Semua Bab Baju Baru Untuk Istri Dan Anakku : Bab 71 - Bab 80

110 Bab

71. Kekecewaan Marwah dan Alina

"Ayah, bunda," teriak girang Alina melihat kedatangan kedua orang tuanya. Baru saja ia membuka pintu kamar yang baru saya ia dengar bunyi ketukan dari luar yang ternyata itu adalah tamu spesial untuknya.Alina memeluk perempuan yang telah melahirkannya itu dengan dekapan yang erat untuk melepaskan rasa rindunya."Ayo, kita masuk dulu," ajak Farhan pada kedua wanita spesial dalam hidupnya."Kok tumben ayah sama bunda datang tidak kasih kabar dulu sama Alina?"Gadis itu mempersilahkan kedua orang tuanya untuk duduk di atas karpet yang tergelar di dekat kasur tempat tidurnya. Karpet berwarna coklat motif panda yang sekarang menjadi tempat mereka duduk dan bercengkrama untuk melepas rindu."Bunda sengaja ingin kasih kejutan sama anak bunda yang cantik ini." Marwah menggenggam tangan putrinya dan satunya mengelus wajah polos putrinya itu. Namun mata perempuan ibu dari dua anak itu tiba-tiba saja tertuju pada bagian lemari putrinya yang mana beberapa baju dan juga buku-buku yang tentu saja
Baca selengkapnya

72. Mobil baru Nurmala

Suasana pagi di suatu desa di mana keluarga Nurmala dan suami serta anak-anaknya tinggal. Karena musim hujan baru saja menghampiri beberapa wilayah di pulau Jawa. Udara yang berhembus terasa sedikit menusuk tulang terlebih tempat tinggal yang tidak jauh dari persawahan di mana ketika angin berhembus tidak ada penghalang yang menghalangi arah hembusan anginnya."Ma, Papa kepingin kita ganti mobil yang lebih bagusan." Arif menghampiri sang istri yang ketika itu sedang sibuk menyiapkan menu sarapan untuk keluarga mereka sementara toko mereka percayakan pada Karin sambil momong anak pertamanya yang tidak lain adalah cucu mereka sendiri. Karin yang ketika itu putus sekolah karena kedapatan hamil oleh teman laki-lakinya mau tidak mau harus rela mengubur cita-citanya. Bukan biaya yang murah yang telah dikeluarkan oleh Farhan dah juga Marwah atas biaya pendidikan dari keponakannya itu yang ditanggung oleh mereka atas permintaan dari Nurmala terlebih Nurmala yang juga menyebutkan nama mendiang
Baca selengkapnya

73. Tidak bisa dimanfaatkan lagi

"Wah, Kakak iparmu punya mobil baru." Sebuah pesan masuk yang tidak lain pengirimnya adalah Rina tetangga sekaligus saudaranya dari keluarga ibu mertuanya.Marwah yang kebetulan itu sedang tidak melakukan pekerjaan apapun karena sedari ia pulang dari tempat kos putrinya lebih memilih untuk berdiam diri dan menyerahkan seluruh urusan pekerjaannya itu pada kakak perempuannya yang sudah ia percayai.Selain rumah makan ada juga tempat kos di kota suaminya dulu pernah bekerja bahkan sudah kembali Berhasil menambah beberapa unit kamar serta membangun di tempat yang baru yang juga tidak begitu jauh dari tempat yang sudah ia bangun kamar kos. Dan masing-masing dari usaha tempat kosnya itu, Marwah juga berinisiatif membangun tempat makan dan juga jasa laundry.Total bangunan yang dimiliki oleh Marwah saat ini adalah berjumlah dua bangunan dengan lima belas pintu kamar dengan bangunan penunjang berupa warung makan dan juga bangunan untuk tempat laundry.Mendengar dering ponsel miliknya, tangan
Baca selengkapnya

