All Chapters of Terpaksa Kuterima Lamaran Sahabatmu : Chapter 81 - Chapter 90

92 Chapters

81. Angkuh

Selesai melaksanakan salat zuhur Fyan melajukan mobilnya menuju sebuah tempat yang sudah dijanjikan untuk bertemu dengan Priska. Melalui Bunda yang meminta nomor kontaknya Priska langsung pada ibunya, Fyan bisa berkomunikasi dengan gadis itu. Sebuah restoran mewah menjadi pilihan Priska sebagai tempat mereka bertemu. Awalnya Fyan kaget karena ternyata gadis itu memilih tempat bukan yang biasa. Tetapi sejurus kemudian pemuda itu sadar kalau Priska adalah lulusan S2 Kanada, wajar kalau selera gadis itu tinggi.Ia pun memantapkan hatinya, mempersiapkan mentalnya supaya bisa berkomunikasi dengan lancar. Lantaran jujur saja, selama ini Fyan jarang berinteraksi dengan lawan jenis kecuali Ara. Kali ini ia harus bangkit karena Ara, gadis satu-satunya yang ada di dalam hatinya sudah tidak mungkin lagi dimiliki. Fyan pun enggan bertanya kabar mengenai gadisnya itu pada Bunda maupun mama. Tak mau mengambil resiko sakit hati ketika mendengar Ara tengah berbahagia dengan Rey.Fyan memarkir mobil
Read more

82. Obsesi

"Ya, Jeng?" tanya Fyan setelah menggeser tombol hijau dan menarik benda pipih itu ke dekat telinganya dan mengucap salam."Mas Fyan bisa segera datang ke panti asuhan?" Suara Ajeng terdengar kemudian."Aku sedang di parkiran dan baru saja akan pulang. Ada apa, Jeng?" Fyan mengerutkan keningnya, khawatir terjadi sesuatu di panti. "Memangnya Mas Fyan di mana?"Pertanyaan Ajeng membuat Fyan menepuk keningnya sendiri. Tentu saja Ajeng tidak mengetahui kalau dirinya baru saja bertemu dengan Priska lantaran pria itu tidak mengabari sepupunya itu. Setahu Ajeng, Fyan sedang berada di kantor."Aku ... aku baru saja selesai makan di luar. Ada apa?" Fyan mengulang pertanyaannya."Mm ... ini ... ada orang yang mau bertemu dengan Mas Fyan. Katanya sih, mau lihat-lihat panti asuhan ini.""Baiklah, Mas segera ke sana.""Yo wis, Ajeng tunggu, ya, Mas."Setelah mengucapkan salam dan menyimpan ponselnya lagi, Fyan pun segera melajukan kendaraannya menuju panti asuhan. Mendengar Ajeng mengatakan ada ya
Read more

83. Terjebak

Keluar dari kamar mandi, penasaran Fyan mengecek kembali ponselnya yang masih tergeletak di atas kasur. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Priska yang masuk selama ia di kamar mandi. Terakhir gadis itu mengirimkan sebuah pesan.[Ngopi yuk, aku nggak ada temen, nih.]Begitu isi pesan dari Priska disertai dengan alamat sebuah cafe. Fyan melemparkan ponselnya ia pun berganti pakaian dan menunaikan salat isya yang tertunda. Fyan hanya menggeleng kecil kala mengetahui gadis itu pergi malam-malam sendirian ke sebuah cafe dan minta ditemani. Ia melihat jam di ponselnya, hampir jam 11 malam. Apakah ini sudah terbiasa? Ah, bukankah sebelum ini Priska hidup di luar negeri sendirian? Bebas tanpa pendampingan siapa pun.Tanpa bermaksud merespon pesan dari gadis itu, akhirnya Fyan berbaring. Tidur adalah cara dirinya merefresh tubuh setelah kelelahan seharian bekerja.Setelah beberapa saat, ponsel kembali berdering. Ragu Fyan meraih benda itu, panggilan dari Priska. Mau pura-pura ketiduran
Read more

