Semua Bab Pernikahanku Dengan CEO tampan.: Bab 121 - Bab 130

135 Bab

Bab 121 : Surat Cerai

Berapa lama kita punya waktu?" tanya Luxius, suaranya hampir berbisik.Dokter melihat Luxius dengan penuh empati. "Setelah operasi pengangkatan peluru selesai dan kakakmu stabil, kita harus bergerak cepat. Kami tidak bisa menunda terlalu lama."Luxius menundukkan kepalanya, tangannya mencengkeram kuat kursi di bawahnya. Dia tahu bahwa dia harus menyampaikan kabar ini kepada keluarganya, terutama kepada orang tuanya yang belum mengetahui apa yang sedang terjadi. Tetapi di atas segalanya, dia merasa bertanggung jawab atas kondisi Luxian, kakaknya, yang selalu ada untuk melindungi dan membimbingnya. Sekarang, Luxius harus melakukan hal yang sama untuknya.Dengan langkah berat, Luxius meninggalkan ruang dokter, kembali ke ruang tunggu operasi. Di sana, dia duduk di kursi, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau. Dia berharap agar Luxian tetap kuat, dan bisa melewati semua ini. ***Keesokan harinya, langit masih cerah ketika Keenan, yang ditunjuk sebagai pengacara Celia, tiba di kantor
Baca selengkapnya

Bab 122 : Surat Cerai Dari Luxian

Tapi dia segera mengendalikan kembali mobilnya dan melaju keluar dari gang menuju jalan besar. Sayangnya bagi Simon, begitu dia keluar ke jalan utama, mobil-mobil intel lain sudah menunggu. “Ini akhir dari permainanmu, Simon,” gumam salah satu agen di dalam mobil pengejar, sambil mempersiapkan diri untuk menghentikan mobil Simon. Namun, Simon memiliki rencana lain. Dia melihat sebuah jalan menuju luar kota, jalanan yang lebih terbuka dan tanpa banyak rintangan. Dengan keputusasaan yang memuncak, dia membanting setirnya ke arah jalan tersebut dan memacu mobilnya secepat mungkin, berharap bisa keluar dari jangkauan intel. Kejar-kejaran terus berlanjut, kini di jalan terbuka dengan kecepatan yang lebih gila. Simon terus memacu mobilnya, tetapi intel tidak memberinya ruang untuk kabur. Mereka mulai mendekat dari kedua sisi, membuat Simon semakin terpojok. Sadar bahwa dia tidak bisa terus berlari, Simon meraih Abigail yang duduk di sebelahnya dan berteriak, “Ini belum berakhir! Kita
Baca selengkapnya

Bab 123 : Luxius & Surat Cerai Luxian

Dia hanya bisa berdiri di sana, mencoba memberi dukungan meskipun hatinya sendiri penuh dengan ketidakpastian. Setelah Luxian menandatangani surat perceraian, dia meletakkan pena itu dengan pelan, lalu menatap Luxius. "Kirimkan ini dan pastikan Celia menerimanya setelah aku menjalani operasi. Dia harus tahu bahwa aku melepaskannya bukan karena aku tidak mencintainya, tetapi karena aku ingin dia hidup bebas." Luxius menelan ludah dengan berat, berusaha menahan emosinya. "Kak, kau pasti akan sembuh. Aku yakin, kau bisa melalui ini. Jangan menyerah." Luxian hanya tersenyum kecil, meskipun senyuman itu penuh dengan kesakitan. "Aku berharap kau benar, Luxius. Tapi, jika ini memang akhir, setidaknya aku sudah melakukan hal yang benar untuknya." “Tapi kakak…” “Bahkan terpidana mati masih mendapatkan hidangan terakhir sesuai keinginannya, sebelum dia mati. Apa aku tidak punya hak yang sama?” “Omong kosong, kau tidak akan mati!” Malam itu terasa berat bagi keduanya. Luxius berbali
Baca selengkapnya

