Semua Bab Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku : Bab 61 - Bab 70

110 Bab

61.

Kamu kok bisa-bisanya sampai kebobolan. Kalau gini siapa yang rugi. Bapak gak mau tahu. Pokoknya kamu harus minta pertanggung jawaban sama si Tomi. Kamu juga harus minta pembagian harga gana-gini sana suamimu itu sebagai sarat untuk kalian pisah." Usai keluarga dari mertuanya itu pulang. Bapak Riana baru sampai di rumahnya. Mereka selisih jalan. Akhirnya istrinya pun tidak mengulur waktu untuk menceritakan semua yang tengah menimpah pada putrinya."Bener, tuh dengerin apa kata bapak-mu. Jangan sampai kamu rugi. Kalau bisa kamu minta hak asuh anak kamu, itu. Itu bisa juga di jadikan jalan buat kamu tetep dapat jatah uang bulanan dari Reihan. Kamu perlu minta sepuluh juta perbulan untuk biaya hidup kalian. Jangan kamu nurut saja kata mereka. Biar dikata kamu yang salah. Kamu tetep jangan sampai yang nanggung ruginya." Imbuh ibunya Riana. Bukan memberikan nasihat yang baik, justru kedua orangtuanya berusaha menjerumuskan anaknya lebih dalam. Tidak belajar dari kesalahan, justru mencari k
Baca selengkapnya

62. Musibah

"Gak mungkin! MAS ...!" Nurmala meraung histeris. "Semua gara-gara kamu sama adik kamu yang gak tahu diri ini!" Nurmala menunjuk dan menyalahkan suami serta adik iparnya."Kalau saja kamu gak seenaknya kasih pinjam mobil kita sana saudara kamu. Mobil kita gak bakalan hilang kaya gini. Pokoknya aku mau adik kamu ganti rugi. Adik kamu harus tanggung jawab! Kalau nggak aku akan melaporkan kasus ini sama polisi." Adi yang menjadi amukan Nurmala hanya bisa menunduk. Dirinya juga bingung harus berbuat apa."Mau tanggung jawab gimana, Mbak? Itu kan namanya musibah. Mana ada suamiku niat buat menghilangkan mobil punya kalian." Dian---istri dari Adi ikut bersuara untuk memberikan pembelaan pada suaminya."Itu harus. Pokoknya aku bawa ke jalur hukum. Makanya gak usah sok-sokan bergaya. Mobil modal pinjam sok-sokan kamu kasih pinjam sama temen kamu yang sama-sama brengseknya kaya suami mu itu. Kalian gak nyusahin saudara itu apa gak bisa tenang. Aku sudah cukup berdiam diri karena ulah dari sau
Baca selengkapnya

63.

Ma ... serius kamu mau datang ke acaranya adik kamu itu?" Acara syukuran pembukaan tempat kos milik Farhan dan Marwah sengaja diadakan pada hari Minggu. Tak lupa keluarga dari Nurmala serta saudara ipar Nurmala dari adik-adik Arif juga turut diundang pada acara tersebut."Datang lah, Mas. Kan kita diundang." Nurmala yang usai saja keluar dari kamar mandi, ia menuju lemari tempat penyimpanan pakaian miliknya. Sebelumnya ia mempersiapkan ketiga anaknya juga untuk ikut menghadiri acara tersebut. Penasaran juga yang dirasakan oleh Nurmala. Dirinya tidak pernah menyangka jika sang adik bisa memiliki pencapaian yang tidak pernah ia duga seperti sekarang. Tidak hanya mobil baru. Tetapi tanah dan juga bangunan yang tentu saja harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk dimiliki sebagai properti pribadinya."Kamu gak bersiap, Mas? Gak ikut?" tanya Nurmala seraya menatap selidik ke arah suaminya berada. Lelaki berkaus oblong dan bercelana pendek tersebut merasa ogah-ogahan untuk menghadir
Baca selengkapnya

