Home / Romansa / TAWANAN CINTA TUAN CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of TAWANAN CINTA TUAN CEO : Chapter 31 - Chapter 40

60 Chapters

Bab 31 Mau Sama Duda

Bunyi gelas yang saling bertabrakan akhirnya terdengar jelas oleh Karina. Kembali dengan salah satu tangan yang memegang ponsel, Karina terus melihat ke arah sudut ruangan."Buset ini Daniel ada dimana sih? Bisa-bisanya ke toilet lama bener, apa jangan-jangan dia ninggalin gue kek di film gitu?" ucap Karina cemas.Makan siang itu jadi hal yang ditunggu Karina untuk mengetahui rasa penasarannya sejak lama, terlebih banyak sekali keanehan yang dia ketahui pada Marchel."Terserahlah nanti juga ujung-ujungnya dia tahu sendiri," lanjutnya sambil mengendikkan bahu.Spot ruangan di lantai atas memang cukup ramai oleh pengunjung, tetapi hal ini tidak membuat Daniel lupa dimana meja makannya.Dia kembali dengan mengusapkan kedua tangannya yang basah pada sisi samping celana. "Sorry Karina, itu tadi ada cukup ngantri lama," kata Daniel dengan nada bersalah."Memangnya cowo kalo buang air kecil lama gitu?""Lah, lu tuh kebanyakan nonton film terus sih jadi dikira cepet sekian detik selesai maksu
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Bab 32 Mau Bibirmu

“Hari ini kita makan malam bareng, yah.”“Ga!”Marchel buru-buru menoleh ke arah Karina ketika mendapat sentakan yang tidak enak. Dia mengerutkan dahinya dan penasaran dengan jawaban yang hanya terdiri dari satu kata.“Tumben.”“Dih, terserah gue. Sibuk mau pulang habis ini di rumah ada acara sendiri, sorry gak bisa diganggu,” terang Karina dengan jelas.Tidak ada niatan apa pun untuk memaksa Karina, tetapi kali ini Marchel merasa dirinya sedikit mendapat perlakuan yang berbeda.Biasanya, penolakan dari Karina tidak terlalu lantang ketika disuarakan tetapi ini yang terjadi hari ini. “Oh, baiklah kapan-kapan aja.”Karina berhenti mengetik. Dia melirik ke arah Marchel yang ternyata sedang memperhatikan wajah muramnya sedari tadi.Sedikit canggung, Karina langsung berkata, “Gue gak bisa diajak buat pulang malem lagi, kapok udah!”“Gara-gara?” balas Marchel spontan.Karina hampir saja melepaskan kalimat yang selama ini mengganggu pikirannya. Tentang anak dan status Marchel yang duda.Saat
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Bab 33 Siapa Yang Meninggal?

Suasana ruangan terlihat panas tetapi Karina tidak terlalu pandai mengatasi situasi ini. “Jadi, untuk Pak Marchel benar tidak bisa datang di meeting ini?” tanya salah satu lelaki yang merupakan client. “Iya, benar Bapak. Maaf karena Pak Marchel ada urusan yang tidak bisa ditinggal dan dia buru-buru untuk itu sehingga kami yang berada di sini berusaha untuk menjelaskan apa yang sudah ditulis oleh Pak Marchel,” jelas Karina sambil menunduk. “Pantas, tak jelas seperti usahanya,” celetuk salah satu orang yang ada di barisan client. Daniel yang sedari tadi berusaha sibuk dengan urusan laptopnya pun langsung sedikit mengangkat wajahnya. Mencari siapa orang yang berani mengucap semacam itu disaat Marchel tidak ada. Meskipun Daniel sedikit membenci Marchel tetapi dia juga merasa tersinggung karena yang memimpin presntasi kali ini adalah Karina, bukan Marchel sehingga wajar dirinya merasa ingin menampar orang yang berani bilang dengan nada rendah seperti itu. “Baiklah karena ini bawahann
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

Bab 34 Siapa Yang Keracunan?