Bab 124 : Pertunangan Celia & Hasil Operasi Luxian

Keesokan harinya tiba dengan suasana yang sangat berbeda di dua tempat yang terpisah. Di satu sisi, di rumah sakit, Luxian sedang mempersiapkan diri untuk menjalani operasi otak yang penuh risiko. Di sisi lain, di kediaman keluarga Montague, persiapan untuk pesta pertunangan Celia dan Sergio sudah hampir selesai. Meski tampak bahagia di luar, dua hati yang tersimpan rahasia menghadapi takdir mereka masing-masing, terikat oleh nasib yang kini berjalan di arah yang berbeda.Di rumah sakit, Luxius dan anggota keluarga Davies yang lainnya berdiri di luar ruang operasi, hati mereka dipenuhi kecemasan. Sejak pagi, Luxius sudah menemani kakaknya yang akan menghadapi salah satu operasi terberat dalam hidupnya. Dokter telah menjelaskan bahwa operasi ini memiliki risiko besar, termasuk kelumpuhan atau kehilangan fungsi otak. Meskipun Luxius mencoba memberikan semangat pada kakaknya, dia tahu bahwa hasilnya tidak bisa diprediksi. Di dalam ruang operasi, Luxian berbaring di meja operasi, tubu
Baca selengkapnya

Bab 125 : Luxian Pergi & Tertangkapnya Simon Dan Abigail

Luxius tahu bahwa melihat Celia bisa membawa rasa damai bagi Luxian, meskipun dia juga khawatir pertemuan sekilas itu bisa menambah beban emosionalnya. Tapi Luxian telah memutuskan, dan sebagai adik, Luxius menghormati keputusan itu.Mobil melaju perlahan menuju kediaman keluarga Montague. Saat mereka mendekat, rumah besar itu terlihat megah, dikelilingi oleh taman yang indah dan penuh dengan kehidupan. Ketika mobil Luxian berhenti sebentar di depan rumah, pemandangan di halaman membuat Luxian terdiam.Di sana, di bawah sinar matahari pagi yang lembut, Celia sedang bermain dengan bayinya di halaman. Bayi kecil itu tertawa riang saat Celia mengayunkan nya perlahan di udara, sementara senyum lembut terukir pada wajah Celia. Itu adalah momen penuh kebahagiaan, momen yang indah dan sederhana, jauh dari segala kerumitan yang pernah mereka alami.Luxian hanya bisa tersenyum, meskipun hatinya terasa tidak nyaman. Ada rasa damai yang datang dari melihat Celia bahagia bersama bayinya, meskipu
Baca selengkapnya

Bab 126 : Kebenaran Yang Mulai Terungkap

Reporter kembali berbicara, "Tim medis sedang berusaha menstabilkan kondisi Abigail. Tampaknya ia telah mengalami pendarahan yang cukup parah akibat luka dalam. Simon sendiri sudah dilumpuhkan oleh polisi dan kini berada dalam tahanan. Penangkapan ini menjadi akhir dari pencarian panjang terhadap Simon, buronan yang selama ini paling dicari."Celia terus duduk di depan televisi, merasa sedikit tidak percaya dengan semua yang baru saja terjadi. Kebenaran tentang Abigail yang terungkap melalui siaran langsung ini membuat Celia semakin bingung. Di satu sisi, ada rasa lega bahwa Simon akhirnya tertangkap, tetapi di sisi lain, keterlibatan Abigail membuatnya semakin meragukan banyak hal. Apakah semua ini ada kaitannya dengan Luxian? Dan mengapa Luxian tidak bisa dihubungi pada saat yang kritis seperti ini?Celia merasa terjebak dalam perasaan emosi yang rumit, antara kebenaran yang terbuka dan ketidakpastian yang terus menghantuinya.***Setiap jam berita tentang penangkapan Simon dan kon
Baca selengkapnya

Bab 127 : Tes DNA Bayi Abigail

Di rumah sakit, suasana terasa tegang saat Abigail berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, kondisinya kritis akibat pendarahan hebat setelah pengejaran dramatis bersama Simon. Tim medis bergerak cepat, mempersiapkan operasi darurat. Dokter memberitahu bahwa kondisi Abigail dan bayinya sangat kritis. Kemungkinan besar, bayinya sudah meninggal dalam kandungan dan harus segera dikeluarkan, akibat trauma dan stres fisik yang dialaminya.Di kediaman keluarga Davies suasana menjadi sangat tegang. Mereka tampak khawatir dan frustasi dengan semua situasi yang kacau ini. Abigail telah menjadi pusat masalah bagi keluarga mereka. Awalnya mereka berpikir bahwa bayi yang dikandung Abigail adalah anak Luxian, tapi dengan berita bahwa Abigail terlibat dengan Simon, segalanya menjadi tidak jelas. Mereka tidak mau mengambil risiko dan memutuskan untuk meminta dokter melakukan tes DNA pada bayi Abigail. Dengan kekuasaan dan pengaruh yang mereka miliki, keluarga Davies berhasil memaksa pihak ruma
Baca selengkapnya

