Home / Romansa / Dosen Kampret itu, Suamiku!! / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Dosen Kampret itu, Suamiku!!: Chapter 211 - Chapter 220

328 Chapters

[211] Sea is Amazing Gurls!

“Ante Chapa, iyat nyak Ceya. Adgus tan?”Shafa memberikan dua ibu jarinya, memuji hasil menggambar Kamasea. Menunjukkan apresiasi dari usaha kecil anak sangatlah penting. Meski gambar Kamasea hanyalah berupa coretan abstrak, setidaknya anak itu sudah berusaha.“Lanjutkan! Sea pinter banget. Ntar gedenya pasti jadi pelukis.”“Nouw! Ceya au adi yak Papa.” Ucap Kamasea sembari kembali membuat garis-garis tak beraturan dengan pensil warnanya.“Emangnya Sea tau, Papanya Sea jadi apa?”“Anucia yah!”Shafa membuka mulutnya, lalu menutupnya dalam hitungan detik.Impressive!Jawaban Kamasea sungguh diluar prediksi BMKG. Shafa pikir anak itu akan menjawab dosen atau profesi yang tengah digeluti oleh kakaknya sekarang. Rupanya dugaan Shafa meleset sangat jauh.Yah, jika begini.. Alih-alih menjadi seperti kakak ke-2-nya,
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

[212] Sie Cien Ping!

“Shafa..”Miranti menghamburkan dirinya pada Shafa, memeluk anak bungsunya erat. “Kamu dari mana aja, Shaf? Kenapa pergi nggak izin dulu ke Ibu. Ibu panik ngeliat kamu nggak ada di kamar,” lirihnya dalam satu tarikan napas.“Adekmu ketemu dimana, Mas?” tanya Attalaric. Disamping istri dan anaknya, Attalaric membelai puncak kepala Shafa. Ia merasa lega karena putri yang menghilang sudah ditemukan.“Rumah Kamaru, Pak. Shafa nginep disana ternyata.”Miranti melepaskan pelukannya. Wanita itu memukul pundak putrinya tanpa tenaga. “Bok ya bilang, Shaf! Chat Ibu kan bisa! Ibu kira kamu dibawa lari sama pacarmu!” Gerutu Miranti.“Katanya ada yang mau Anya omongin, Bu. Nanti dia kesini habis mandi.”“Kenapa? Ada apa?” Kekhawatiran yang sempat sirna, kembali lagi dalam benak Miranti. Raut wajah anak pertamanya terlihat tak biasa. Tatapannya pun mengar
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

[213] Ngidam Punya Skema

“Ha-Hai! Pagi Tante, Om.” Sapa Angel, menyengir sembari berda-dada. Ia mengunjungi rumah ibu mertua sahabatnya karena Surti mengatakan Anya sedang berada disana. Namun kedatangannya disambut dengan teriakan yang membuatnya shock, hingga tanpa sadar mulutnya pun melontarkan makian.“Maafin Angel, Angel nggak bermaksud buat ngatain Tante gila kok.”“Lo udah nyampe, Ngel? Bentar ya.. Ada sedikit problem yang harus diselesein dulu.” Ucap Anya lalu menyuruh Kamarudin untuk mengambilkan teh hangat yang telah mereka buat di dapur.“Take your time
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

[214] Si Cantik Kamasea Off-Set!

“Mbak, Mas..”Shafa mendorong koper yang dirinya bawa ke depan kaki-kakinya. Untuk sementara waktu, gadis itu diusir dari rumah. Miranti— sang ibu, menyuruhnya mengungsi karena sedang tak ingin melihat wajahnya.“Dek, kamu?” tanya Flora, menggantung.“Buahahaha!” Gelak tawa menyembur dari mulut Alexiz. “Tereliminasi, Shaf?” lotarnya, menyindir Shafa.Anya pun terkoneksi dengan kejahilan Alexiz. Perempuan itu meminta Shafa menyanyikan lagu legend yang dulunya digunakan pada sebuah ajang pencarian bakat.“Rasain!” cibir Kamarudin lalu dilanjutkan oleh Kalingga, “makanya nurut apa kata orang tua, Dek!”Shafa cemberut. Ia merasa jika dirinya begitu malang sekarang. Ia mempunyai empat kakak, ditambah satu kerabat yang sangat dekat dengannya. Namun diantara kelimanya, tak ada satu pun orang yang memihak dirinya.Jahat sekali!Rasanya Shafa ingin kabur, tapi kemana?Shafa tak memiliki tempat tujuan. Kerabat-kerabatnya yang lain pasti segan pada keluarganya. Mereka mana mungkin mau menampung
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