64. End season 1

Sia-sia sudah rencananya. Meskipun berusaha mengiba juga menyakinkan. Nyatanya hati Farhan dan Marwah tak jua luluh. Tak ingin jatuh ke lubang yang sama. Watak seseorang tak akan begitu saja mudah untuk berubah. Walaupun Bu Sukesih membantu sang putri untuk membujuk Farhan. Nyatanya usaha ibunya itu juga tak membuahkan hasil. Menjaga kepercayaan dari orang lain jauh lebih sulit dari pada mendapatkannya."S ial, gagal aku membujuk mereka!" rutuk Nurmala setibanya ia di rumahnya sendiri. Tidak lah jauh jarak dari rumah mereka dengan tempat kos milik Farhan dan Marwah. Hanya berjarak kurang dari dua kilometer. Bersebelahan desa."Ini semua karena kecerobohan kamu, Mas! Kalau kamu gak kasih pinjam mobil kita sama adik kamu pasti kita sudah punya mobil baru dan gak bakalan malu ketemu sama mereka. Aku sudah rela merendahkan diri di depan mereka. Nyatanya usahaku ini gagal. Mau sampai kapan hidup kita seperti ini. Mau kemana-mana jadi sudah sendiri, Kan!" sungut Nurmala pada suaminya. Belum
Baca selengkapnya

65. Season 2

"Han, keponakanmu butuh uang sepuluh juta untuk pendaftaran kuliahnya." Sebuah pesan masuk yang tidak lain adalah pesan dari Mbak Nur kepada Mas Farhan. Bukan ingin lancang, melainkan sudah kesepakatan antara aku dan juga suamiku untuk saling terbuka termasuk juga masalah ponsel yang sama sekali tidak ada yang akan kami sembunyikan satu sama lainya.Suamiku saat ini sudah tidak lagi bekerja di pabrik. Mas Farhan telah mengajukan pensiun dini dan memilih untuk membuka usaha sendiri.Usia kamu sudah tidak lagi muda dan oleh sebab itu aku dan juga Mas Farhan memikirkan untuk masa depan kamu termasuk keputusan suami yang tidak akan terus bergantung pada perusahaan tempat ia pernah mengabdi. Berbeda dengan kami pun juga dengan keluarga dari kakak iparku. Jika kehidupan ku semakin mapan justru sebaliknya dengan saudara dari suamiku itu.Dua tahun setelah kepindahan Mbak Nur ke kampung dan satu tahun setelahnya ibu mertua berpulang ke pangkuan Illahi. Musibah kembali datang menghampiri kel
Baca selengkapnya

66. Berat untuk menolong

"Mas, ini tadi Mbak Nur ada kirim pesan buat, Mas," kabar ku memberi tahu pada suami akan kiriman pesan yang sudah dikirim oleh kakak perempuannya.Aku sengaja memberi tahu seusai kami makan malam. "Memangnya Mbak Nur kirim pesan apa. Kok tumben-tumbenan kirim pesan. Biasanya ada maunya kalau Mbak Nur itu tiba-tiba kirim pesan ke kita." Tebakan suamiku sama sekali tidak meleset. kelakukan kakaknya itu memang bisa terbaca oleh siapa saja yang sudah tahu bagaimana wataknya."Mbak Nur itu minta kiriman uang lagi. Alasannya katanya untuk biaya masuk kuliah di Kiran. Mas kan tahu sendiri bagaimana dengan anak-anak Mbak Nur. Mereka semua itu gak ada yang minat untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Kakak mu itu saja yang terlalu gengsi dan memaksakan kehendaknya pada anaknya. Ujung-ujungnya kita ini yang rugi karena yang keluar biaya juga bukan dia tetapi kita. Aku mau Mas itu harus tegas sama mereka. Pokoknya kalau Mbak Nur itu masih maksa buat kuliahkan anaknya silahkan tetapi janga
Baca selengkapnya

67. Bibit benalu

"Kiran, pokoknya kamu itu harus ikutin omongan, Mama. Mama ingin terbaik buat kamu. Jadi Mama harap kamu itu mau nurut sama kemauan orang tua.""Mama kepingin kamu bisa bikin bangga keluarga. Lihat kakak kamu itu. Mama itu tidak mau kamu bernasib seperti mereka. Mama mau kamu bisa buat bangga keluarga kita karena Mama kepingin membuktikan sama keluarga Om kamu itu kalau keluarga kita bisa jauh lebih baik dari mereka.""Kamu harus bisa lebih baik dari si Alina, makanya kamu harus bisa kuliah sama seperti dia kalau bisa satu kampus juga sama dia, jadi kalau ada apa-apa biar Om kamu yang turun tangan. Kalau kamu bisa satu kampus sama Alina. Mama dan Papa kamu gak perlu capek-capek mikir biaya kuliah kamu. Pokoknya Mama mau apa yang Alina bisa dan punya kamu juga harus bisa."Nurmala berusaha membujuk putri bungsunya itu untuk melakukan dan mengikuti keinginannya itu. Mengikuti obsesi yang sudah melekat sedari dulu dalam dirinya. Nurmala masih belum bisa terima bahwa ada saudaranya yang j
Baca selengkapnya

