Udah seminggu Papa di ICU. Aku masih setia menunggu Papa di luar ICU. Aku hampir gak pernah pulang rumah. Percuma juga sih, di rumah aku juga gak bisa tidur atau istirahat. Kalau gak ngelihat kondisi Papa aku ngerasa gak lega.
Kemarin aku baru aja ngusir Dean dari hadapan aku, ternyata pagi ini dia udah muncul di Rumah Sakit.
"Kamu ngapain datang kemari lagi?"sentak aku kejam.
Dean cuek aja aku jutekin. Malahan dia duduk santai di bangku Rumah sakit seakan di rumah sendiri aja.
"Apa Kamu sudah memutuskan untuk membeli rumah sakit ini?" Aku membulatkan mata bingung ngedengar pertanyaannya yang gak berujung pangkal itu.
"Enggak! Buat apa?!"sarkas aku.
"Bagus. Kalau begitu Kamu tidak berhak mengusir aku dari sini," ucap Dean puas, ia duduk sambil mejamin mata seakan gak mau diganggu lagi.
Oke! Fine. Aku juga gak akan peduliin dia. Anggap aja dia gak ada disini.
Aku sibuk mondar—mandir untuk ngelihat kondi
Hubungan aku dengan Dean kini mengalami babak baru. Dean juga udah berubah gak sedingin dan sekaku biasanya. Dia lebih sering tersenyum dan tertawa. Tapi tentu aja dia gak bisa sepolos Dino kecil aku. Meski deminian aku senang akhirnya bisa nemuin Dino kecil aku.Aneh juga, begitu kita bertemu tau—tau dia udah jadi suami aku! Takdir mempertemukan kami lagi dengan caranya yang unik, melalui sosok Erik.Erik adalah kenangan aku yang paling indah dan betul-betul terpatri dalam hati aku, tapi kini aku udah merelakannya. Dean adalah masa depan aku dan aku rasa aku udah mulai mencintainya. Ah yang benar, aku yakin aku udah mencintainya.Pagi ini aku terbangun dalam dekapan hangatnya. Dean menowe Fnowel hidung aku namun aku tepiskan tangannya.”Ngantukkkk..” desah aku manja.Aku justru memeluk Dean lebih erat.”Dean, pelukkk. Biar hangat,” pinta aku tanpa membuka mata aku. "Bangun sayang, kau sudah bikin peta pul
Omprengan kumuh itu berhenti tepat di depan gerbang satu rumah yang sangat mewah. Ini Sih bukan rumah, tapi lebih kayak istana, PIkir Mila dengan mulut ternganga."Nggak salah Pak Haji? Erik yayangku ngajak kondangan ke tempat ini?"Pak Haji ngeluarin selembar kertas lecek yang dipakainya menulis alamat saat ditelpon Erik. Mila meliErik penasaran. ltu kertas apa bekas bungkus pembalut sih? Kumal banget ih!"Bener kok, Nak Sarimi," jawab Pak Haji yakin.Mila kesal hatinya, hanya Pak Haji yang suka memanggil nama aslinya. Sarimi Ngapunten. Kekesalan Mila gak berlangsung lama, ia ngelihat seseorang berseragam satpam menghampiri mereka."Lah itu Mas Erik datang kemari!""Ow paling ada hajatan massal di tempat kerja Mas Erik, jadi kita disuruh datang untuk makan gratis!" Pak RT menyimpulkan sambil mangguFmanggut sok bijak.Mila langsung berlari dan melukin satpam yang mendekat dengan erat."Mas Erik yayangku, Mila kangen Mas!"
"Oh, gak doyan laki ya? Baru aja aku mau modusin. Yah kece..." "Aku normal! Aku bukan lesbi!" potong Lola cepat, gak sadar dia mencengkeram lengan Bastian. Elena melihat gelagat itu, dia paham perasaan sohibnya. "Lola, kan tadi Kamu ngomong pengin dapat CEO? Nah kenalin dia ini Bastian Hutomo, CEO perusahaan Dean." Lola berlari cepat dan membungkam mulut Elena dengan tangannya. Dean yang berdiri di dekat Elena sontak menepis tangan Lola dengan posesifnya. Mereka bertatapan saling tak suka. Bastian terkekeh geli melihatnya. "Bro, bukannya sekarang saatnya Kamu membawa pengantin wanita Kamu keluar?" kata Bastian mengingatkan. Mila mengendap—ngendap keluar dari dapur. Ish, masa dia udah dandan cakep—cakep disuruh kerja di dapur? Dia kan pengin menikmati pesta juga! Mila melongo hebat begitu menyaksIkan kemewahan dan suasana pesta yang semarak. Wih, makannya juga enak—enak! Dengan raku s ia mulai mengambil dan menyantap hid
Aku ngaku aku lebih kenal Erik dibanding Dean. Meşki aku sekarang cinta Dean tapi jujur aku kan belum mengenal dia luar dalam dibanding karakter Erik. Meşki karakter abal- abal Sih. Dan aku kaget setelah aku merit ama dia (ehm maksud aku setelah aku tau aku udah married ama dia dan dirayain gitu), aku baru tau sifat jeleknya dia. Kamu tau apa itu? Kampret, dia itu ternyata cowok pelit! Gak percaya kan?Secara dia kan kaya banget! Tapi itu kenyataan.Aku nyaris gak percaya saat dia kasih aku uang jajan bulanan lima jeti."İni apaan?” tanya aku saat menerima segepok duit berwarna merah itu.”Uang jajan Kamu , Sayang,” kata Dean sambil tersenyum bangga.Seneng kali bisa nafkahin aku, secara aku sekarang kan gak kerja. Aku tergantung ama dia seratus persen."Kok gak ditransfer Sih?”"Enggak. Yang ditransfer itu gaji karyawan. Kamu kan istritu, tiap bulan aku akan kasih Kamu uang tunai saja.
