Sisi Lain TaniaAku menata baju untuk mas Hanung, juga perlengkapan mandi.“Mas, apa kamu benar benar harus pergi?” tanyaku seraya merapikan semua yang sudah aku siapkan.“Iya, kamu tahu sendiri, aku kerja keras untuk kalian semua,” ucapnya seraya meraih kemeja dan memakainya. Mas Hanung terlihat mendekat ke arahku, memegang bahuku, lalu memutar tubuhku ke arahnya.“Maafkan aku, aku harus mengikuti meeting penting ini. Semua ini aku lakukan untuk kalian, kalian bertiga. Kamu tahu kan, sebentar lagi Adam akan masuk SD, dan seperti yang sudah kita bicarakan, kita akan pilih sekolah terbaik,” ucap mas Hanung.“Biayanya tidak sedikit, kamu tahu itu,” lanjut mas Hanung. Sungguh ucapan itu langsung membuatku tidak mampu berkutik, dia benar benar membuatku mematung, aku tidak bisa membantunya mencari nafkah, setidaknya aku tidak perlu membebaninya dengan semua rengekanku hanya karna dia lebih sering mengambil lembur atau mengikuti meeting. Ada uang saku yang didapat, juga bonus bagi yang men
Read more