Home / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Anak Kembar Sang Presdir : Chapter 81 - Chapter 90

310 Chapters

Bisa Membela

“Lengan Dhira sakit.Nih, biru.”Dhira menaikkan ujung lengan, memperlihatkan lengannya yang memar karena terbentur tembok, setelah didorong Margaret.Tentu saja Evan terkejut mendengar aduan Dhira. Dia mengecek lengan Dhira, kemudian menoleh Renata, setelah melihat memar di lengan Dhira. Pagi itu akhirnya Evan diperbolehkan keluar dari kamar, sehingga bisa melihat kondisi Dharu.“Kenapa bisa memar seperti ini?” tanya Evan yang tentu saja tidak tahu. Ditatapnya Renata dan seolah menuntut jawaban dari wanita itu.Renata bingung mau menjawab apa, dia pun tidak ingin jika sampai membuat Evan semakin kesal dengan Margaret. Renata hendak menjawab dan membuat alasan lain, tapi ternyata Dhira sudah menjawab terlebih dahulu.“Nenek jahat. Dia marahin Mama, terus Dhira gigit, tapi habis itu Dhira didorong sampai nabrak tembok.”Evan sangat terkejut, sedangkan Renata tentunya sudah tidak bisa berbohong.“Mamamu tidak sengaja mendorong Dhira,” ujar Renata menjelaskan.“Kapan kejadiannya? Saat aku
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

Evan Serius

“Jadi, kamu benar-benar menyukai Renata?”Pertanyaan itu terlontar dari Dean—calon suami Kasih, juga kakak sepupu Evan. Dean datang ke rumah sakit bersama Kasih, begitu mengetahui Dharu sakit dan harus menjalani operasi. Mereka juga terkejut mengetahui kalau Evan yang mendonorkan sumsum tulang belakang untuk Dharu.Evan menghela napas kasar, hingga kemudian membalas, “Bukankah seharusnya kamu bersyukur, aku sudah tidak akan pernah mengganggu Kasih lagi.”Evan menoleh Dean, menatap kakak sepupu yang berumur sama dengannya. Mereka dulu sangat dekat, bahkan Evan yang selalu ada untuk Dean, saat kakak sepupunya itu pergi dari rumah, sebab mengetahui ayahnya berselingkuh.“Kamu masih ingin membahas itu sekarang? Jangan kekanak-kanakan.” Dean berpikir lebih dewasa dari Evan.Evan hanya tertawa kecil mendengar ucapan Dean, lantas mengalihkan tatapan ke Renata yang sedang berbincang dengan Kasih dan anak-anak.“Aku juga tidak tahu, kenapa bisa menyukainya. Mungkin karena Dhira dan Dharu, atau
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more

Foto Tersembunyi

Sudah dua minggu Dharu dirawat di rumah sakit. Evan pun sudah pulih, meski masih diminta kontrol, sedangkan Dharu masih dirawat dan dalam pantauan sampai beberapa bulan ke depan, hingga kondisinya benar-benar pulih pasca operasi.“Ma, Dharu sudah bosan di rumah sakit. Kapan boleh pulang?” tanya Dharu.“Dhira juga bosan, berangkat sekolah kalau ga ada Dharu, Dhira malas,” timpal Dhira.Renata tahu ini semua tidak mudah, dia pun harus membagi waktu mengajar, mengurus kelas musik, sampai mengurus Dhira dan Dharu, meski dibantu Evan, tetap saja semua tidak terlihat mudah.“Sabar, ya. Papa lagi tanya dokter, apa Dharu sudah boleh pulang. Jadi, kita tunggu papa datang.”Baru saja Renata berhenti memberi pengertian. Evan datang membawa berkas-berkas di tangan.“Bagaimana?” tanya Renata saat Evan berjalan mendekat.“Dharu sudah boleh pulang. Tapi tetap akan dipantau dan harus ke rumah sakit untuk pemeriksaan sesuai jadwal,” jawab Evan menjelaskan.“Tidak masalah, yang terpenting anak-anak bis
last updateLast Updated : 2023-08-12
Read more