84. Tidak Cocok

"Sorry, bukannya kasar ... "Fyan mengangkat tangan tanda tidak ada masalah."Priska, kayak dia gak cocok jadi calon suami lu." Pria itu beralih menatap Priska. "Sorry bro, saya bukan calon suaminya." Fyan menegaskan sekali lagi."Priska bilang lu calon suaminya. Kalian korban perjodohan. Hahaha. Harusnya Priska mendapatkan pendamping hidup yang sesuai dengannya." Pria itu tertawa dengan nada mengejek. "Sudah dibilang saya bukan calon suaminya. Saya hanya teman lama yang baru ketemu lagi tadi siang." Fyan merasa tidak enak mendengar pria itu berkata dengan nada tinggi."Sudah, jangan berdebat. Jadi kamu cuma mau mempermainkan aku, Fyan?!" Sekarang giliran Priska yang berkata dengan nada tak kalah tinggi.Fyan mengalihkan pandangan sejenak. Memang susah kalau ngobrol dengan orang dalam keadaan setengah sadar."Mempermainkan apa, Priska?" "Kita sudah dijodohkan tapi kamu bilang bukan calon suamiku?!" Priska menunjuk wajah Fyan, sungguh tidak ada sopan santun."Tidak ada perjodohan di
Read more

85. Kenalan

Usaha yang dijalankan Ara bersama Maya berjalan lancar. Selain melayani pembeli langsung, mereka juga menyediakan layanan online yang lebih dari separuhnya pendapatan mereka berasal dari penjualan online ini. Pelanggannya pun tidak terbatas dari dalam kota saja. Tetapi merambah ke luar kota, bahkan luar provinsi. Modal yang Ara pinjam dari Papa juga sudah dikembalikan. Sebenarnya Papa menolak, tetapi Ara bersikeras. Atas bantuan Mama, akhirnya Papa mengalah. Aktivitas yang cukup menyita waktunya ini berhasil mengalihkan pikiran Ara dari Rey. Pemuda yang ditunggunya selama hampir 3 tahun itu memang sempat membuat hari-hari gadis yang sekarang mantap berhijab itu terasa menyakitkan. Beruntung ada Maya juga mama dan papa yang selalu memberikan dukungan hingga ia bisa berhasil melewati masa-masa sulitnya. Meskipun tidak jarang Ara teringat pada pemuda itu, namun kembali ia menyibukkan diri pada pekerjaannya.Hidup sederhana yang dijalankan oleh Ara membuat ia benar-benar mandiri. Ia p
Read more

86. Harus Siap

"Hah?! Willy?!"Seketika mama dan papa menatap Ara penuh tanya ketika mendengar anak keduanya itu seperti kaget."Kenapa? Ara kenal?" Mama tak bisa menahan rasa penasarannya."Eum ... anu .... " Ara berusaha menyembunyikannya kagetnya."Atau ... jangan-jangan kalian sudah ...." Mama tersenyum sambil menatap tajam ke arah putrinya, kemudian ia beralih pada suaminya. Berharap kalau Ara dan Willy sudah saling kenal atau bahkan sering berkomunikasi. Itu sebabnya Tuan Markus membahas mereka."Ara pernah dengar nama itu sewaktu kuliah dulu. Kayaknya dia kakak tingkat Ara. Tetapi .... " Ara memutuskan untuk tidak memberitahu Mama dan Papa perihal pertemuannya dengan Willy beberapa hari yang lalu."Tetapi apa?" Lagi, Mama antusias mengajukan pertanyaan. Perempuan itu semakin berharap."Tetapi ... dulu dikenal sebagai mahasiswa yang suka gonta-ganti pacar." Ara melirik Mama yang nampak sedikit kaget.Mama menghempaskan bagian belakang tubuhnya kesadaran kursi. Sesungguhnya ini jawaban yang ti
Read more

87. sepakat

"Bagaimana kabar tokonya Ara?" tanya bunda setelah beberapa menit berbasa-basi sekedar bertanya kabar. Pertanyaan itu pun masih bagian dari basa-basi. Terakhir Bunda mendengar kabar kalau Ara membuka usaha toko di ruko yang tidak jauh dari taman flamboyan."Alhamdulillah, Jeng. Karena ditekuni, usahanya semakin lancar bahkan sekarang menerima pesanan lewat online. Ara juga kelihatannya semakin dewasa tidak manja lagi seperti dulu." Terdengar tawa kecil dari seberang telepon. Bunda membayangkan gadis kecil itu sekarang sudah berubah menjadi wanita dewasa. Gadis kecil yang dulu selalu tampil dengan rambut dikuncir satu di belakang yang kerap merengek manja memintanya membuatkan sesuatu tatkala dirinya sedang di dapur."Saya sebenarnya sangat kangen sama Ara. Tapi, kok, nomornya tidak aktif, ya." "Sepertinya Ara ganti nomor, Jeng. Kalau begitu, nanti saya kirim nomor baru Ara.""Ndak usah, Jeng. Ara sekarang sibuk di tokonya, takut mengganggu waktunya. Mendengar dia sehat dan baik-baik
Read more