Bab 128 : Hubungan Jarak Jauh

Beberapa hari sebelum hari pernikahannya, Celia memutuskan untuk mengunjungi Hacienda, rumah keluarga besar keluarga Davies di Ashford.Di sana, ia berharap bisa bertemu dengan Nenek Iris, Celia berpikir, jika ada orang yang bisa memberinya petunjuk tentang keberadaan Luxian atau tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya, mungkin itu adalah Nenek Iris.Saat Celia tiba di Hacienda, suasana terasa hening dan damai. Angin sepoi-sepoi meniup lembut dedaunan pohon di halaman, dan langit sore berwarna keemasan memberikan perasaan tenang. Namun, hati Celia tidak tenang. Langkah kakinya sedikit gugup ketika dia mendekati pintu rumah tua itu.Nenek Iris menyambutnya dengan senyuman ramah seperti biasanya, tetapi senyuman itu terasa penuh arti, seolah-olah ada sesuatu yang disimpan di baliknya. "Celia, sayang, apa yang membawamu ke sini?" Tanyanya lembut, suaranya tenang dan menenangkan.Celia, yang awalnya mencoba tersenyum, kini menunjukkan keraguannya. Matanya menatap langsung ke wajah Nen
Baca selengkapnya

Bab 129 : Axel Bertemu Nenek Davies & Kabar Kepulangan Sergio

Dengan wajah yang perpaduan sempurna antara Celia dan Luxian, anak itu menjadi simbol dari hubungan masa lalu yang rumit, tapi juga penuh cinta.Sergio sangat mencintai anak itu dan menganggapnya seperti darah dagingnya sendiri.***Suatu hari, di sebuah taman kota yang tenang dan indah, Celia sedang berjalan-jalan dengan putranya. Anak kecil itu tampak riang, berlari-lari kecil di sekitar taman, mengejar burung-burung dan tertawa ceria. Celia mengawasinya dengan senyum hangat di wajahnya, menikmati momen damai bersama anaknya. Hari itu cuaca sangat cerah, dengan sinar matahari yang lembut menyinari taman, membuat suasana semakin nyaman.Sementara Celia duduk di bangku taman, tiba-tiba dia melihat sebuah keluarga yang dikenalnya sedang berjalan di sepanjang trotoar taman. Itu adalah keluarga Davies. Nyonya Paula sepertinya sedang mengajak Nenek Iris jalan-jalan menikmati suasana sore hari.Celia merasa dadanya berdegup sedikit lebih cepat. Dia tidak pernah benar-benar memutuskan kont
Baca selengkapnya

Bab 130 : Berita Kecelakaan Pesawat

"Celia, semuanya sudah siap. Kita akan merayakan kepulangan Sergio dengan penuh suka cita," kata Eleanor, sambil tersenyum hangat di ruang tamu kediaman Montague. Meja makan sudah dihiasi dengan bunga-bunga segar dan hidangan terbaik, sementara semua orang bersemangat menunggu kedatangan Sergio.Di tempat lain, suasana serupa juga menyelimuti kediaman Davies. Mereka menerima kabar dari Luxian bahwa dia juga sedang dalam perjalanan pulang setelah menjalani perawatan di luar negeri selama berbulan-bulan. Keluarga Davies yang telah lama menanti kabar baik ini merasa lega. "Akhirnya, Luxian pulang. Aku tak sabar melihatnya," ujar Paula dengan mata berbinar. Di rumah itu, suasana dipenuhi harapan, dan Luxius tampak tersenyum lega mendengar kabar baik dari kakaknya. Setelah semua drama dan ketegangan, keluarga Davies merasa hari itu akan menjadi awal yang baru bagi mereka.Namun, ketika waktu mendekati siang, suasana yang penuh kebahagiaan itu berubah dalam sekejap.Tiba-tiba, televisi m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status