Semua Bab Anak Kembar Sang Presdir : Bab 71 - Bab 80

310 Bab

Permasalahan Keluarga

“Ap-apa yang kamu katakan?” Margaret begitu syok mendengar ucapan Evan.“Ada mental anak-anak yang perlu dijaga di sini, Ma. Jadi kumohon, pergi dari sini!” Evan mengusir Margaret demi menjaga mental Dhira dan Dharu, terutama Dhira yang memang sangat labil.Dhira masih menangis sesenggukan, Renata memeluk dan ikut merasakan betapa sakitnya perasaan sang putri yang menangis sampai seperti itu.Edward menarik paksa Margaret agar mau keluar. Jika Evan sudah berkata demikian, berarti putranya itu sudah benar-benar tidak bisa bersabar menghadapi segala ucapan Margaret.Keysha menatap Evan yang kini berjongkok dan ingin menenangkan Dhira, hingga kemudian memilih untuk pergi menyusul Margaret dan Edward.“Dhira, maafin mamanya papa, ya.” Evan mencoba membujuk agar Dhira tidak terus marah dan menyimpan dendam.“Nenek itu jahat. Dia marahin Mama terus.” Dhira bicara dengan sesekali sesenggukan.Renata masih memeluk Dhira, lantas menatap Evan yang tulus menenangkan Dhira, sebab pria itu juga ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-06
Baca selengkapnya

Bukan Orang Lain

“Biar aku bantu.” Evan mengambil alih kompres yang dipegang Renata.Renata meminta ke perawat untuk mengompres pipi yang lebam, hingga Evan yang baru saja menidurkan Dhira, menghampiri dan mengambil alih kompres itu.Renata menatap Evan yang mulai mengompres pipinya, hingga tanpa sadar memuji wajah tampan pria itu, sebelum akhirnya sadar dan mengalihkan pandangan.“Dhira sepertinya lelah karena terus menangis, sedangkan Dharu tampak pucat karena mungkin tertekan. Mereka sekarang tidur semua,” ucap Evan sambil mengompres pipi Renata.Renata mengembuskan napas kasar mengingat kejadian tadi.“Aku tidak menyangka kalau ini semua akan terjadi. Dhira emosinya labil, dia akan langsung marah jika merasa terancam atau tersakiti, beda dengan Dharu yang diam dan berpikir sebelum bertindak,” ujar Renata.Evan menghentikan gerakan tangan, lantas menatap Renata yang tampak sedih.“Maaf, karenaku kamu dan anak-anak harus menghadapi situasi seperti tadi,” ucap Evan menyesal.Renata mengulas senyum ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Kecemasan Evan

“Kenapa Papa ke sini? Bagaimana dengan Mama?” Evan keheranan saat melihat sang papa datang ke kamar inap Dharu, kemudian mengajak Evan berbincang di luar. “Biarkan saja mamamu, biarkan dia berpikir sendiri,” ucap Edward santai. Pria itu membeli dua cup kopi untuknya dan Evan, duduk berdua sambil merasakan embusan angin malam yang lembab dan dingin. Evan meminum kopi pemberian sang papa. Masih panas dan bisa sedikit membuat tubuhnya hangat. “Mama masih marah?” tanya Evan kemudian. “Masih, tapi biarkan saja. Dia bukan anak kecil lagi, seharusnya dia bisa berpikir dengan jernih saat tenang, bukan terus menuruti egonya saja,” jawab Edward. Evan menoleh sang ayah, tersenyum dan senang karena sang papa mendukung keputusannya, padahal selama ini sang papa bersikap seolah tidak peduli kepadanya, tapi ternyata itu tidak benar. Edward tanpa sengaja menoleh Evan, hingga melihat putranya itu sedang memandang dirinya. “Kenapa menatapku seperti itu?” tanya Edward merasa aneh dengan tatapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Dhira Tidak Terima

