Share

Suami yang Baik

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2023-08-11 10:00:17

Renata berdiri di depan pintu, menatap pintu itu sejenak, hingga terdengar suara helaan napas dari mulut.

“Apa mamanya benar-benar sudah pergi?” Renata sedikit ragu dan cemas, ingin bertemu tapi takut ada perdebatan.

Max berkata jika Evan di kamar inap sendirian karena Margaret dan Edward sudah pergi. Dia juga berkata kalau Margaret pergi karena marah, akibat Evan yang bersikukuh tetap mempertahankan Renata dan anak-anak.

Renata menarik napas panjang, kemudian menghela napas panjang. Dia hendak memutar gagang pintu, tapi tiba-tiba mendengar suara benda jatuh dari kamar.

“Apa itu?” Renata begitu panik dan langsung masuk, takut terjadi sesuatu dengan Evan.

Saat sudah masuk, Renata melihat Evan yang ternyata sedang ingin mengambil tutup alat makan yang dijatuhkannya.

“Re.” Evan terkejut Renata di sana.

Renata menghela napas lega, berpikir terjadi sesuatu dengan Evan, ternyata pria itu menjatuhkan tutup alat makan, dan jam segini baru ingin makan.

Evan menatap Renata yang berjongkok dan m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wulan Setyorini
jangan² Margaret temennya mamanya renata
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Sang Presdir    Bisa Membela

    “Lengan Dhira sakit.Nih, biru.”Dhira menaikkan ujung lengan, memperlihatkan lengannya yang memar karena terbentur tembok, setelah didorong Margaret.Tentu saja Evan terkejut mendengar aduan Dhira. Dia mengecek lengan Dhira, kemudian menoleh Renata, setelah melihat memar di lengan Dhira. Pagi itu akhirnya Evan diperbolehkan keluar dari kamar, sehingga bisa melihat kondisi Dharu.“Kenapa bisa memar seperti ini?” tanya Evan yang tentu saja tidak tahu. Ditatapnya Renata dan seolah menuntut jawaban dari wanita itu.Renata bingung mau menjawab apa, dia pun tidak ingin jika sampai membuat Evan semakin kesal dengan Margaret. Renata hendak menjawab dan membuat alasan lain, tapi ternyata Dhira sudah menjawab terlebih dahulu.“Nenek jahat. Dia marahin Mama, terus Dhira gigit, tapi habis itu Dhira didorong sampai nabrak tembok.”Evan sangat terkejut, sedangkan Renata tentunya sudah tidak bisa berbohong.“Mamamu tidak sengaja mendorong Dhira,” ujar Renata menjelaskan.“Kapan kejadiannya? Saat aku

    Last Updated : 2023-08-11
  • Anak Kembar Sang Presdir    Evan Serius

    “Jadi, kamu benar-benar menyukai Renata?”Pertanyaan itu terlontar dari Dean—calon suami Kasih, juga kakak sepupu Evan. Dean datang ke rumah sakit bersama Kasih, begitu mengetahui Dharu sakit dan harus menjalani operasi. Mereka juga terkejut mengetahui kalau Evan yang mendonorkan sumsum tulang belakang untuk Dharu.Evan menghela napas kasar, hingga kemudian membalas, “Bukankah seharusnya kamu bersyukur, aku sudah tidak akan pernah mengganggu Kasih lagi.”Evan menoleh Dean, menatap kakak sepupu yang berumur sama dengannya. Mereka dulu sangat dekat, bahkan Evan yang selalu ada untuk Dean, saat kakak sepupunya itu pergi dari rumah, sebab mengetahui ayahnya berselingkuh.“Kamu masih ingin membahas itu sekarang? Jangan kekanak-kanakan.” Dean berpikir lebih dewasa dari Evan.Evan hanya tertawa kecil mendengar ucapan Dean, lantas mengalihkan tatapan ke Renata yang sedang berbincang dengan Kasih dan anak-anak.“Aku juga tidak tahu, kenapa bisa menyukainya. Mungkin karena Dhira dan Dharu, atau

    Last Updated : 2023-08-12
  • Anak Kembar Sang Presdir    Foto Tersembunyi

    Sudah dua minggu Dharu dirawat di rumah sakit. Evan pun sudah pulih, meski masih diminta kontrol, sedangkan Dharu masih dirawat dan dalam pantauan sampai beberapa bulan ke depan, hingga kondisinya benar-benar pulih pasca operasi.“Ma, Dharu sudah bosan di rumah sakit. Kapan boleh pulang?” tanya Dharu.“Dhira juga bosan, berangkat sekolah kalau ga ada Dharu, Dhira malas,” timpal Dhira.Renata tahu ini semua tidak mudah, dia pun harus membagi waktu mengajar, mengurus kelas musik, sampai mengurus Dhira dan Dharu, meski dibantu Evan, tetap saja semua tidak terlihat mudah.“Sabar, ya. Papa lagi tanya dokter, apa Dharu sudah boleh pulang. Jadi, kita tunggu papa datang.”Baru saja Renata berhenti memberi pengertian. Evan datang membawa berkas-berkas di tangan.“Bagaimana?” tanya Renata saat Evan berjalan mendekat.“Dharu sudah boleh pulang. Tapi tetap akan dipantau dan harus ke rumah sakit untuk pemeriksaan sesuai jadwal,” jawab Evan menjelaskan.“Tidak masalah, yang terpenting anak-anak bis

    Last Updated : 2023-08-12
  • Anak Kembar Sang Presdir    Teman tapi Mesra

    Evan sedang sibuk di dapur membuatkan makan malam untuk Dharu dan Dhira, hingga tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari dalam kamar Renata, membuat Evan buru-buru mematikan kompor, lantas berlari ke kamar Renata.“Re, ada apa?” tanya Evan yang sudah berdiri di depan kamar Renata dan tidak berani masuk, tanpa persetujuan Renata.“Tidak apa, aku menjatuhkan kotak besar berisi barang-barang lama,” jawab Renata dari dalam.“Boleh aku masuk?” tanya Evan.“Ya, masuklah.”Evan membuka pintu kamar, masuk dan melihat Renata mengusap kepala sambil duduk di lantai, dengan kardus terbuka juga beberapa barang berserakan di lantai.“Kardusnya menimpa kepalamu?” tanya Evan sambil mendekat.“Iya, kardus ini di atas, tapi tiba-tiba jatuh. Mungkin karena posisinya yang agar miring,” jawab Renata masih mengusap kepala, terlihat dia meringis menahan sakit.Evan berjongkok dan mencoba melihat kepala Renata. Tidak sampai benjol mungkin karena lumayan keras sehingga membuat Renata merasa sakit.“Hanya me

    Last Updated : 2023-08-13
  • Anak Kembar Sang Presdir    Cemas

    “Kamu dari mana saja? Pergi pagi jam segini baru pulang?” tanya Edward ketika melihat Margaret pulang.Namun, bukannya menjawab pertanyaan sang suami, Margaret hanya menatap sebentar suaminya dan memilih berjalan masuk ke kamar.“Ma? Apa terjadi sesuatu?” tanya Edward lagi karena merasa sangat heran dengan sikap Margaret.Margaret masih tidak menjawab, terus berjalan sampai ke lantai dua tanpa menghiraukan pertanyaan suaminya.Edward benar-benar merasa aneh karena tidak biasanya Margaret diam seperti itu. Meski mereka bertengkar, tapi Margaret selalu membantah dan banyak bicara, tidak diam seperti ini.Edward pun akhirnya memutuskan menyusul ke kamar, hingga melihat istrinya sudah berbaring di ranjang. Mengabaikan ego, Edward pun mendekat kemudian duduk di tepian ranjang tepat di samping Margaret dan mencoba mengajak bicara lagi.“Kamu kenapa, Ma? Seharian pergi dan tidak membalas pesanku, sekarang kamu pun diam?” tanya Edward sambil menatap Margaret yang tidur berbaring miring.Marga