68. Berada di tempat yang sama

Di tempat lain, Alina baru saja menyelesaikan perkuliahannya hari itu. Siang itu juga gadis berusia 18 tahun itu sengaja berjalan kaki menyusuri trotoar jalan menuju tempat tinggal sementaranya. Iya, Alina lebih memilih untuk berjalan kaki dari tempat kosnya menuju kampus. Bukan tanpa alasan karena ia lebih membaur dengan temannya yang lain dan hitung-hitung untuk olahraga. Siang itu tidak hanya Alina tetapi beberapa teman satu kampus yang juga berjalan menuju arah yang sama berjalan bersama-sama dengan dirinya. Hanya dia orang yang satu tempat kos dengan Alina selebihnya mereka tinggal di tempat kos yang berbeda namun masih dalam satu kompleks karena tempat yang ditinggali oleh Alina merupakan kawasan tempat kos untuk para pelajar atau mahasiswa."Sampai jumpa lagi.""Kami duluan, ya," sapa Alina dan dua penghuni kos yang sama dengan dirinya pada teman yang lain yang tadi berjalan bersama-sama dengan mereka.Meski tidak satu jurusan, beberapa mahasiswi itu rupanya merupakan mahasisw
Baca selengkapnya

69. Pengganggu

Tok! Tok!Tok!Alina mendengar jika pintu kamarnya ada yang mengetuk dari luar sementara dirinya baru saja menyelesaikan salat magrib. Usai ia berdzikir dan berdoa, baru lah Alina beranjak dari atas sajadah guna mencari tahu siapa gerangan yang ada di luar kamarnya itu.Dengan masih mengenakan mukenah berwarna putih dengan motif bordir di sekeliling tepiannya. Alina berjalan sedikit tergesa menuju pintu kamar yang ia tempati.Setelah Alina memutar anak kuncinya barulah pintu tersebut terbuka."Lama sekali sih, Lin buka pintunya." Kiran muncul dengan raut kesalnya. Dengan pakaian setelan hot pant dan atasan singlet yang begitu pas di badannya. Kiran sedikit melakukan k gaduhan yang menimbulkan tetangga mereka terganggu karena ulahnya itu. "Eh, kak Kiran, maaf Alina baru saja selesai salat. Ngomong-ngomong ada apa ya, kak ... " Belum juga Alina menyelesaikan kata-katanya Kiran dengan tidak tahu malunya menggeser pundak Alina sedikit kasar dan masuk ke dalam kamar adik sepupunya itu t
Baca selengkapnya

70. Perang batin

Di atas kursi yang berada di teras samping rumah miliknya, Marwah duduk termenung. Perempuan tersebut seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih tepatnya setelah mendapatkan cerita yang keluar dari mulut putri semata wayangnya. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak tenang dan dipenuhi rasa was-was."Dek, kamu kenapa? Apa ada yang sedang menunggu pikiran kamu?" Apa yang Marwah lakukan itu tidak luput dari perhatian suaminya."Gak ada, Mas," ucap Marwah mencoba menutupi dari suaminya. Bukan tidak ingin terbuka melainkan dirinya tidak ingin menyinggung perasaan dari sang suami karena masih ada hubungannya dengan keluarga suaminya."Apa kamu yakin gak ada apa-apa? Atau memang ada yang sengaja kamu sembunyikan dari, Mas? Yang mas lihat itu kamu sedang memikirkan sesuatu. Kenapa tidak mau berbagi sama mas kalau ada yang menganggu pikiran kamu, Dek?" Farhan tahu bagaimana istrinya itu jadi meskipun Marwah mencoba untuk menyembunyikan perasaannya, nyatanya Farhan tidak bisa ia kelabui begitu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status