"Hmm ... Itu ...." Baru saja Kai akan menjawab, tetapi tiba-tiba dering ponsel Safira terdengar dari arah kamar. Safira lekas bangkit dari duduknya. "Bentar. Hapeku bunyi." Salep di tangan dia taruh sekenanya, lalu bergegas pergi ke kamarnya.Mulut Kai kembali terkatup rapat, menggaruk alis sambil menghela napas sangat panjang. Dia merasa beruntung sebab tidak perlu berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Safira, yang dia sendiri tak tahu jawabannya.ck! Kai menatap buku-buku tangannya yang baru saja diolesi salep oleh Safira. Tak sadar bibirnya melengkungkan senyum. "Kenapa gue lakuin itu? Kenapa? Emang perlu, ya, harus ada alesan dulu, kalo mau nolong orang?" Kai bermonolog, masih mencari-cari jawaban atas pertolongannya semalam kepada Safira."Danis pasti ngomel, nih! Bodo', ah!" Daripada pusing sendiri, Kai memutuskan bermain ponsel. Dengan begitu, dia bisa menyingkirkan perasaan-perasaan aneh yang mulai mengusik. "Eve?" Panggilan telepon dari Eve langsung dijawab oleh Kai
Read more