Perasaan campur aduk itu akhirnya berakhir. Marchel terduduk lemas di samping putrinya yang tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit. Sosok gadis kecil itu sama sekali belum memperlihatkan manik matanya yang hitam. Masih berselimut berwarna putih dengan pakaian khas berwarna biru. "Reyna, yang sehat ya sayang, papa ada di sini sekarang," ucap Marchel sedih. Belum sempat meneteskan air matanya, tiba-tiba seorang lelaki yang memakai jas berwarna putih masuk ke dalam ruangan tersebut. "Permisi, apakah anda ini orang tua dari Reyna?" tanya dokter. "Iya. Benar, dok. Saya ayah kandungnya Reyna," ucap Marchel sedikit tergesa tetapi masih terbawa haru. Dokter tersebut memberikan sinyal untuk mengikuti dirinya ke sebuah ruangan yang lebih dormal lagi untuk membahas hasil pemeriksaan dari Reyna. Dengan perasaan khawatir itu, Marchel benar-benar merasa hancur dan sedih ketika anak semata wayangnya itu jatuh sakit. Selama ditinggal oleh istrinya saat melahirkan anak pertamanya itu, Mar
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Bab 35 Suara Siapa Itu?

Dua hari setelah Marchel kembali ke kantornya, Karina berulang kali mendapat teguran dari beberapa staff yang bekerja sama dengannya. Terkain kerja sama dengan client yang ada di Bandung, kali ini Karina juga terjerat masalah. Marchel berusaha untuk memerbaiki semua masalah ini, tetapi dia juga seperti berada di pihak yang dirugikan. Salah satu perusahaan yang ada di Bandung itu meminta beberapa produk jadi sebagai tanda kerja sama sesuai kesepatakan yang berlaku. Tetapi, saat itu memang Marchel tidak ada di situ sehingga pihak yang menandatangani dokumen tersebut adalah Karina. “Kamu tau Karina, ini loh yang ditakutkan!” tegas salah satu staff yang sedang memandang beberapa dokumen hasil print dari teman sebelahnya. Karinya hanya memegang catatan kecil yang dia bawa setiap harinya. Sedikit ketakutan karena orang yang memarahi dirinya adalah orang senior juga di kantor tersebut. Dia pun menjelaskan bahwa untuk menandatangani hal tersebut pihak clien memang seperti memaksa dan itu
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Bab 36 Janjian Di Malam Hari

Wanita misterius itu mengenakan pakaian berwarna soft yaitu kemeja berwarna biru muda dan dipadupadankan dengan celana cullote berwarna putih. “Lo dulu bilang kalo dunia kerja itu tempatnya orang-orang yang berperilaku keras. Sekarang lo jilat ludah sendiri?” tanya Luna. Luna sudah berada di depan meja Karina dnegan kedua tangan yang menelungkup secara bersamaan. Dia menunggu momen ini sudah sejak lama karena memang ada niatan untuk menghancurkan Karina dari berbagai arah termasuk kariernya sendiri. Karina yang sedang dilanda stress pun akhirnya balik badan mendengar kalimat itu yang ternyata keluar dari mulut adik tirinya. “Lo?! Lo—” “Apa?! Kenapa lo sebegitu kagetnya ngeliat gue? Apa gue ini hantu yang menakutkan?” ledek Luna sedikit bergurau tetapi dengan nada yang menyindir. “Berani-beraninya lo bilang begitu seenaknya, Luna!” tegur Karina sambil menodong kuat dnegan jari telunjuknya. “Hm! Gue baru dapet kabar dari divisi sebelah kalo pengiriman produk yang jumlahnya ratusa
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Bab 37 Malam Ini Mau Apa?

"Kalo bukan karena permintaan maaf, gue juga ogah nih makan malem bareng dia," ujar Karina dalam hatinya. Sudah lima menit dirinya duduk di meja makan yang dipesan oleh Marchel sendiri. Dia mencoba untuk diam dan seolah tak menolak hanya untuk masalah yang sudah dia lakukan kepada perusahaan Marchel. "Mana gue udah janji juga kalo gue udah ga mau buat pulang malam lagi. Aduh, gue nahan malu kaya gini di depan dia!" lanjutnya dalam hati. Perasaan kesal itu cukup membuat diri Karina sedikit canggung saat berhadapan dengan Marchel yang sudah ada di depannya. "Aku sudah memesan beberapa makanan kesukaanmu seperti biasa," ucap Marchel. "Memangnya harus banget ngobrolin masalah kemarin di sini? Bukannya ini tempat umum?" tanya Karina sedikit penasaran. "Iya, justru itu. Aku lebih suka ngobrolin masalah di luar kantor karena pikiran jauh lebih fresh dan tentunya juga tidak ada orang dalam yang tahu apa yang kita obrolin sekarang," jawab Marchel dengan tenang. Dia mengeluarkan ponselnya
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Bab 38 Lempar Saja!

