Home / Rumah Tangga / Lima Tahun Tak Disentuh / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Lima Tahun Tak Disentuh: Chapter 31 - Chapter 40

68 Chapters

Akhir Season 1

“Apa maksudmu?”“Aku sudah menyebar berita itu dan sudah menyelamatkan reputasi perusahaan, jadi kamu harus membayarnya.” Felicia meletakkan bayinya di stroller.Abiyan akhirnya tahu kalau Felica memang benar-benar licik, ingin sekali dia mengumpat wanita itu tapi kini dia butuh Felicia untuk menyalamatkan dirinya. Kalau sampai Arlan membuka kejahatannya pada keluarganya, habis sudah riwayatnya.“Kamu harus mengklarifikasi berita itu.”“Apa maskudnya? Apa kamu mau perusahaan orang tuamu hancur.” Ini bukan dalam prediksi Felicia, dia tidak mengerti dengan pemikiran Abiyan, dia sudah menjatuhkan namanya dan kini apa yang dia dapat.“Arlan memegang kartuku, kalau kamu tidak mengklarifikasi, dia akan membongkar kartuku pada keluargaku.”Felicia tersenyum, kenapa bodoh sekali Abian, pantas saja dia sangat mudah mengelabuhinya. Ini adalah kesempatan yang baik untuk Felicia.“Aku akan mengklarifikasinya, tapi dengan syarat.” “Apa? Uang? Aku akan berikan berapa pun yang kamu minta.” Abiyan s
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

Mantan Jadi Ipar (Season 2)

Wanita itu mendengus saat Abian mengabaikannya, padahal dia sudah menunggu lelaki itu selama satu bulan setelah menikah kembali dengan Abian."Bi, kenapa kamu?" tanya Falicia lalu membuang tubuhnya tepat disamping suaminya."Aku lelah," jawab Abian menghalau tangan Felicia."Kita sudah lama tidak melakukannya,kamu menikahiku untuk apa?""Kamu 'kan yang memintanya, lagian mereka sudah tahu aku kalau aku yang mencelakai mereka. Sekarang aku tidak butuh kamu, terserah kamu mau melanjutkan pernikahan ini atau tidak aku tidak peduli." Abian lantas meninggalkan Felicia yang sudah sejak tadi dalam mode siap siaga. Dia tidak tertarik dengan wanita itu, menikahi Felicia adalah kesalahan dan perasaanya kini entah.Wanita itu menarik selimut, pendingin ruangan semakin membuatnya kedinginan, dia butuh kehangatan dan apa yang diadapatkan dari suaminya. Dia diabaikan. Ingin menerima kalau ini adalah hukuman, tapi dia tidak bisa seikhlas itu."Apa dulu Amara merasakan hal seperti aku? Diabaikan tern
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

Teror

Amara mengadukan pada orang tuanya tentang kehidupannya yang sepertinya masih banyak hal belum terselesaikan. Dia masih belum bisa menapaki kehidupan barunya, Pernikahannya dengan Satria terlalu buru-buru, dia tidak berpikir sejauh ini dampaknya.Mungkin apa yang dikatakan Abian benar bahwa Satria menikahinya karena kasihan. Mereka lima tahun satu rumah sudah pasti Satria tahu bagaimana kehidupannya bersama Abian. “Apa keputusanku menikahi Satria salah?” Dia bertanya pada diri sendiri, tangannya mengusap-usap pusara kedua orang tuanya yang basah akibat hujan semalam.“Iya, kamu terlalu buru-buru, seharusnya kamu berpikir dulu sebelum mengambil keputusan, kalau sudah begini kamu yang nyesel.” Suara di belakangnya membuat Amara mendongak, lelaki itu menjulang di sampingnya kemudian lelaki itu ikut berjongkok di dekat Amara. “Maaf, saya telah mengecewakan kalian. Saya yang bodoh telah mengabaikan Amara.” Abian ikut mengusap pusara di depannya dengan mengucapkan kata penyesalan.“Kenapa
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Sumber Masalah Lain

