther mengangkat tangannya dan mengelus kepala Charlotte, lalu berkata dengan nada yang lembu
"Oh?"Friscia tersenyum dan berkata dengan semangat, "Anak muda, kamu adalah orang pertama yang berani bicara seperti ini padaku.""Kamu sudah tahu identitasku, jadi kamu juga harusnya mengerti. Anggota Keluarga Bennett selalu menepati perkataannya," kata Luther dengan mata bersinar."Hehehe ... menarik, benar-benar menarik," Friscia tersenyum. Dia bukan hanya tidak marah, malahan lebih merasa kagum. Makin aneh temperamen seseorang, dia makin suka."Charlotte, sampai jumpa lagi." Luther menepuk punggung Charlotte, lalu mengambil bunga bakung lelabah hitam dan berbalik pergi. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan tidak ada seorang pun yang bisa ikut campur. Dia hanya bisa diam-diam mendoakan Charlotte."Guru, sampai jumpa lagi ...." Melihat punggung Luther yang perlahan-lahan menjauh, Charlotte menggigit bibirnya dan air matanya berlinang. Setelah kali ini berpisah, entah kapan lagi mereka bisa bertemu kembali."Charlotte, apa kamu ingin aku membantumu membunuh para sampah ini?" Fr
Charlotte pergi dengan memeluk jasad Harsa. Hanya saja, kalimat terakhir yang diucapkannya menjelang kepergiannya itu membuat semua orang bergidik. Meski beruntung bisa lolos dari bahaya kali ini, semua orang di sekte besar itu sama sekali tidak bisa senang.Tidak ada yang menyangka bahwa ternyata gadis yang tampak biasa-biasa saja itu ternyata adalah wanita suci di Sekte Sihir. Reputasi Sekte Sihir yang mengerikan ini telah membekas di hati semua orang. Menyinggung wanita suci sama saja dengan menginjakkan kaki ke peti mati. Yang paling penting lagi adalah, mereka bahkan mendesak ayah wanita suci itu hingga meninggal.Dendam ayahnya ini pasti tidak akan bisa diampuni. Mulai sekarang, mereka akan terus hidup dalam ketakutan dan dihantui setiap saat. Selain menunggu ajalnya tiba, mereka sepertinya tidak punya pilihan lain lagi."Tuan Raiden, bagaimana sekarang ini? Sepertinya kita terkena masalah besar!" ujar Kitron dengan wajah pucat. Dia berjalan dengan tertatih-tatih ke hadapan Raide
Paulo menghela napas, lalu berkata, "Yang bisa menolongnya sekarang hanya bunga bakung lelabah hitam dan Racun Foniks. Kalau Luther bisa membawanya pulang tepat waktu, maka peluangnya akan lebih besar. Kalau waktunya diundur terlalu lama, harapannya akan semakin menipis.""Luther, Luther, di mana kamu sekarang? Kenapa belum pulang juga?" gumam Belinda dengan wajah sedih. Dia belum memberitahukan masalah ini pada kedua orang tuanya karena takut mereka akan sangat terpukul.Bruk! Tiba-tiba pintu ditendang hingga terbuka. Kemudian, Luther yang dipenuhi dengan noda darah berjalan tertatih-tatih masuk. Penampilannya saat ini sangat mengenaskan."Senior, aku menemukannya! Obat spiritualnya sudah ditemukan!" seru Luther sambil mengeluarkan sekuntum bunga berwarna hitam yang memancarkan cahaya yang aneh."Ketemu?" Paulo melihatnya dengan saksama, lalu ekspresinya berubah menjadi sangat gembira. "Ini beenar-benar bunga bakung lelabah hitam! Bagus sekali ... bagus sekali!""Senior, kalau ada bun
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu