Home / Romansa / Penguasa Hati sang Presdir / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 361 - Chapter 370

643 Chapters

Bab 361

Tiba-tiba Liam merasa bahwa dirinya sangat konyol.Padahal tadi malam dia telah memantapkan hati, tetapi sekarang malah ragu-ragu."Hem!" Evano tersenyum mengolok-olok. "Jangan meremehkan aku. Nanti aku akan coba membujuk Sofia, kamu jangan gegabah!""Tidak perlu." Liam langsung menolak kebaikan Evano. "Aku yang meminta cerai. Kedua pamanku .... Akhir-akhir ini mereka berulah lagi."Walaupun tidak sepenuhnya, Evano tahu bagaimana keadaan keluarga Liam."Mereka mengganggu Sofia?" tanya Evano."Keenan berusaha mendekati Sofia, tapi gagal.""Aduh ...." Evano menggelengkan kepala. "Kok keluarga sepupumu aneh banget, sih? Mereka nggak ada cara lain, ya? Setiap kali selalu berusaha merebut pacarmu. Menyebalkan!""Mereka bodoh. Hanya ini satu-satunya cara yang dapat mereka pikirkan." Liam tersenyum sinis."Tapi kali ini kayaknya kamu benar-benar terpukul." Evano kasihan melihat kondisi Liam.Evano tahu betapa Liam mencintai Sofia. Kalau tidak terpaksa, Liam tidak mungkin menceraikan Sofia."S
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more

Bab 362

"Aku ceritakan nanti," jawab Liam.Begitu sampai, Liam memasukkan kata sandi pintu. Krak, terdengar suara pintu yang terbuka.Evano terkejut. "Kok kamu tahu kata sandinya?""Fiane tinggal di rumahku." Liam membuka pintu rumah dengan santai. "Daerah ini dijaga sangat ketat, Kenta dan yang lainnya tidak bisa masuk dengan mudah."Berdasarkan penyelidikan Liam, Kenta mengutus wartawan untuk diam-diam memotret keberadaan Liam di rumah yang ditempati Fiane.Selain demi keamanan Fiane, Liam tidak ingin masalah sebelumnya terulang kembali. Jika hal itu terulang lagi, Lorin pasti murka."Kok aku nggak tahu kamu punya rumah di sini?" tanya Evano sambil melihat ke sekeliling.Liam tidak pernah membawa Evano ke rumah ini. Liam menjawab dengan singkat, "Sebelum pindah, dulu aku membeli banyak aset rumah."Saat itu, Grup Charula yang didirikan oleh Liam dan Evano belum sekuat sekarang. Liam masih fokus bekerja di Grup Upeska.Selama masa-masa itu, persaingan di tengah Keluarga Pranoto sangat sengit.
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 363

Evano tidak cerewet soal kebersihan, tetapi bukan berarti dia bersedia membersihkan semua sampah Fiane dengan sukarela."Nggak mau!" Evano beranjak ke sofa, lalu menjawab dengan tegas, "Suruh Fiane bersihkan sendiri."Liam memelototi Evano, tapi dia tidak memaksa.Saat kembali ke ruang tamu, Fiane telah mengganti pakaian, merapikan rambut, dan berdandan.Evano tidak heran, pantas saja dia menghabiskan hampir satu jam di dalam kamar.Setelah mengenakan "topeng" riasan, Fiane pun tampil dengan percaya diri. Namun sesaat melihat sampah yang berserakan, dia kembali panik dan buru-buru merapikannya.Fiane membereskan rumah ini secepat mungkin, lalu beranjak ke samping Liam sambil berkata, "Liam ...."Suara Fiane terdengar manja sekaligus kesal. "Lain kali beri tahu aku dulu sebelum datang. Aku malu banget kayak gini."Liam menjawab dengan datar, "Baik."Kemudian Fiane mengalihkan perhatiannya kepada Evano dan bertanya, "Halo, aku Fiane.""Aku Evano.""Oh." Tangan kanan Fiane menggenggam era
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 364