Teman tapi Mesra

Evan sedang sibuk di dapur membuatkan makan malam untuk Dharu dan Dhira, hingga tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari dalam kamar Renata, membuat Evan buru-buru mematikan kompor, lantas berlari ke kamar Renata.“Re, ada apa?” tanya Evan yang sudah berdiri di depan kamar Renata dan tidak berani masuk, tanpa persetujuan Renata.“Tidak apa, aku menjatuhkan kotak besar berisi barang-barang lama,” jawab Renata dari dalam.“Boleh aku masuk?” tanya Evan.“Ya, masuklah.”Evan membuka pintu kamar, masuk dan melihat Renata mengusap kepala sambil duduk di lantai, dengan kardus terbuka juga beberapa barang berserakan di lantai.“Kardusnya menimpa kepalamu?” tanya Evan sambil mendekat.“Iya, kardus ini di atas, tapi tiba-tiba jatuh. Mungkin karena posisinya yang agar miring,” jawab Renata masih mengusap kepala, terlihat dia meringis menahan sakit.Evan berjongkok dan mencoba melihat kepala Renata. Tidak sampai benjol mungkin karena lumayan keras sehingga membuat Renata merasa sakit.“Hanya me
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

Cemas

“Kamu dari mana saja? Pergi pagi jam segini baru pulang?” tanya Edward ketika melihat Margaret pulang.Namun, bukannya menjawab pertanyaan sang suami, Margaret hanya menatap sebentar suaminya dan memilih berjalan masuk ke kamar.“Ma? Apa terjadi sesuatu?” tanya Edward lagi karena merasa sangat heran dengan sikap Margaret.Margaret masih tidak menjawab, terus berjalan sampai ke lantai dua tanpa menghiraukan pertanyaan suaminya.Edward benar-benar merasa aneh karena tidak biasanya Margaret diam seperti itu. Meski mereka bertengkar, tapi Margaret selalu membantah dan banyak bicara, tidak diam seperti ini.Edward pun akhirnya memutuskan menyusul ke kamar, hingga melihat istrinya sudah berbaring di ranjang. Mengabaikan ego, Edward pun mendekat kemudian duduk di tepian ranjang tepat di samping Margaret dan mencoba mengajak bicara lagi.“Kamu kenapa, Ma? Seharian pergi dan tidak membalas pesanku, sekarang kamu pun diam?” tanya Edward sambil menatap Margaret yang tidur berbaring miring.Marga
last updateLast Updated : 2023-08-14
Read more

Ketahuan Dhira

“Masih belum ketemu?” tanya Renata yang melihat Evan masih duduk di ruang tamu sambil mengutak-atik ponselnya.Evan menoleh ke arah Renata datang, lantas mengangguk dan kembali melihat ke ponsel.Renata duduk di samping Evan, melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.“Ini sudah larut, mungkin mamamu hanya sedang menenangkan diri dan tidak ingin diganggu. Kamu tahu kalau dia mungkin saja banyak pikiran, karena kesal denganku, merasa tidak dianggap, bertengkar dengan papamu,” ujar Renata.Evan meletakkan ponsel di meja, hingga mengusap wajah kasar. Dia bingung ke mana sang mama, sebab teman dan saudara tidak ada yang tahu keberadaannya.“Apa nomor ponselnya masih tidak bisa dihubungi?” tanya Renata sambil menatap Evan yang begitu cemas.“Belum, Papa juga belum menemukannya,” jawab Evan dengan suara berat dan helaan napas frustasi.“Mungkin dia hanya sedang ingin sendiri, Van.” Renata mencoba menenangkan perasaan Evan.Evan menyandarkan kepala di pundak Renata, tentu saja hal it
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Menemukan Margaret

Renata buru-buru menyeberang jalan saat melihat siapa yang ada di seberang jalan sana. Dengan wajah cemas Renata melangkah sampai akhirnya sampai di seberang jalan.“Kenapa Anda di sini?” tanya Renata saat sudah berhadapan dengan Margaret.Ya, benar. Orang yan dilihat Renata adalah Margaret. Renata sendiri tidak mengerti, kenapa wanita itu ada di seberang sekolah musiknya.Margaret hanya menatap Renata, tentu saja hal itu semakin membuat Renata bingung dibuatnya.“Evan dan suami Anda mencari ke mana-mana karena mencemaskan Anda. Kenapa pergi tidak memberi kabar?” Renata terus saja bertanya, sedangkan Margaret masih diam menatap Renata.Renata benar-benar bingung, kenapa Margaret di sana kemudian hanya diam saja tanpa kata.“Saya akan bawa Anda ke apartemen Evan, bagaimana? Dia sangat mencemaskan Anda, bahkan semalam sampai tidak bisa tidur karena memikirkan Anda,” kata Renata lagi.Namun, bukannya menjawab pertanyaan Renata, Margaret malah menangis, membuat Renata begitu terkejut dan
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Semua Jelas

