Kutekan berulang kali kode yang selama ini kupakai untuk membuka pintu, tapi kodenya tidak lagi berfungsi. Pintu tetap tertutup dengan rapat. Berulang kali kucoba, tapi tetap saja kodenya salah. Pintu tidak bisa dibuka sama sekali. Aku berdecak kesal, menarik rambut dengan frustrasi. Bingung harus dengan cara apa untuk melarikan diri dari sini. Persetan jika Celoz marah dan meminta tuntutan penalti, aku tidak akan lagi peduli. Uang bukan apa-apa bagiku sekarang, yang terpenting adalah kesehatan mental. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya jika aku terus berada di sini. Kuhela napas dengan kasar, mengeluarkannya secara perlahan, kemudian mencoba menekan angka-angka secara acak. Namun, sudah puluhan kali mencoba, tetap saja tidak ada hasilnya. Ponsel yang berada di dalam tas berdering, segera kurogoh tas untuk meraih ponsel dan melihat nama yang tertera di sana. Bu Indah. Aku sempat berpikir beberapa saat sebelum memutuskan untuk menerima panggilan. “Kau tidak jadi data
Read more