Pembukaan Firma Hukum"Bu Hesti," panggil bu RT. Aku mendengar suara bu RT di depan rumah. Kita memang berencana berangkat bersama ke acara pembukaan firma hukum milik Evan."Iya bu RT, ayo masuk dulu bu RT," ucapku seraya membuka pintu gerbang."Baiklah," ucap bu RT yang kemudian masuk ke dalam dan duduk di kursi teras depan."You look so good today!" ucap bu RT."Ya, seperti yang bu RT bilang, saya harus berusaha tenang sebelum menemukan apapun yang mencurigakan," ucapku."Saya ambil tas dulu bu RT," lanjutku."Ok, saya tunggu bu Hesti," ucap bu RT seraya membenahkan rambutnya yang begitu cantik dengan model curly."Bu RT, di sini juga ya, tidak sama suami?" tanya bu Wahyu yang terlihat begitu cantik debgan baju kebaya dan juga batik."Suami daya sedang lembur bu, biasalah akhir bulan," ucap bu RT."I like your make up look," ucap bu RT setelah melihat Putri yang berdiri di samping bu Wahyu.Putri hanya mengulaskan senyum, tersipu malu karena sebuah pujian yang jarang dia dapatkan.
Sebuah PerselingkuhanTania melempar tubuhnya ke atas tempat tidur empuk berseprai putih.“Melelahkan sekali, aku bersyukur bisa berada di sini denganmu,” ucap Tania. Hanung terlihat membuka gorden, melihat ke sekeliling.“Hotel ini sangat mewah, aku dengar kita harus melakukan pemesanan dulu,” ucap Hanung.“Ya, aku memiliki banyak koneksi. Kamu tahu, kekasihmu ini sangat luar biasa,” ucap Tania.“Ya, kamu sangat memukau,” ucap Hanung seraya berjalan mendekat ke arah Tania.Hanung mulai memegang wajah Tania, hendak mendaratkan bibirnya ke bibir Tania.“Mandi dulu, akku sudah memesan makan malam yang romantis untuk kita berdua,” ucap Tania.“Benarkah?” tanya Hanung yang menghentikan gerakan kepalanya.“Baiklah, mau mandi bersama?” tanya Hanung.“Tentu saja,” ucap Tania seraya tersenyum.Hanung dan Tania melangkah menuju ke kamar mandi, mereka saling bercanda. Hanung beberapa kali menggelitik tubuh Tania, membuatnya menggelinjang kegelian, sungguh pemandangan yang tidak pernah terlihat
FirasatAku menepuk nepuk punggung Bintang, lembut, mengantarkannya pada tidur nyamannya. Aku bersama anak anakku, namun entah kenapa pikiran ini begitu tidak tenang, aku memikirkan mas Hanung. Apa yang sedang dia lakukan? apa jam segini rapat sudah selesai? apa dia istirahat dengan nyaman? apa dia makan dengan baik? aku memikirkan mas Hanung, entah khawatir atau rindu. Sudah lama sekali mas Hanung tidak pernah meeting di luar kota, seingatku itu terjadi lima tahun yang lalu, sewaktu pergantian direksi, itupun dia diperbolehkan membawa keluarga, hanya saja saat itu aku baru memiliki Adam, dia belum genap satu tahun.Aku melihat Bintang dan Adam sudah tertidur dengan pulas. Aku segera mengendap endap keluar, ada yang harus aku lakukan.Aku duduk di ruang tamu, memandangi ponsel, tidak ada panggilan tak terjawab atau pesan yang masuk, sejak tadi pagi.Aku menghela nafas panjang, apa mas Hanung sesibuk itu? Aku mencari nomor Bram, lalu menghubunginya."Bram, kamu di rumah?" tanyaku se
Tubuh Indah Bergairah“Wah, mata panda ini muncul,” gumamku ketika melihat penampilanku di depan cermin ruang tengah.“Pasti gara gara aku menangis terlalu lama, seharusnya tidak boleh seperti itu. Menangis harus memiliki alasan, harus ada penyebabnya, sedangkan aku menangis hanya karna sebuah perasaan yang tidak aku mengerti,” gumamku.Aku melihat tubuhku sudah hampir kembali seperti semula, turun enam kilogram dalam dua bulan. Ini cukup bagus, mungkin karena metabolisme tubuhku cukup bagus. Wajahku juga sudah tidak terlalu kusam seperti dulu, namun tetap butuh perawatan rutin.“Apa mas Hanung tidak melihat perubahan ini? atau karna daster ini, jadi lekuk tubuhku tidak terlihat?” ucapku seraya menggerakkan badan ke kanan dan ke kiri, lalu memutar, sedikit bergoyang.“Biasanya dia akan tahu perubahan sekecil apapun dalam diriku, laki laki metroseksual yang selalu memperhatikan penampilan, dia tidak akan mengabaikan perubahan diriku seperti ini,” ucapku.Aku hanya menghela nafas panjan