Saat masih menimang melihat pesan masuk itu atau tidak, dia dikejutkan oleh pintu kamar mandi. Entah berapa lama dia melamun sampai tidak menyadari kalau suaminya sudah selesai mandi."Buruan bersih-bersih, aku masih kangen, pengen cuddle lagi." Satria mengerling lalu mengambilkan pakaian Amara yang di lempar tadi. Amara memakai pakaiannya dan bergerak malas ke kamar mandi karena pikirannya masih pada pesan masuk di ponsel Satria. Dia takut itu foto yang sama yang dikirim ke ponselnya. Setelah membersihkan diri, dia ke luar dengan perasaan tidak tenang. Kakinya enggan bergerak saat melihat Satria sedang melihat ponselnya yang mungkin juga membaca pesan yang dikirim nomor tak dikenal itu."Ra, sini." Satria menepuk tempat di sampingnya setelah meletakkan ponselnya.Amara pasrah jika suaminya menanyakan tentang foto itu. Dia harus siap apa pun yang akan dilakukan Satria padanya.Amara mendekat lalu Satria melingkarkan tangannya di pinggangnya. Lelaki itu mendekatkan wajahnya di leher
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Dua Pangeran

Lelaki berkemeja hitam itu tersenyum setelah menerima teleponnya, dia membuka kaca matanya menatap ke arah pintu kamar hotel lalu berjalan beberapa langkah kemudian membuka pintu salah satu kamar hotel itu. Sebelum memasuki kamar hotel itu dia sempat melirik ke arah pintu kamar hotel di seberang kamarnya.“Sudah ke luar suaminya.” Lelaki itu disambut seorang wanita yang langsung memberi informasi padanya.“Iya, aku tahu, anak buahku sudah mengabari. Tugas kamu hanya dekati wanita itu.” Lelaki itu mengalungkan lengannya di leher wanita yang kini menghuni kamar hotel dengannya.Satu bulan yang lalu dia bebas dengan syarat, tidak ada yang tahu tentang kebebasannya. Dia akan memastikan keluarga Atmaja akan makin bercerai berai, dia ingin ada pertumpahan darah antara saudara. Cukup dia manfaatkan wanita itu.“Sebenarnya ada masalah apa, sih, dengan mereka?” tanya wanita itu.“Mereka telah membuat hidupku menderita, seharusnya mereka tidak bahagia.” Lelaki bernama Arlan itu mengepalkan tan
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Akan Ada Masalah Besar

“Selamat, malam. Boleh saya duduk di sini?” Seorang wanita dengan membawa piring dan juga gelas menghampirinya.Amara yang tengah menikmati makan malamnya mendongak lalu tersenyum dan mempersilahkan wanita itu untuk duduk satu meja dengannya. “Sendirian?” tanya wanita itu. Gerakannya anggun menyuap makannya ke mulut, dengan pelan kunyahan mulai terlihat teratur dan itu benar-benar indah dilihat. Amara masih memperhatikan wajah ramah wanita itu.“Iya, Mbak sendiri juga?” Amara balik bertanya karena tidak melihat ada yang menyusul wanita itu.Wanita itu mengangguk kemudian tidak terjadi obrolan lagi karena mereka masih sibuk menyuapkan makanan. Tidak pantas rasanya berbincang di saat makan.Setelah selesai, masing-masing menggeser piring kotor itu ke samping lalu berlanjut meminum minuman yang mereka bawa.“Mbak ada acara di sini juga?” Wanita itu bertanya dengan menunjuk beberapa orang yang berkumpul dalam beberapa tempat tampak saling membalas obrolan. Ada acara kantor di sana, Amara
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Dalam Bahaya

Satria tidak bisa fokus dengan pekerjaannya, dia yang biasanya mudah saja menghandle pekerjaan, dia yang paling bisa diandalkan jika berhubungan dengan masyarakat. “Ada apa?” Atmaja peka saat melihat putranya yang terlihat gelisah.“Tadi Dara telepon, katanya Amara melihat Arlan. Aku lagi nunggu Marco buat cari tahu Arlan,” jawab Satria.Setelah perdebatan dengan ayahnya akhirnya dia mau bicara dengan ayahnya. Masalah ini bukan masalah main-main, dia yakin keanehan yang terjadi ada hubungannya dengan Arlan. Yang dia takutkan adalah Abian terlibat dalam permainan ini. Dia tidak tahu tujuan sebenarnya arlan apa, tapi dia rasa Amara adalah salah satu alat untuk memuluskan rencana lelaki itu.“Kamu telepon Amara agar tidak ke luar dari kamar hotel, Papa takut Arlan nekat. Kita nggak tahu dia di sana atau tidak,” kata ayahnya dan seketika dia ingat istrinya itu belum dia telepon karena sibuk mencari tahu tentang keberadaan Arlan.Satria segera menghubungi Amara, tapi teleponnya tidak dite
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Ancaman Lagi

