Semua Bab JODOHKU TERLIHAT CULUN TERNYATA SEORANG KONGLOMERAT: Bab 31 - Bab 40

73 Bab

BAB 31 Elena Pov

Hari ini hari istimewa buat aku. Erik ngajakin aku pergi rekreasi bareng. Aku lupa pergi ke air terjun mana. Gak penting ah. Pokoknya akhirnya aku bisa jalan—jalan! Yeach, perasaan udah lama banget aku gak pergi rekreasi.Aku sengaja pakai baju aku yang terbaik, kaus streech press body dan hotpan pendek yang sempat aku ambil pas nginap di rumah Papa. Wow, tampilan aku oke dah. Tapi Erik malah ngelihat dengan pandangan gak suka." Mbak Ena, masa pakai baju kayak gini?" protesnya begitu lihat tampilan aku.Dia sendiri pakai celana ungu tujuhperlapan noraknya kayak biasanya dan kaus hijau berkerah yang dIkancing semua sampai nyekek leher dan warnanya udah bulak itu. Duh, aku gak protes dia aja udah syukur—syukur. Secara kan aku sekarang belajar nerima tampilan noraknya apa adanya."Yaelah Erik, kita kan mau jalan—jalan. Ya pakai baju gini lah yang pantas.""Tidak Mbak! Terlalu seksi. Aku  tidak Senang Isteriku ditonton orang lan
Baca selengkapnya

BAB 32 Dean Pov

Aku  sudah tak meragukan cinta Elena lagi. la mencintaitu apa adanya, meski dimatanya aku  tak kaya, norak, dan Erik. RALAT! Elena mencintai Erik. Bukan Dean atau aku  yang sebenarnya! Dean itu kaya, pemilik multi usaha yang bergerak di banyak bidang, dan gak sok narsis. Juga aku  termasuk pria tampan yang jenius. Intinya aku  itu pria yang sangat diidamkan sebagai calon suami. Tapi kini mengapa aku  jadi tak pede mengaku i identitasku yang sebenarnya pada Elena? Jangan- jangan ia lebih mencintai Erik daripada Dean! Lalu seandainya ia menolak aku  sebagai Dean, apa yang harus kulaku kan? Masa aku  harus berperan jadi Erik selamanya? Aneh kan. Tapi tetap saja aku  lebih baik mengatakan kebenarannya pada Elena. Sakit kan kalau kita dibohongi terus menerus padahal kita sudah percaya dengan orang itu. Hanya saja, satu kebohongan yang dibongkar akan membuka kebohongan yang lain! Keputusanku juga menpengaruhi nasib Papa
Baca selengkapnya

BAB 33 Dean Pov

Sialan! Aku  baru mengenali orang yang dipanggil Abang ini. Dia dulu pernah tanding judo melawan aku  dan langsung kukalahkan di ronde pertama. Dia PIkir aku  cuma lihai di bidang judo, padahal aku  menguasai hampir seluruh kemampuan bela diri. Hanya saja memang aku  sering mengkayaki pertandingan judo sehingga namaku  terkenal di bidang itu. Elena menatap aku  dengan pandangan bertanyaætanya. Masa penyamaranku harus terbongkar sekarang? Bagaimana janjitu kepada Papa? Saat aku  masih belum bisa memutuskan berbuat apa, pertolongan datang dari orang yang tak kuduga sama sekali! Elena mendesah keras lalu menepok jidatnya sendiri seakan teringat sesuatu. "Dean! Tentu aja aku baru aja ingat siapa dia. Kapan hari dia pernah nabrak mobil aku, tepatnya supirnya Sih yang ngebawa mobilnya dan nyerempet mobil aku." Si Abang itu jadi heran mendengar ucapan Elena. "Rik..eh Erik ini emang mukanya mirip sama yang naman
Baca selengkapnya