[215] Om Lingga Nakal

Akhir pekan sudah berakhir, baik keluarga Anya, Flora, maupun Angel— ketiganya kembali pada keseharian mereka. Para lelaki akan pergi bekerja, kecuali Kalingga tentunya. Sampai detik ini, suami Flora itu belum menunjukkan tanda-tanda yang mengisyaratkan berakhirnya masa liburannya. Kalingga tampaknya terlena dengan keseharian barunya. Pria itu sangat menikmati banyaknya waktu yang telah dirinya habiskan bersama sang istri. Jika dirinya kembali bekerja, intensitas kebersamaan mereka akan berkurang. Kalingga belum siap jika harus melepaskan semua itu. Ia masih ingin bermanja-manja, melekat pada diri Flora selama 24 jam non-stop. Tak mengapa kalau dirinya sampai dijuluki pria yang tidak bertanggung jawab karena hal itu, Kalingga akan menerimanya dengan hati yang lapang. Seumur hidup Kalingga, ia tak pernah seegois ini. Jadi, untuk satu kali saja, izinkan dirinya melakukan apa yang hatinya inginkan. Namun hari ini, menjadi hari yang berbeda. Kalingga tak bisa bermanja karena Flora seda
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

[216] Azab Om Tukang Nyolong Sosis

“Mbak Sea, Mbak Surti gorengin lagi ya sosisnya?” “Dak au! Ceya au-na yang adi!” “Mbak gorengin yang banyak. Udahan nangisnya ya..” “DAK! MAMAAAA!!” Kamasea adalah anak yang keras kepala. Anak itu hampir 99% menuruni sikap dan sifat mamanya. Ketika menginginkan sesuatu, maka apa yang diinginkannya harus terpenuhi. Anak perempuan ke-2 Anya itu tak akan memberikan sesuatu  tanpa melalui izinnya, dan omnya mengambil paksa makanan miliknya dan kakak-kakaknya. Sebab itulah Kamasea menangis sejadi-jadinya. Ia tak akan berhenti menangis meski Surti menggorengkan sosis lebih banyak dari sebelumnya. “Ribut-ribut apa sih ini?” Anya keluar dari kamarnya dengan muka bantalnya. Setelah Kamarudin berangkat bekerja, ia kembali menaiki ranjang, mengistirahatkan diri karena Kamarudin mengajaknya begadang semalaman. “Sea kenapa nangis?” tanya Anya. Ia menggendong tubuh putrinya, meletakkan anak itu
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

[217] Om Lingga Rugi Banyak

“Loh, Bapak pulang?”Attalaric berada di depan pintu utama, tepat ketika Miranti membukanya.Pria itu memindai penampilan sang istri.“Ibu mau kemana? Kok dandan cantik banget.”“Perasaan, Ibu yang tanya duluan loh, Pak.”“Oh, iya. Kan Bapak udah ada di depan Ibu, berarti Bapak emang pulang, Bu.”Miranti mencengkram tali tasnya.Satu manusia menyebalkan sudah diberantas, sekarang malah muncul pawangnya.“Ya, Pak!” balas Miranti dengan air mukanya yang datar.Attalaric pun mengulang pertanyaannya. Istrinya tak mengirimkan pesan pemberitahuan jika hendak keluar. Kalau tahu istrinya akan pergi, Attalaric tak menyempatkan diri untuk pulang ke rumah.“Mau ikut Anya makan siang bareng Kamaru.”“Nggak usah lah, Bu. Bapak pulang soalnya pengen makan sama Ibu.” Larang Attalaric.“Ih, gimana sih, Pak! Ibu udah siap begini, masa nggak jadi. Sia-sia dong Ibu make up-an!”“Diliat suami mana ada yang sia-sia, Bu..”“Pokoknya Ibu tetep mau ikut, titik! Ibu bosen liat muka Mas Lingga mulu.”“Ya udah,
last updateLast Updated : 2023-12-10
Read more