74. Tamu yang tidak diharapkan

"Kamu kenapa, Ma? Kok kelihatan bingung seperti itu." Arif baru saja pulang entah dari mana pria tersebut pamit dari pagi hingga hampir sore ia baru ingat untuk pulang ke rumahnya. Arif yang dibuat penasaran karena melihat kegelisahan yang diperlihatkan oleh Nurmala.Nurmala yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri pun merasa terkejut karena suara dari suaminya itu. Nurmala ternyata belum menyadari kehadiran suaminya tersebut otomatis segera menoleh ke arah sumber suara."Kamu baru pulang, Pa?" ucap Nurmala sambil mematikan layar ponsel karena dia baru saja mencoba untuk menghubungi nomer Farhan untuk kesekian kalinya."Kamu dari tadi aku lihat seperti orang bingung saja, Ma, sampai-sampai kamu juga gak sadar kalau aku sudah pulang dari beberapa menit lalu. Ada masalah apa?" Arif mencoba untuk mencari tahu apa yang sedang dipikirkan sang istri."Aku itu lagi memikirkan Kiran, Pa.""Memangnya ada apa dengan Kiran?""Kiran baru saja telepon mama dan diminta agar kita segera kiri
Baca selengkapnya

75. Keputusan Farhan, Nurmala emosi

"Kamu gak usah basa-basi. Aku tahu kalau kamu sebenarnya gak suka kan dengan kedatanganku." Nurmala menampakkan raut tidak sukanya pada sang tuan yang tidak lain adalah istri dari adik kandungnya sendiri."Sebenarnya apa sih masalah kamu itu sama aku, Wah. Sampai-sampai kamu melarang adikku untuk berbuat baik sama keluarganya sendiri. Aku sudah tahu kalau kamu itu sudah melarang Farhan untuk mengirim uang bulanan pada Kiran, keponakannya sendiri. Apa kamu juga punya niatan untuk melarang adikku mengeluarkan uangnya sendiri demi pendidikan keponakannya." Marwah menatap iparnya itu dengan penuh keterkejutan karena tanpa berbasa-basi Nurmala berbicara panjang lebar dan tanpa ia sangka-sangka jika dirinya sendiri yang sudah membuka kenyataan yang selama ini terjadi di belakang adik iparnya tersebut."Maksud mbak Nur, ini apa? Uang bulanan? Biaya pendidikan?Oh ... bagus, karena mbak Nur sudah bicara tanpa aku bertanya. Jadi, selama ini mbak Nur sudah mempengaruhi lebih tepatnya memanfaatk
Baca selengkapnya

76. Kemalangan Kiran

"Kiran, aku ada kerjaan nih, dari pada kamu bingung mikirin uang yang gak sampai-sampai." Clara salah satu teman kuliah Kiran. Gadis dengan gaya ala-ala Korean style nya itu sering membuat Karin merasa iri karenanya. Karin iri dengan teman dekatnya tersebut yang ia kira memiliki kehidupan yang lebih beruntung dari pada dia terutama dalam soal keuangan yang seperti tidak pernah habis orang tua Clara memberikan uang untuk anak mereka yang sungguh berbeda dengan dirinya.Kiran baru saja membukakan pintu kamarnya itu untuk tamunya yang tidak lain adalah Clara teman satu angkatan yang usianya hampir sama dengan Kiran dengan hobi yang sama yakni suka nongkrong di kafe dan dunia malam yang akhirnya menyatukan keduanya.Kiran yang ketika itu sedang berdiam diri di kamar kosannya selama beberapa hari ini dibuat tidak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh temannya tersebut. Kiran sangat antusias dengan kabar yang dibawa oleh teman perempuannya itu.Clara tahu permasalahan yang seda
Baca selengkapnya

77. Pekerjaan baru untuk Kiran

"Ma, aku sudah ditagih lagi sama pemilik tempat kos. Kalau sampai Minggu ini tidak dibayar dengan bulan yang kemarin. Aku bakal diusir dari sini sama pemilik kos ini, Ma." Kiran menelepon orang tuanya guna menanyakan uang kiriman untuk biaya hidup dan biaya sewa kamar kos pasalnya dia sudah tidak bisa lagi mengharapkan dan mengandalkan uang dari kiriman Om Farhan nya karena memang Om nya itu sudah tidak lagi mengirimkan uang ke rekening miliknya. Farhan sendiri yang memergoki isi chat yabg dikirimkan oleh Kiran pada Alina putrinya. Isi chat yang berupa ancaman agar Alina menyediakan sejumlah uang yang ia minta padahal sebelumnya Farhan sendiri sudah mengirimkan uang yang jumlahnya sama besar dengan yang Farhan kirimkan untuk putrinya. Terlebih lagi ada asuhan lebih tepatnya cerita yang keluar dari penuturan putrinya tentang bagaimana perangai buruk Kiran selama mereka berada di tempat yang sama. Cerita dari Alina tentu saja membuat murka Marwah sebagai seorang ibu terlebih sedari kec
Baca selengkapnya