BAB 34 Dean Pov

Aku  tak menyangka akhirnya akan berakhir seperti ini. Elena mengetahui identitasku yang sebenarnya dengan mata kepalanya sendiri dan ia marah padaku . Sekarang bagaimana aku  bisa menjelaskan padanya kalau aku  melaku kan semua ini karena permintaan ayahnya yang merasa hidupnya tak akan lama lagi? Tidak. Aku  tak bisa merusak kepercayaan Papa Mertuaku . Lagi&lagi aku  harus mengalah. Kubiarkan ia pergi dengan meninggalkan kebencian untukku. Namun kali ini ada sesuatu yang harus kulaku kan. Ku hubungi nomor hape Papa."Dean, ada apa?" terdengar suara Papa menyambut tanpa semangat."Elena sudah mengetahui identitasku yang sebenarnya Pa," kataku  to the point.Kudengar suara nafas Papa tercekat di ujung sana."Bagaimana bisa?""la tak sengaja masuk ke kamar pribaditu di kantor dan ia mergokin aku  saat ganti baju satpamku," jelasku singkat."Lalu kau jelaskan semuanya?""Belum. Aku  tErIkat ja
Baca selengkapnya

BAB 35 Elena Pov

Aku baru selesai mengajar anak- anak pantai. Kini mereka lagi manfaatin jam istirahat mereka dengan bermain di tepi pantai. Asik aja ngelihat permainan mereka meski mereka main dengan telanjang kaki. Kasihan mereka. Anak- anak pantai ini datang ke sekolah dengan pakaian seadanya yaitu pakaian rumahan yang sangat sederhana. Juga hanya memakai sandal jepit, bahkan kadang mereka gak pakai alas kaki. Tapi semua itu gak menyurutkan semangat mereka untuk belajar di sekolah. Itu juga kalau bangunan nyaris ambruk ini layak disebut sekolah. Makanya aku paham kenapa Pak Sapto amat mengharapkan donasi untuk membangun sekolah yang keadaannya miris ini. Uh, aku pusing Mikirinnya. Si Erik eh Dean mau ngebiayaiin sekolah ini asal aku balik sama dia. Tapi masa aku harus berkorban jadi simpanannya demi sekolah ini? "Mbak Elena," sapa Pak Sapto yang tiba-tiba aja sudah berdiri di sebelah aku. "Iya Pak Guru." "Bagaimana kemarin perbincangan Mbak Elena dengan Mr Alexande
Baca selengkapnya

BAB 36 Elena Pov

Sepanjang perjalanan aku gak bisa Mikir apapun. Aku shock! Kenapa selama ini Papa nyembunyiin penyakitnya dari aku? Dan aku yang gak tau justru membencinya! Belakangan ini hubungan aku dengan Papa emang memburuk. Dean seperti mengerti apa yang aku rasain. Dia memegang tangan aku, seakan ingin menyalurkan kekuatannya."Dean, Kamu udah tau ini sejak lama ya?" tanya aku curiga."Cukup lama. Tapi papamu memintaku  tak memberitahumudulu.""Sampai kapan? Sampai Papa sekarat begini baru aku dIkasih tau?" sindir aku kesal. Airmata aku mulai mengalir tanpa bisa dikendalIkan lagi."Mengapa kalian selalu nipu aku terus menerus?!""Maafkan aku , Elena. Selama ini aku  mengharap Papamu lah yang akan menjelaskan semuanya padamu. Dialah yang berhak mengatakan itu, tapi kini kurasa keadaannya tak memungkinkan." Jadi Dean tahu segalanya tapi dia menyembunyIkannya atas permintaan Papa."Sakit apa Papaku? ""Kanker darah. Stadium tiga.
Baca selengkapnya

BAB 37 Elena Pov

Udah seminggu Papa di ICU. Aku masih setia menunggu Papa di luar ICU. Aku hampir gak pernah pulang rumah. Percuma juga sih, di rumah aku juga gak bisa tidur atau istirahat. Kalau gak ngelihat kondisi Papa aku ngerasa gak lega. Kemarin aku baru aja ngusir Dean dari hadapan aku, ternyata pagi ini dia udah muncul di Rumah Sakit. "Kamu ngapain datang kemari lagi?"sentak aku kejam. Dean cuek aja aku jutekin. Malahan dia duduk santai di bangku Rumah sakit seakan di rumah sendiri aja. "Apa Kamu  sudah memutuskan untuk membeli rumah sakit ini?" Aku membulatkan mata bingung ngedengar pertanyaannya yang gak berujung pangkal itu. "Enggak! Buat apa?!"sarkas aku. "Bagus. Kalau begitu Kamu  tidak berhak mengusir aku  dari sini," ucap Dean puas, ia duduk sambil mejamin mata seakan gak mau diganggu lagi. Oke! Fine. Aku juga gak akan peduliin dia. Anggap aja dia gak ada disini. Aku sibuk mondar—mandir untuk ngelihat kondi
Baca selengkapnya

