"Ibu kenapa gak mau jawab?!" pekik Luna setengah histeris, dalam pikirannya sudah terbayang hal-hal buruk, mungkinkah ibunya selama ini sakit keras dan menutupi semua itu di hadapan keluarga. "Ibu jawab ..." rengek Luna tapi Tari tetap tidak bergeming. "Kalau gitu, biar aku telepon klinik itu," ucap Luna menyalakan ponsel ibunya yang masih berada di tangannya. "Jangan Luna!" sergah Tari berusaha merebut ponselnya kembali. "Kalau gitu Ibu bilang, jelasin semuanya, Bu," mohon Luna, ia merajuk. Tari menghela nafas panjang dan berat, seperti sesuatu hal yang sulit apa yang akan ia ucapkan ini. "Semua ini buat kamu," lirih Tari nyaris tak terdengar. Evan yang berdiri mematung mencoba mendekat agar bisa mendengar percakapan ibu dan anak itu dengan jelas. Bukannya ingin ikut campur, hanya saja segala sesuatu tentang Luna, ia ingin tahu, sosok Luna memang sudah menarik perhatiannya. "Apa? Buat aku, Bu? Aku gak salah denger kan?
Read more