[218] Momen Haru yang Ternoda

“Sea sama Jesi liat Mama ya..”Anya menggosok telapak tangannya lalu mengaplikasikan lotion ke wajahnya.“Abis itu ditepuk pelan-pelan.”Wanita itu memperagakan cara menggunakan skin care kepada dua anak gadisnya.Kedua anak itu pun mengikuti instruksi yang Anya berikan. Mereka melakukannya sama persis. Menepuk pipi-pipi cabi, kening dan dagu mereka.“Babe, apa nggak masalah? Kalau mereka jerawatan, gimana?” tanya Kamarudin. Anak perempuan mereka masih terlalu dini untuk mengenal perawatan wajah. Anak tertuanya saja baru berusia 7 tahun.Kalau saja produk perawatan yang digunakan bukan milik sang istri, Kamarudin mungkin tak akan serisau sekarang.Anak-anak menerobos masuk ke kamar mereka bertepatan dengan Anya yang tengah memulai rutinitas skincare malamnya. Kamasea yang melihat Anya merawat diri pun latah, ingin ikut-ikutan memakai skincare mamanya.“Aman, Pah. Cuman lotion biar ngelembabin kulit aja kok. Pelembab aku bisa dipake semua umur.” Ujar Anya sembari membuka penutup lip b
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more

[219] Sea Menagih Amplop Untuk Jajan

Dua pria berbeda usia terlihat bersedekap dada. Keduanya saat ini tengah melakukan hal yang sama— menatap bergantian tiga wanita yang bangun dengan mata membengkak.“Papa, Ceya dak ca meyek..”“Jesi juga..”“Me too..” Seloroh Anya, menjadi pihak terakhir yang merengek pada Kamarudin.Semalam ketiganya menangis berjamaah selama beberapa jam. Tangis ketiganya sangat sulit dihentikan. Mereka terus aja menangis meski Kamarudin telah melakukan penghiburan.Tak banyak yang bisa Kamarudin lakukan.Mengingat air mata yang dikeluarkan merupakan bentuk rasa haru dan bahagia mereka, Kamarudin pun akhirnya membiarkan ketiganya meluapkan emosi agar merasakan kelegaan.Josephin mengurai lipatan tangannya. Ia merangkak untuk naik ke atas ranjang.“Tan Bwang dah iyang, cu-cup.. Ceya dak au uyut.” Ucap Josephin. Ia mengarahkan jari-jari kecilnya pada kelopak mata sang adik. “Bwang antuin meyek..”“Utyup agi, Bwang.” Kata Kamasea saat Josephin melepaskan tangannya. Kelopak mata yang dibuka kakaknya kem
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

[220] Pengabdi Udin Garis Keras

Pertama-tama, Kamarudin memboyong keluarga kecilnya ke rumah orang tuanya. Mereka terlebih dahulu menyasar tetua paling dekat. Setelah selesai nanti, mereka akan menyambangi rumah mertuanya.“Cucu Nenek.”Kepala Jesika menjadi sasaran bibir Miranti. Perempuan itu memanjatkan doa terbaik untuk cucu perempuan tertuanya.“Jesi harus jadi anak paling bahagia di dunia.”Miranti tak meminta Jesika berbakti pada kedua anaknya. Keduanya-lah yang menjadikan Jesika bagian dari keluarga mereka, sudah sepantasnya mereka tak menuntut ini dan itu.“Nenek sayang Jesi, kayak Nenek sayang ke Jo sama Sea. Jadi Jesi nggak boleh sungkan ya, Nak.. Kalau Jesi mau sesuatu, Jesi harus bilang ke Nenek. Pasti Nenek kabulin.”“Bu, udah! Jangan panjang-panjang. Bapak nanti bingung kalau semua diborong.”“Ish! Kreatif dong, makanya!” desis Miranti. Suaminya ini mengganggu saja. Ia kan sedang haru-harunya.“Pokoknya harus anggap Nenek ini, Neneknya Jesi..”“Iya.”Miranti menepuk pipi Jesika lembut, lalu menciumi s
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
33
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status