88. Apakah Jodoh?

Satu bulan setelah pernikahan Ajeng dan Pras dilaksanakan. Tepatnya satu bulan setengah setelah Ayah meminta Fyan pindah ke Bandung. Namun belum ada tanda-tanda pemuda itu bersiap-siap untuk pergi ke kota tersebut. Ayah dan Bunda pun belum membahasnya lagi sejak pembicaraan saat itu. Fyan sendiri bukan lupa kalau saat itu dirinya mengiyakan permintaan Ayah. Namun dirinya masih menimbang dan ragu untuk kembali ke kota itu. Meski jujur saja, dalam hatinya penasaran dengan kabar Ara, namun dia masih tetap tidak punya keberanian untuk mencari tahu tentang gadis itu. Malam ini, Ayah dan Bunda kembali membahas hal itu selepas mereka makan malam. "Sudah hampir dua bulan lho, Nak? Jadi mau kapan?" Bunda membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan."Sebentar lagi, Bun. Ada pembangunan yang belum selesai di panti asuhan. Lagi pula Ajeng dan Pras masih pengantin baru.""Sudah satu bulan menikah, harusnya Ajeng dan Pras sudah kembali aktif. Bulan madu kan bisa kapan-kapan. Kakakmu kemarin sud
Read more

89. Besar Harapan

Sudah hampir dua bulan Fyan tinggal di kota Bandung. Hari demi hari ia lalui sangat membosankan. Kegiatannya hanya ke kantor dan di rumah. Fyan termasuk orang yang tidak suka keluyuran atau nongkrong tidak jelas. Sesekali menginap di rumah Shafia jika Fyan sedang ingin makan makanan rumahan. Setiap hari makan di restoran memang tidak enak. Mau masak di rumah rasanya tidak seru kalau dimakan sendirian.Shafia pernah menyarankan supaya Fyan mencari seorang ART, tetapi sang adik tidak mau. Untuk bersih-bersih rumah, Fyan bisa mengerjakannya sendiri. Bukankah sekarang sudah banyak alat yang membantu. Pakaian dicuci di laundry. Selain rumah Shafia, hari minggu biasanya Fyan berkunjung rumah yang baru saja ia beli untuk melihat pembangunan yang sudah hampir selesai. Membayangkan suatu saat ia tinggal di sini bersama keluarga kecilnya. Bahagia dengan seorang istri dan mereka saling menyayangi. Lagi-lagi wajah Ara yang muncul ketika Fyan membayangkan masa depan.Selam dua bulan tinggal di B
Read more

90. Menolak

Pulang dari bertemu dengan mama dan papanya Ara, Fyan merasa lega mendengar kabar gadis itu masih sendiri. Berarti ia mempunyai kesempatan untuk mewujudkan harapannya. Senyum tak lepas dari bibirnya, sepanjang perjalanan Fyan bersenandung kecil. Dunia yang sempat terasa sempit kini kembali melebar. Fyan berharap, semoga saja Ara menyetujui rencana mama dan papanya. Gadis itu pasti kecewa kepada Rey. Semoga kehadiran Fyan kembali akan membuka hatinya dan menjadi pelipur dukanya. Hari itu Fyan tidak kembali ke kantor. Ia mengirim pesan pada sekretarisnya untuk menghandle beberapa pekerjaan. Pemuda itu langsung pulang ke rumah lantaran ingin segera berbaring dan merayakan kebahagiaannya sendiri.Hal yang pertama Fyan lakukan setelah sampai di rumah adalah mencari media sosial Rey. Ia ingin bertanya pada sahabatnya itu kenapa sampai hati melakukan ini pada Ara.Terakhir kali Fyan berkomunikasi dengan Rey entah berapa tahun yang lalu. Kalau tidak salah tak lama setelah dia berada di Sura
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status