BAB 38 Elena Pov

Hubungan aku dengan Dean kini mengalami babak baru. Dean juga udah berubah gak sedingin dan sekaku  biasanya. Dia lebih sering tersenyum dan tertawa. Tapi tentu aja dia gak bisa sepolos Dino kecil aku. Meski deminian aku senang akhirnya bisa nemuin Dino kecil aku.Aneh juga, begitu kita bertemu tau—tau dia udah jadi suami aku! Takdir mempertemukan kami lagi dengan caranya yang unik, melalui sosok Erik.Erik adalah kenangan aku yang paling indah dan betul-betul terpatri dalam hati aku, tapi kini aku udah merelakannya. Dean adalah masa depan aku dan aku rasa aku udah mulai mencintainya. Ah yang benar, aku yakin aku udah mencintainya.Pagi ini aku terbangun dalam dekapan hangatnya. Dean menowe Fnowel hidung aku namun aku tepiskan tangannya.”Ngantukkkk..” desah aku manja.Aku justru memeluk Dean lebih erat.”Dean, pelukkk. Biar hangat,” pinta aku tanpa membuka mata aku. "Bangun sayang, kau sudah bikin peta pul
Baca selengkapnya

BAB 39

Omprengan kumuh itu berhenti tepat di depan gerbang satu rumah yang sangat mewah. Ini Sih bukan rumah, tapi lebih kayak istana, PIkir Mila dengan mulut ternganga."Nggak salah Pak Haji? Erik yayangku ngajak kondangan ke tempat ini?"Pak Haji ngeluarin selembar kertas lecek yang dipakainya menulis alamat saat ditelpon Erik. Mila meliErik penasaran. ltu kertas apa bekas bungkus pembalut sih? Kumal banget ih!"Bener kok, Nak Sarimi," jawab Pak Haji yakin.Mila kesal hatinya, hanya Pak Haji  yang suka memanggil nama aslinya. Sarimi Ngapunten. Kekesalan Mila gak berlangsung lama, ia ngelihat seseorang berseragam satpam menghampiri mereka."Lah itu Mas Erik datang kemari!""Ow paling ada hajatan massal di tempat kerja Mas Erik, jadi kita disuruh datang untuk makan gratis!" Pak RT menyimpulkan sambil mangguFmanggut sok bijak.Mila langsung berlari dan melukin satpam yang mendekat dengan erat."Mas Erik yayangku, Mila kangen Mas!"
Baca selengkapnya

BAB 40

"Oh, gak doyan laki ya? Baru aja aku mau modusin. Yah kece..." "Aku normal! Aku bukan lesbi!" potong Lola cepat, gak sadar dia mencengkeram lengan Bastian. Elena melihat gelagat itu, dia paham perasaan sohibnya. "Lola, kan tadi Kamu ngomong pengin dapat CEO? Nah kenalin dia ini Bastian Hutomo, CEO perusahaan Dean." Lola berlari cepat dan membungkam mulut Elena dengan tangannya. Dean yang berdiri di dekat Elena sontak menepis tangan Lola dengan posesifnya. Mereka bertatapan saling tak suka. Bastian terkekeh geli melihatnya. "Bro, bukannya sekarang saatnya Kamu membawa pengantin wanita Kamu keluar?" kata Bastian mengingatkan. Mila mengendap—ngendap keluar dari dapur. Ish, masa dia udah dandan cakep—cakep disuruh kerja di dapur? Dia kan pengin menikmati pesta juga! Mila melongo hebat begitu menyaksIkan kemewahan dan suasana pesta yang semarak. Wih, makannya juga enak—enak! Dengan raku s ia mulai mengambil dan menyantap hid
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status