"Elu gak usah kerja di bar lagi." Kai mengulang ucapannya dengan satu alis terangkat tinggi, dan membuat Safira semakin ternganga."Kenapa? Kenapa aku ga boleh kerja di sana lagi? Kalo, aku gak kerja sambilan di sana, utangku gak akan lunas-lunas," ucap Safira, tak mengerti dengan permintaan tak masuk akal Kai.Bekerja sambilan saja dia belum tentu bisa melunasi utang-utang itu dengan cepat. Apalagi tidak bekerja sambilan? pikir Safira."Elu tinggal nurut aja, apa susahnya, sih? Udah gue minta baik-baik tapi elunya gak mau." Kai membuang napas kasar. Lalu lanjut bicara, "Harusnya elu seneng, karena gak perlu capek-capek kerja malem lagi. Ini malah nolak. Sok, banget, sih, lu!" "Ini bukan masalah aku nolak atau sok," sahut Safira tak terima dicibir. "Aku 'kan tadi bilang, kalo aku gak kerja sambilan, utangku gak akan lunas. Kalo aku andelin gaji SPG gak akan cukup. Kamu paham, gak, sih, aku ngomong?" "Ya udah, cari kerjaan lain aja. Susah banget!" Kai berdecak, lalu bersedekap. "Kerj
더 보기