“Apa nanti akan sakit?” tanya Dharu yang terlihat takut karena akan menjalani operasi.Evan duduk di sebelah Dharu, menggenggam telapak tangan bocah itu dengan erat, lantas mengulas senyum agar Dharu tidak cemas.“Tidak akan sakit, nanti Dharu akan dibuat tidur, jadi tidak akan merasakan apa-apa,” ucap Evan menjelaskan.“Tidur pun, kalau dipukul atau diganggu akan bangun. Apa nanti Dharu tidak akan bangun, waktu dokter mau operasi?” tanya Dharu lagi.“Tidak akan, ini tidurnya beda. Dharu tidak akan bangun, sebelum Dharu diminta bangun. Jadi jangan cemaskan apa pun dan jangan takut. Nanti papa juga akan di sana, jadi Dharu jangan cemas, hm ….” Evan mencoba memberi pemahaman yang mudah dimengerti, memberikan dukungan agar Dharu tenang dan tidak cemas.Renata menatap Dharu yang terlihat takut, hingga mendengar apa yang dikatakan Evan untuk menenangkan, sebelum akhirnya merasa sedikit lega.“Mama, apa itu operasi? Kenapa Dharu harus operasi?” tanya Dhira yang mendengar pembicaraan antara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Sikap Tegas Renata

“Dhira, Sayang. Kamu ga papa, hm?” tanya Renata yang sudah berjongkok dan mengecek kondisi Dhira setelah membentur tembok.“Tangan Dhira sakit. Nenek itu jahat, kenapa dia terus marahin Mama!” Dhira menangis sambil memegangi lengannya yang sempat membentur dinding.Renata begitu sedih melihat anaknya menangis, belum lagi Dhira memegangi lengan dan kesakitan. Dia menggendong Dhira, kemudian membalikkan badan dan menatap tajam ke Margaret.Margaret sendiri sedang kesakitan karena tangan digigit Dhira. Bahkan tampak bekas gigitan dari gigi-gigi Dhira di tangannya.“Dasar anak tidak pernah dididik. Bagaimana bisa menggigit orang sembarangan.” Margaret meringis melihat tangan dengan luka gigitan.Dhira masih menangis dalam gendongan Renata, dia benar-benar tidak bisa membiarkan begitu saja sikap arogan Margaret.“Anda boleh menghina saya, atau melakukan tindak kekerasan kepada saya. Tapi, saya tidak akan pernah mengizinkan Anda melukai anak saya!” bentak Renata yang geram.Edward hendak me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Tetap Dituduh

“Mana lagi yang sakit?” tanya Renata ketika Dhira baru saja dicek dan diobati oleh perawat.Lengan Dhira hanya lebam karena terbentur tembok dan sudah diberi salep oleh perawat, sehingga Renata sedikit lega.“Sudah ga ada, tapi ini masih sakit,” kata Dhira sambil melirik lengannya, masih terasa panas meski sudah diberi salep.Renata menatap nanar, hingga kemudian meniup lengan putrinya itu.“Bagaimana? Sudah?” tanya Renata mencoba menghibur dengan meniup lengan Dhira.Dhira tertawa dan mengangguk, hingga pandangannya beralih ke seseorang yang baru datang. Dhira langsung terlihat tidak senang, mungkin berpikir jika akan mendapatkan perlakuan sama dari Edward.Edward tersenyum ke Dhira, paham jika mungkin gadis kecil itu akan trauma sebab tadi mendapat perlakuan buruk.“Bagaimana lengannya?” tanya Edward.Renata buru-buru berdiri begitu melihat Edward di sana. Dia sampai menyelipkan helaian rambut sebab merasa tidak enak karena tadi mengamuk.“Tidak ada masalah, hanya lengannya lebam se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Diusir

Dharu sudah selesai operasi. Kini Renata berada di ruang inap menunggu Dharu bangun. Evan juga masuk ruang inap tapi berbeda dengan Dharu.“Bagaimana kondisinya?” tanya Edward yang baru saja datang bersama Dhira.Dhira terlihat senang dan melupakan rasa sakit akibat membentur dinding.“Masih belum sadar, mungkin karena efek obat bius,” ujar Renata menjawab sambil menatap Dharu yang masih tidur.Dhira naik ke pangkuan Renata, di tangan membawa camilan yang dibelikan Edward.“Evan ada di ruangan lain, aku belum melihat kondisinya. Mungkin istri Anda di sana sekarang,” ujar Renata kemudian.Saat keluar dari ruang operasi, memang Evan dulu yang keluar, tapi melihat Margaret yang langsung mengikuti perawat yang membawa Evan, membuat Renata memilih menunggu Dharu keluar.“Baiklah, aku akan melihat kondisi Evan. Semoga Dharu segera bangun agar kamu bisa tenang,” ucap Edward.Renata mengangguk dan melihat Edward yang keluar dari kamar inap Dharu.“Opa baik,” ucap Dhira yang terlihat senang.“
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Sudah Tidak Percaya