“Sudah kubilang kalau jangan mudah akrab dengan orang yang baru dikenal.”Lelaki itu mengomelinya sejak tadi. Satria tiba-tiba sudah ada di sana, padahal lelaki itu mengatakan kalau akan kembali lima hari lagi paling cepat.“Ya ampun, Satria. Dia itu perempuan, kenapa kamu jadi posesif gini, sih.” Amara jelas kesal karena saat dia sedang bersama Elisha tiba-tiba ditarik masuk ke kamar mereka, dia malu apalagi baru kenal Elisha. Pas ti temannya itu berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.Satria mengusap kasar wajahnya, bagaimana dai tidak kesal, saat dirinya panik karena Amara tidak menerima panggilan teleponnya, saat kembali istrinya itu ternyata sedang bersama orang asing.“Ra, tolong mengerti. Keadaan kita masih belum aman, jangan mudah percaya dengan orang baru.” Amara tersenyum, padahal dia baik-baik saja sejak ditinggal Satria dan soal Arlan, dia merasa hanya sedang paranoid saja. Sebenarnya apa yang dia takutkan sampai pergi dari rumah, adahal di rumah lebih aman, Abian tida
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Kurang Perhatian

“Memangnya kalian mau ke mana?” tanya Maria pada Satria dan Amara yang sudah bersiap dengan membawa koper. “Mau bulan madu, kan belum sempat,” jawab Satria. Tangan kanannya menarik koper sedang tangan kirinya menggenggam tangan Amara.“Ya sudah. Mama juga sudah pengen cepet punya cucu. Punya anak dua saja kelakuannya bikin pusing,” gerutu wanita dengan potongan rambut bob itu.“Mama doain saja biar kami segera punya anak. Kami akan berusaha keras, jadi Mama jangan ganggu kami setelah kami berangkat,” kelakar Satria dan langsung mendapatkan pukulan di lengan dari mamanya.“Sudah sana berangkat, yang penting izin dari papa sudah dapat, Mama tinggal dukung saja.”Rencana dadakan ini sebenarnya bukan ide Satria, tapi Amara yang memintanya. Bukan apa-apa, Amara hanya ingin berdua saja dengan Satria karena selama menikah ada saja masalah yang menyambangi mereka. Amara juga ingin lebih dekat lagi dengan suaminya tanpa ada masalah yang mengiringi mereka. Rasanya belum pernah dia merasakan ba
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Mengambil Kembali

“Sayang, buruan.” Amara mengetuk pintu kamar mandi. Kebiasaan lelaki itu suka lama saat di kamar mandi, padahal dia yang wanita saja tidak membutuhkan waktu lama di kamar mandi.“Bentar.” Suara di dalam sana akhirnya terdengar mendekat dan daun pintu dibuka menampakkan tubuh bertelanjang dada dengan tetesan air dari rambut. Amara menelan ludahnya melihat pemandangan itu. Mereka memang sudah sebulan lebih menikah dan bahkan dia sudah melihat lebih dari itu, entah kenapa Satria terlihat selalu mempesona. Dia menyukai tubuh itu. Kulit bersih dengan otot yang tidak terlalu besar, tapi justru itu yang membuat Satria terlalu mempesona.Kalau Abian selalu memperhatikan bentuk tubuh dengan otot yang besar, beda dengan Satria yang tubuhnya sedikit lebih langsing, tapi tampak pas untuk ukuran lelaki itu.“Kenapa?” Satria menarik Amara memeluknya padahal tubuhnya masih basah.“Satria, basah ‘kan bajuku.” Amara mendorong tubuh itu mengibaskan bajunya yang ikut basah. “Lihatnya segitu amat. Mas
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status