Fiane memandang Liam yang pergi hingga pintu tertutup.Kekecewaan terpancar di mata Fiane. Dia mengepalkan kedua tangan sambil menggertakkan gigi.Meskipun melihat respons Fiane, Evano tetap bersikap tenang dan pura-pura tidak menyadarinya."Bu Fiane, kata Pak Liam kamu mengalami kekerasan dalam rumah tangga?" tanya Evano."Iya," Fiane menjawab dengan cuek. Setelah Liam pergi, sikap Fiane langsung berubah 180 derajat. Dia bahkan enggan untuk menatap Evano.Evano bingung melihat sikap Fiane. Meskipun kesal, Evano tahu bagaimana watak Fiane yang sesungguhnya. Jadi Evano tidak mau mempermasalahkannya.Evano berpikir, bagaimana reaksi Fiane kalau suatu hari nanti dia tahu bahwa Evano adalah sahabatnya Liam?"Apakah kamu bisa memberikan data-data yang sebelumnya kamu berikan kepada Pak Liam?" tanya Evano."Aku nggak pegang." Fiane langsung menolak. "Kala mau, minta saja sama Pak Liam."Setelah selesai bicara, Fia bangkit berdiri dan mengusir Evano. "Pak Evano, aku agak lelah. Kalau tidak ad
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 365

Liam tertegun mendengar pertanyaan Evano.Namun Liam berpikir sejenak, lalu menjawab dengan ragu-ragu, "Harusnya ... tidak ada? Selama mengenalnya, aku tidak pernah melihat ada tanda-tanda gangguan kejiwaan.""Tapi tadi ...." Evano menceritakan semua makian yang dilontarkan Fiane kepada kucingnya.Hati Liam terasa seperti diremas, wajahnya jelas terlihat gugup dan panik. "Dia lagi mencari kucingnya?""Iya." Evano mengangguk. "Kayaknya dia nggak suka kucing dia. Dia mencari kucingnya sambil marah-marah sendiri."Begitu Evano selesai bicara, Liam membuka pintu mobil dan kembali ke rumah Fiane."Eh, kamu ke mana?" Evano bergegas melepaskan sabuk pengaman yang dikenakan dan mengejar Liam.Ketika Liam kembali ke rumah, Fiane telah menemukan kucingnya. Saat Liam masuk, dia melihat Fiane sedang mencekik Molly sambil tersenyum bengis.Molly mengeong kesakitan, suaranya terdengar miris dan keempat kakinya meronta di udara.Dada Liam terasa sesak, jantungnya seolah berhenti berdetak. Rasanya Lia
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 366

Ketika Liam menggendong Molly, raut wajah Fiane terlihat sangat kaku."Kayaknya Molly kangen sama kamu." Fiane berusaha mencari alasan yang masuk akal untuk menjelaskan sikap Molly yang aneh."Mungkin." Liam mengusap kepala Molly.Fiane lega, untung Liam tidak curiga ataupun menginterogasinya.Molly merasa tenang berada di dalam pelukan Liam. Dia mengeong dengan manja dan mengusap telapak tangan Liam.Liam menggendong Molly ke atas sofa, Fiane juga mengikuti dari belakang.Sebagai orang luar, Evano hanya bisa menunggu dan menyaksikan sandiwara mereka."Anak nakal!" Fiane menyandarkan kepalanya di bahu Liam, lalu mengulurkan jari telunjuk dan menyentil kepala Molly.Di saat bersamaan, tiba-tiba Fiane berteriak, "Ah!"Fiane menarik kembali tangannya sambil merintih kesakitan. Liam melihat tiga cakaran yang membekas di punggung tangan Fiane.Molly adalah jenis kucing yang penurut dan tidak galak. Mereka suka bermain dan tidak pernah mencakar manusia.Liam tertegun, ini adalah pertama kali
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 367

Melihat Fiane yang mengulurkan tangan, Molly memelototinya dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang.Fiane ketakutan dan bergegas menarik kembali tangannya."Ada pengawal, tidak perlu takut." Liam tersenyum lembut.Evano ingin tertawa melihat sikap Liam. "Pak Liam, aku masih ada janji dengan klien di hotel. Apakah kamu bisa mengantarku pulang dulu?""Baik," jawab Liam."Aku pulang dulu, biar pengawal yang mengantarmu." Liam bangkit berdiri dan pergi.Fiane tak berani memaksa, dia terpaksa pergi ke rumah sakit bersama pengawal.....Begitu masuk ke dalam mobil, Liam meletakkan Molly ke atas pangkuan Evano.Evano terkejut, dia langsung mencondongkan tubuhnya ke belakang dan mengangkat kedua tangannya."Taruh di belakang saja," Evano berteriak ketakutan."Anak pintar!" Liam melirik Molly sambil tersenyum, lalu berkata kepada Evano, "Kucing ini bodoh, dia tidak sembarangan mencakar orang.""Jangan bohong!" Evano memelototinya sambil berteriak, "Kamu kira kau buta? Aku lihat sendiri dia
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 368