    Last Updated : 2023-08-14
  • Anak Kembar Sang Presdir    Ketahuan Dhira

    “Masih belum ketemu?” tanya Renata yang melihat Evan masih duduk di ruang tamu sambil mengutak-atik ponselnya.Evan menoleh ke arah Renata datang, lantas mengangguk dan kembali melihat ke ponsel.Renata duduk di samping Evan, melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.“Ini sudah larut, mungkin mamamu hanya sedang menenangkan diri dan tidak ingin diganggu. Kamu tahu kalau dia mungkin saja banyak pikiran, karena kesal denganku, merasa tidak dianggap, bertengkar dengan papamu,” ujar Renata.Evan meletakkan ponsel di meja, hingga mengusap wajah kasar. Dia bingung ke mana sang mama, sebab teman dan saudara tidak ada yang tahu keberadaannya.“Apa nomor ponselnya masih tidak bisa dihubungi?” tanya Renata sambil menatap Evan yang begitu cemas.“Belum, Papa juga belum menemukannya,” jawab Evan dengan suara berat dan helaan napas frustasi.“Mungkin dia hanya sedang ingin sendiri, Van.” Renata mencoba menenangkan perasaan Evan.Evan menyandarkan kepala di pundak Renata, tentu saja hal it

    Last Updated : 2023-08-15
  • Anak Kembar Sang Presdir    Menemukan Margaret

    Renata buru-buru menyeberang jalan saat melihat siapa yang ada di seberang jalan sana. Dengan wajah cemas Renata melangkah sampai akhirnya sampai di seberang jalan.“Kenapa Anda di sini?” tanya Renata saat sudah berhadapan dengan Margaret.Ya, benar. Orang yan dilihat Renata adalah Margaret. Renata sendiri tidak mengerti, kenapa wanita itu ada di seberang sekolah musiknya.Margaret hanya menatap Renata, tentu saja hal itu semakin membuat Renata bingung dibuatnya.“Evan dan suami Anda mencari ke mana-mana karena mencemaskan Anda. Kenapa pergi tidak memberi kabar?” Renata terus saja bertanya, sedangkan Margaret masih diam menatap Renata.Renata benar-benar bingung, kenapa Margaret di sana kemudian hanya diam saja tanpa kata.“Saya akan bawa Anda ke apartemen Evan, bagaimana? Dia sangat mencemaskan Anda, bahkan semalam sampai tidak bisa tidur karena memikirkan Anda,” kata Renata lagi.Namun, bukannya menjawab pertanyaan Renata, Margaret malah menangis, membuat Renata begitu terkejut dan

    Last Updated : 2023-08-16
  • Anak Kembar Sang Presdir    Semua Jelas

    Evan bingung, tapi membiarkan dulu Margaret menangis sepuasnya, sebelum dia menanyakan dari mana sang mama karena sudah menghilang selama seharian. Dia juga butuh penjelasan, kenapa sang mama meminta maaf.Setelah beberapa menit, akhirnya Margaret berhenti menangis. Renata pun buru-buru mengambil cangkir di meja, memberikan ke Evan untuk membantu Margaret minum.“Minum dulu, Ma.” Evan memberikan minum ke Margaret agar sedikit tenang.Wanita paruh baya itu sendiri meminum sedikit, masih sesenggukan hingga menatap Renata yang duduk berseberangan dengannya. Renata sedikit bingung karena ditatap seperti itu, tapi mencoba untuk tersenyum meski sedikit canggung dan terpaksa.“Mama baik-baik saja, ‘kan? Tidak ada yang nyakitin Mama?” tanya Evan penuh perhatian. Meski mereka berselisih, tapi tetap saja Evan sangat menyayangi dan perhatian ke sang mama.Margaret menggelengkan kepala, membuat Evan begitu lega.“Mama dari mana saja? Kenapa tidak memberi kabar dan juga tidak bisa dihubungi?” tany

    Last Updated : 2023-08-16

Latest chapter

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status