Evan bingung, tapi membiarkan dulu Margaret menangis sepuasnya, sebelum dia menanyakan dari mana sang mama karena sudah menghilang selama seharian. Dia juga butuh penjelasan, kenapa sang mama meminta maaf.Setelah beberapa menit, akhirnya Margaret berhenti menangis. Renata pun buru-buru mengambil cangkir di meja, memberikan ke Evan untuk membantu Margaret minum.“Minum dulu, Ma.” Evan memberikan minum ke Margaret agar sedikit tenang.Wanita paruh baya itu sendiri meminum sedikit, masih sesenggukan hingga menatap Renata yang duduk berseberangan dengannya. Renata sedikit bingung karena ditatap seperti itu, tapi mencoba untuk tersenyum meski sedikit canggung dan terpaksa.“Mama baik-baik saja, ‘kan? Tidak ada yang nyakitin Mama?” tanya Evan penuh perhatian. Meski mereka berselisih, tapi tetap saja Evan sangat menyayangi dan perhatian ke sang mama.Margaret menggelengkan kepala, membuat Evan begitu lega.“Mama dari mana saja? Kenapa tidak memberi kabar dan juga tidak bisa dihubungi?” tany
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Dhira Marah

"Nenek jahat jangan di sini, nanti mukul Mama lagi!" Dhira langsung emosi melihat Margaret di apartemen, saat baru saja pulang.Renata dan Evan terkejut, begitu juga denga Margaret, tapi wanita tua itu memahami jika Dhira tidak menyukainya, karena memang bersalah ke gadis kecil itu.Renata pun buru-buru bangun, menghampiri Dhira dan mencoba menjelaskan."Dhira ga boleh ngomong gitu. Dhira ganti baju dulu, terus nanti mama jelaskan."Dhira menatap benci ke Margaret, sedangkan wanita tua itu hanya diam dan merasa bersalah.“Dhira ga mau ada nenek itu, nanti jahatin Mama dan Dhira lagi.” Dhira masih marah dan tidak terima.Dharu datang menghampiri sang adik, hingga kemudian menggandeng tangan Dhira.“Dhira ke kamar dulu sama Dharu, nanti Dharu ceritain,” kata Dharu, kemudian menarik tangan sang adik masuk.Renata bernapas lega melihat Dhira yang mau menuruti ucapan Dharu,“Mbak Rena, saya pamit dulu,” kata Bibi Santi.“Iya, Bi. Makasih sudah dibantu jemput Dhira, hari ini ga usah jaga me
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

Belum Yakin

“Nenek sudah jahat sama Mama, Dhira, juga Dharu. Bahkan tangan Dhira masih sakit. Kalau Dhira maafin, apa nenek janji ga akan jahat lagi?” Semua orang saling pandang mendengar ucapan Dhira, tentu saja hal itu bisa dimaklumi, apalagi bisa dibilang Dhira memiliki trauma karena perlakuan Margaret sebelumnya. Margaret merasa sangat bersalah karena sudah menorehkan trauma di dalam hati gadis kecil itu. Dia merutuki diri sendiri, kenapa bisa sejahat itu, hanya karena mementingkan egonya. “Iya, jangan panggil nenek, panggil oma. Oma minta maaf, maaf dengan tulus, karena sudah jahat sama Dhira, Dharu, juga Mama. Oma janji ga akan jahat lagi, asal Dhira maafin oma, ya.” Margaret berusaha kembali membujuk agar Dhira memaafkannya. Evan dan Renata saling tatap, mereka hanya bisa memantau, karena yang paling berhak memberi keputusan hanya Dhira. Dhira terlihat berpikir, kemudian kembali menatap Margaret yang berjongkok di depan Renata, menatapnya dengan seulas senyum. “Janji, ya.” Dhira melan
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more
PREV
1
...
7891011
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status