Eyke rasa eyke mesti ngelepasin yayang aku, Bang Erik. Ya iyalah, dia dah merit, beuh. Ama mantan pesaing cinta eyke, Mbak Ena, si pelakor sejati! Cih, apa Sih menangnya dia dari eyke?! Badan cungkring gitu, kayak orang cacingan! Ndhak kayak eyke yang montok semolohai gitu loh.. Pantas Mas Raden Llon suka ngelihatin pantat semok aku.Bicara soal lelaki jantan perkasa menggemaskan itu bikin eyke pengin gigit sandal, eh gigit...? Gigit apaya? Kok rasanya eyke pengin gigit itunya si Mas Raden Llon. Haish, jangan parno iyess. Mila ini masih volosss loh. Sepolos tubuh Mbak Miabi yang suka syuting main pilem sama cowok-cowok hot melotot itu. Hehehe..Pokoknya Mila itu lagi demen banget ngelihat Mas Raden Llon, sampai terbawa mimpi loh. ltu pertanda apa ya?"ltu tandanya kowe kangen, Mi," kata Ritadent menanggapi."Mi, mi, mi. Kapan eyke merit ama papi loh, Ritadent?!" semprot eyke kesal.Benci ih, kalau ada yang manggil eyke 'Sarimi' plus 'Ngapunten'.
Elena ngambek itu hal biasa, apalagi kalau ngambeknya pada suaminya. Dean Prakoso. Tapi kenapa tiap kali dia ngambek mesti ngelibatin aku?"Jadi Kamu bisa datang sekarang ke rumah mereka, Cantik?” tanya sosok dengan suara maskulin didepan aku.Jangan geer, jangan geer Lola, aku berusaha mengingatkan diri aku supaya gak mudah baper gegara ulah pria bermulut manis ini. Eh, mana aku tahu bibir dia manis? Kita kan belum pernah ciuman. Fix, otak aku error kayaknya!"Ehm, perlu ya aku kesana?” tanya aku sok jual mahal.”Buat aku atau buat Elena?” goda pria itu sambil tersenyum nakal.Astagah, lumer aku dibuatnya. Kenapa sih godaan setan itu begitu menggiurkan?! Aku gak bisa ngejawab, yang ada aku ngambil tas tangan aku dan segera mengkayakinya. Di halaman depan kos, aku celingukan mencari mobilnya."Kita naik apa?” tanya aku lirih.Jangan bilang dia jemput aku naik angkot, masa CEO bisa sekere itu?! Elah, kenap
Kalau ditanya.. "Apa sih yang paling diharapkan semua pasangan pengantin baru?" "Ehm.. anak?" jawab Lola gak yakin. Gue menggeleng keras. "Masih terlalu awal mikir tentang anak, Bunda," sindir gue. "Ah! Pasti malam pertama kan!" jawab Bule antusias. Pletak! Gue jitak kepala Bule, gemas. Dia mah pikirannya gak pernah lepas dari aktivitas di selangkangan cewek! "Mesum lo! Lagian buat gue dan Dean, ini bukan malam pertama lagi. Mungkin malam keseribu kali!" cetus gue asal. Bule sontak membelalakkan matanya takjub. "Wow.. wow.. wow.. aktivitas ranjang kalian super banget! Siapa yang agresiP Kalau melihat modelnya pasti elo kan, Elena. Wah nyesel gue ngelepas lo, bisa balikan lagi gak?" cengir Bule sambil mengedipkan mata kenes. Shit, pasti gitu deh! Tiap kali gue yang jadi tertuduh dalam kasus permesuman, padahal.. mereka pasti gak akan menyangka, dibalik tampilan Dean yang alim punya tersimpan nafsu membara mantan perjaka yang semedi panjang sejak orok!! Alias dia gak pernah di
Udahlah gue gak mau mengingat peristiwa naas tragedi bulan madu dalam kota kami. Bikin gue ngenes, mengurut dada mulu.Lagian supaya bisa mendapat bonus uang jajan bulanan, gue wajib ngebaikin laki gue.. Dean yang pelit itu. Tapi sumpah, susah mempertahankan sikap manis gue pada Dean selain di ranjang!Dia emang nyebelin banget. Masa tanpa membicarakan terlebih dahulu, dia mempekerjakan Mia Van Houten di rumah kami! Nah kalian aja kaget kan? Apalagi gue yang menemukan makhluk antik itu di pos satpam rumah gue. Gue sampai mengucak mata berkali-kali saat melihat sosok ajib itu."Bukankah itu Mia Van Houten?" tanya gue pada Dean yang menyetir di samping gue.Kami baru saja belanja di Murahgrosir, beli kebutuhan bulanan seperti sabun, beras, gula, minyak dan tetek bengek lainnya. Dean suka belanja sendiri, alasannya selain dia khawatir ditilep duitnya kalau pembokat yang belanja, juga supaya bisa mengechek barang-barang yang lagi promo. Itu sebabnya tiap kali kami membeli sabun mandi gak