78. Dunia Alina dan Kiran

"Mi, ini teman aku yang aku ceritakan sama Mami." Clara membawa masuk temannya itu ke dalam rumah besar yang ternyata di dalamnya ada semacam kafe yang lebih tepatnya mirip dengan sebuah tempat hiburan malam. Bangunan lantai dua tersebut di bagian lantai bawahnya di fungsikan sebagai kafe dan lantai duanya nampak pintu-pintu kamar yang berjejer rapi. Clara membawa Karin ke lantai bawah tekatnya di ruangan yang letaknya berada di sudut dan di bawah tangga untuk menuju lantai dua."Kiran." Kiran memperkenalkan diri pada wanita yang usianya nampak berbeda dengan riasan wajahnya. Mami adalah sapaan yang kerap dilontarkan oleh orang-orang di sekelilingnya sekaligus para pegawai dan pelanggan yang sering datang ke tempatnya."Kamu bisa panggil saya Mami sama seperti Clara panggil Mami." Wanita dengan panggilan Mami tersebut mempersiapkan kedua wanita muda yang baru saja sampai di tempatnya itu untuk duduk di atas sofa yang telah disediakan."Iya, Mi.""Kamu sudah punya pengalaman?" Perempu
Baca selengkapnya

79. Kegelisahan hati Nurmala

"Ra, gak salah ini?" Kiran berbisik pada telinga sahabatnya itu. Keempat orang dewasa itu kini telah berada di dalam sebuah mobil sport berwarna hitam yang dikendarai oleh pasangan Clara. Sementara pria yang akan menjadi pasangan Kiran berada di sisi kiri jok kemudi. Alunan musik member samai perjalanan mereka kali ini. "Salah apanya maksud kamu, Ran?" Clara menautkan alisnya karena pertanyaan yang diajukan oleh Kiran kepadanya."Masa iya lagi-lagi pria tua yang harus aku temani," protes Kiran karena apa yang dibawa oleh Clara tidak sesuai dengan yang ada di pikirannya juga dengan keinginannya.Keduanya masih pada posisi sama-sama saling berbisik namun tetap menjaga perasaan dua pria dewasa yang ada di depan mereka."Kamu itu, ya," celetuk Clara sedikit gemas dengan tingkah lawannya itu."Kerjaan seperti kita ini gak bisa seenaknya pilih-pilih sesuai keinginan kita. Kamu harus bisa menerima apa yang ada di depan kamu itu kalau kamu dapat job yang pastinya menghasilkan cuan. Justru me
Baca selengkapnya

80. Nasib Kiran

"Kiran, ada yang nungguin kamu. Segera kamu berangkat ke tempat Mami." Sebuah nomer baru masuk pada aplikasi perpesanan pada layar ponsel milik Kiran. Ya, sudah satu hari gadis itu izin pada Mami Mawar melalui temannya dengan alasan istirahat.Kiran yang baru saja keluar dari kamar mandi kosnya. Sudah seharian kemarin ia beristirahat dan memanjakan diri di tempat spa membuat badannya kini kembali menjadi lebih bugar dan kulitnya pun nampak kembali bersinar.Benar memang, jika ada uang di tangan apapun bisa ia dapatkan, apa yang ia kehendaki bisa diwujudkan. Tidak sia-sia dirinya mengorbankan kuliahnya demi bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah dengan mudahnya.Dengan rambut yang terlilit handuk berwarna putih yang bertengger di atas kepalanya. Kiran segera mendekati arah meja rias yang berada di sudut ruangan kamarnya.Kursi kecil yang berada di bawah meja ia tarik keluar dan kemudian ia menjatuhkan bokongnya di atas sana. Tangan kanannya meraih benda pipih itu dan kemudian ia mengecek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status