Sekarang Sofia sedang berusaha untuk menyukai kucing yang dibelikan Liam.Sikap Liam tadi malam membuat Sofia takut. Di saat bersamaan, Sofia juga menyadari sikapnya yang salah. Dia terlalu dingin terhadap kucing yang tak berdosa ini.Sofia membelikan banyak camilan untuk Molly. Dia membuka sebungkus camilan, lalu menggendong kucing ini ke atas pangkuan dan menyuapinya.Kucing ini sudah sembuh. Tadi malam dia tidak nafsu makan, tetapi sekarang dia melahap camilannya dengan antusias.Setelah selesai makan, kucing ini menatap Sofia dengan memelas. Sofia tersenyum sambil mengusap hidungnya. Kucing ini berbaring dan mengusap-usap tubuhnya ke pangkuan Sofia.Hati Sofia luluh menghadapi kucing yang begitu manis dan menggemaskan ini.Sofia mengusap kepala kucing ini sambil meminta maaf, "Maafkan aku ...." yang mengabaikanmu.....Pada sore hari, Liam dan Evano pulang ke rumah.Sofia sedang memasak. Ketika mendengar suara pintu, dia pun kembali ke ruang tamu dan melihat Evano yang menggendong
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 369

Molly baik-baik saja selama bersama Sofia. Begitu diberikan kepada Fiane, Molly malah pulang dalam keadaan kaki patah.Sofia yakin, Fiane pasti melakukan sesuatu kepada Molly.Liam juga tidak tahu-menahu, tetapi tatapan mata Sofia membuatnya marah sekaligus sedih.Apakah Sofia menyalahkan Liam atas tindakan Fiane? Jadi Liam harus bertanggung jawab atas semua kesalahan Fiane?"Tidak perlu menatapku seperti itu." Liam mendengus dingin. "Aku akan menanyakannya pada Fiane."Sofia mengepalkan kedua tangannya. "Bagus!"....Setelah Molly diobati, dokter tidak langsung mengizinkan Molly pulang."Sebaiknya Molly dirawat selama beberapa hari untuk diobservasi." Dokter melirik Sofia yang duduk di kursi roda. "Kamu pasti mengerti rasanya, 'kan?"Sofia tidak tega meninggalkan Molly, tetapi dia harus melakukannya demi kesembuhan Molly.Di dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil terasa canggung. Sofia dan Liam tidak berbicara.Evano berusaha menghibur Sofia. "Tenang saja, Molly pasti sembuh.
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more

Bab 370

"Sofia, salahkan aku saja, jangan marahi Liam!" Fiane berteriak, suaranya terdengar cemas. "Liam nggak salah. Kalau mau marah, lampiaskan saja kepadaku."Melampiaskan kemarahan?Rasanya Sofia memang ingin menjambak dan memaksa Fiane untuk meminta maaf kepada Molly, tetapi apa gunanya? Tidak akan bisa mengubah apa-apa.Liam tetap memercayai dan melindungi Fiane. Tidak ada gunanya berdebat.Dalam sekejap, kemarahan Sofia langsung hilang. Dia kelihatan lemas dan tak berdaya. "Aku capek, mau tidur."Setelah Sofia pergi, Liam belum menutup panggilannya."Liam, apakah kamu memercayai aku?" Suara Fiane terdengar gugup dan gemetar.Wajah Liam terlihat masam dan marah, tetapi suaranya terdengar begitu lembut. "Tentu saja aku memercayaimu."Evano menyeringai dingin, dia sangat mengagumi kemunafikan Fiane.Fiane masih ingin mengobrol, tapi Liam mengatakan dirinya lelah dan ingin beristirahat. Akhirnya Fiane terpaksa mengakhiri obrolannya."Ckck." Evano berdecak sambil menggelengkan kepala. "Apaka
last updateLast Updated : 2023-11-03
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
65
DMCA.com Protection Status