“Sumpah gue bisa gila kalo hari ini kerja!” ucap Karina di depan jendela kamarnya. Usai bangun tidur di hari libur, Karina merasa lega karena masih bisa menghirup udara pagi dan cahaya matahari belum begitu masuk ke dalam kamarnya yang artinya dia bangun tidak terlalu siang. Bukan tanpa sebab, melainkan Karina sendiri sudah seperti mabuk dengan pernyataan dari Marchel soal pertemuannya semalam. “Gue gak habis pikir gimana caranya gue menyikapi dia. Sedangkan gue masih butuh informasi kejelasan soal dia, mantan istri, dan anaknya itu,” ungkap Karina sedikit melamun melihat pot bunga yang sudah terbelah jadi dua. Di balik jendela itu, Karina mulai menghela napas panjang. Mencoba untuk memikirkan soal perasaan Marchel kepada dirinya di malam hari kemarin. “Apa ini momen yang pas buat gue minta penjelasan ke dia sebelum gue sendiri menjawab pertanyaan itu,” ungkap Karina. “Tapi … ngapain juga gue jawab pertanyaan dia, kan ga ada hubungannya sama dia. Lah orang dia sendiri yang ngung
last updateLast Updated : 2023-09-12
Read more

Bab 39 Jawabannya?

Siapa sangka, kalimat yang dilontarkan oleh Karina ternyata cukup membuat Luna sakit hati. Tepat di hari pertama masuk kerja setelah libur weekend, kini Luna merencanakan sesuatu yang akan membuat kakak tirinya kembali mengalami masalah! “Tunggu saja pembalasan gue. Dalam bentuk apa pun itu, gue akan terus mencari cara bagaimana caranya untuk ngancurin lo perlahan!” gumam Luna dengan sedikit geram. Lift tertutup. Bayangan Karina pun hilang begitu saja dari balik pintu lift. Luna yang sedari tadi berdiri di depan sebuah meja kecil pun akhirnya melangkah perlahan. Dia berpapasan dengan Kayla yang sudah dia ingat sebelumnya bahwa wanita tersebut adalah adik dari Marchel. Sedikit saling berpandangan, tetapi Luna memilih untuk cuek dan tidak mau menyapa sama sekali kepada Kayla. Di tempat lain, Karina masih tidak percaya bahwa hari ini adalah hari yang membuatnya sedikit bergetar hatinya. Bagaimana tidak, usai Marchel mengungkapkan semua perasaannya secara terang-terangan, kini dia d
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

Bab 40 Lepaskan Tanganku!

“Lepasin tangan gue Marchel!” kecam Karina. “Lepasin! Gue bisa jalan sendiri, ish!” teriaknya sedikit meninggikan suara. Sejak keluar dari mobil, Marchel seolah memborgol tangan Karina dengan salah satu tangannya untuk masuk ke dalam sebuah resto. Malam ini seperto malam penyiksaan bagi Karina karena dirinya dituntut untuk menjawab pertanyaan Marchel tiga hari yang lalu. Seolah ini bukan lagi PR seperti anak sekolahan, tetapi seperti tugas yang dikejar deadline. “Lo bisa ga sih memperlakukan cewe baik-baik gitu!” ketusnya ketika berada di tengah keramaian menuju tempat meja nya. “Kamu ini dari dulu sama saja! Kalo aku sampe lepasin nih tangan, yang ada malah kabur kaya bocah tau ga!” jawab Marchel dengan ketus. Omongan itu nyatanya tidak membuat Karina sakit hati sama sekali. Malahan yang dirasakan oleh Karina seperti mengingat masa lalu di waktu sekolah. Sikapnya yang keras kepala karena tidak mau diatur mengingatkannya bagaimana dulu Marchel juga sering geram dan memarahinya h
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status