Merencanakan SemuanyaAku, bu RT dan ketiga anak anak duduk di sebuah ruangan, restoran mahal yang sedang viral akhir akhir ini.“Bu RT, apa benar kita akan makan di sini? saya dengar harus antri sangat lama, tapi bu RT langsung mendapat tempat,” tanyaku seraya berbisik.“Saya mendapat giveaway yang diadakan pas acara pembukaan, datang bersama keluarga,” ucap bu RT.“Wah, tapi bu RT malah memakainya untuk kita,” ucapku.“Tidak apa apa bu Hesti, suami saya sudah pernah datang ke sini bersama teman kantornya,” ucap bu RT.“Benarkah?” tanyaku.“Iya,” ucap bu RT yakin.“Bu RT tidak apa apa?” tanyaku menelisik.“Ya, tidak apa apa bu, suami saya juga butuh waktu bersama teman temannya, walaupun dia lebih suka di rumah,” ucap bu RT seraya tersenyum.Aku melihat sisi bijaksana yang luar biasa dari bu RT, dia sungguh sangat berjiwa besar, hatinya tulus dan tahu bagaimana cara menjadi seorang istri untuk suami.“Wah, hot pot kita sudah sampai, sepertinya enak,” ucap bu RT yang melihat makanan
Bukti SelanjutnyaAku membuka gerbang untuk mas Hanung. Di depan rumahnya, bu Wahyu terlihat mengamatiku, dengan wajah sengit, aku mengulaskan senyum, lalu dia masuk ke dalam rumahnya.“Mas,” sapaku setelah mas Hanung turun dari mobil. Aku segera meraih tangannya, menciumnya, lalu membantunya mengambil barang barang.“Meetingnya sampai lama ya?” tanyaku.“I-iya, sore baru selesai,” ucap mas Hanung.“Jalan Bogor macet ya?” tanyaku.“I-iya, taulah weekend, ya sudah aku mau mandi dulu,” ucap mas Hanung yang segera masuk ke dalam rumah.“Bogor? bukankah dia meeting di Bandung?” bisikku dalam hati.“Apa dia lelah, sampe lupa,” ucapku lagi seraya mengambil barang barang mas Hanung dari dalam mobil.Di dalam rumah mas Hanung terlihat menghempaskan tubuh lelahnya ke kursi sofa.“Aku sudah menyiapkan air panas mas,” ucapku.“Ya, terima kasih,” ucap mas Hanung.“Mandilah, setelah itu makan, aku membuat makanan kesukaanmu,” ucapku.“Aku sudah makan, aku hanya ingin mandi lalu tidur,” ucap mas Ha
Menemukan Nama Itu“Halo, selamat siang, saya dari kantor ekspedisi,” ucapku ketika telephone tersambung.“Di tempat kami ada paket yang ditujukan untuk ibu Angela dari divisi keuangan PT White Skin. Saya minta tolong untuk diinformasikan mengenai nomor telephone ibu Angela, karena kebetulan ada masalah dengan paket beliau dan pengirim tidak mencantumkan nomor telephone penerima yang bisa kamu hubungi,” ucapku.“Baiklah, kami ucapkan terimakasih,” ucapku yang kemudian menutup panggilan telepon itu.“Bagaimana? dapat?” tanya bu RT.“Iya bu dapat, nomor telephonenya 081326888***,” ucapku.“Wah, daya ingat bu Hesti bagus sekali,” ucap bu RT.“Ah, hanya satu nomor bu,” ucapku.“You did very well,” ucap bu RT terdengar mantap dan yakin.“Baiklah, akan segera saya kirimkan kepada teman saya,” ucap bu RT.Siang ini aku dan Bintang ada di rumah bu RT, untuk menyelesaikan misi kami, menuntaskan rasa curiga yang ada di dalam hatiku.“Wah, bu Hesti ini cocok sekali jadi artis, bisa banget akting
Pertemuan Tak TerdugaAku menonton televisi, menemani Adam dan Bintang menyaksikan acara kesukaan mereka. Aku melihat animasi animasi bertingkah polah, namun pikiranku tidak ada di sana. Aku memikirkan nama itu, Tania, ya Tania. Apa mungkin mas Hanung memiliki hubungan dengan Tania.Aku memikirkan hal itu, hingga pikiranku tidak lagi fokus pada televisi, juga anak anak.“Mah,” ucap Adam. Aku terdiam, tidak mendengar suaranya dengan jelas.“Mamah,” ucap Adam lebih kencang.“Ah, iya Adam,” ucapku setelah tersadar dari lamunan.“Ada orang,” ucap Adam yang menunjuk ke arah luar.“Orang?” tanyaku seraya menoleh ke arah luar.“Assalamualaikum,” teriak orang itu.“Wa-waalaikumsalam,” ucapku.“Adam, tolong jaga adek Bintang ya, mamah ke depan sebentar,” ucapku.“Iya mah, jangan lama lama,” ucap Adam.Aku segera menuju ke arah depan, melihat seseorang yang mengucapkan salam itu.“E-Evan,” ucapku setelah mendapati Evanlah yang ada di luar pagar.“Hesti, aku baru pulang dari Bali dan membawa ole