Evan baru saja sadar setelah beberapa jam tertidur karena pengaruh obat bius. Orang pertama yang dilihatnya saat baru saja membuka adalah Edward.“Kamu mau minum?” tanya Edward ketika melihat Evan baru membuka mata.Evan menggelengkan kepala, pengaruh obat bius membuatnya susah bicara sebab merasa lemas. Hingga ketika menoleh ke arah samping, Evan melihat Margaret yang duduk melipat kedua tangan di depan dada.“Bagaimana kondisi Dharu?” tanya Evan dengan suara lemah.Evan masih mencoba mengumpulkan seluruh kesadarannya, agar bisa bangun seperti sedia kala.“Papa belum melihatnya, tadi saat mengantar Dhira ke kamar inap, Dharu masih tertidur,” jawab Edward.Evan ingin bertanya banyak hal, tapi tubuhnya yang lemas membuat Evan kesulitan untuk sekadar menggerakkan bibir.“Kamu tidak usah banyak bicara dulu. Segeralah pulih agar bisa melihat Dharu. Di sana ada Max yang membantu menjaga, jadi kamu tidak perlu mencemaskan apa pun,” kata Edward agar Evan tidak buru-buru bangun yang malah aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-10
Baca selengkapnya

Memilih Jalanku Sendiri

“Ma!” Edward langsung membentak karena ucapan Margaret yang dianggap tidak tahu waktu.Margaret terlihat tak acuh, bahkan sengaja memalingkan wajah dari Edward.Evan sendiri tidak habis pikir, kenapa sang mama sangat keras kepala kepadanya. Tidak pernah sekali pun Evan membantah apa yang dikatakan oleh Margaret, tapi sekarang kenapa hanya karena dia menolak dijodohkan, membuat Margaret menentang sesuatu yang diinginkannya.Dokter dan perawat yang baru saja selesai memeriksa Evan pun memilih untuk pergi dari ruangan itu. Hingga Edward langsung menatap tajam ke Margaret.“Hari ini kita akan pulang, biar Evan di sini bersama Renata dan anak-anak.” Akhirnya Edward membuat keputusan itu, mencoba menghindarkan perselisihan yang semakin dalam.Margaret terkejut dan langsung menatap tidak senang, hingga kemudian membalas, “Ya, mama akan pulang asal Evan ikut dengan kita!”Edward melotot dan benar-benar kehabisan kata untuk bicara dan menjelaskan ke sang istri, jika Evan berhak memilih apa yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-10
Baca selengkapnya

Suami yang Baik

Renata berdiri di depan pintu, menatap pintu itu sejenak, hingga terdengar suara helaan napas dari mulut.“Apa mamanya benar-benar sudah pergi?” Renata sedikit ragu dan cemas, ingin bertemu tapi takut ada perdebatan.Max berkata jika Evan di kamar inap sendirian karena Margaret dan Edward sudah pergi. Dia juga berkata kalau Margaret pergi karena marah, akibat Evan yang bersikukuh tetap mempertahankan Renata dan anak-anak.Renata menarik napas panjang, kemudian menghela napas panjang. Dia hendak memutar gagang pintu, tapi tiba-tiba mendengar suara benda jatuh dari kamar.“Apa itu?” Renata begitu panik dan langsung masuk, takut terjadi sesuatu dengan Evan.Saat sudah masuk, Renata melihat Evan yang ternyata sedang ingin mengambil tutup alat makan yang dijatuhkannya.“Re.” Evan terkejut Renata di sana.Renata menghela napas lega, berpikir terjadi sesuatu dengan Evan, ternyata pria itu menjatuhkan tutup alat makan, dan jam segini baru ingin makan.Evan menatap Renata yang berjongkok dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
31
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status