Home / Romansa / Suamiku, Sayangilah Aku! / Chapter 1211 - Chapter 1220

All Chapters of Suamiku, Sayangilah Aku!: Chapter 1211 - Chapter 1220

1556 Chapters

Bab 1211 Sekalipun Nyawa Taruhannya

Cleo menyimpan kedua kartu itu dan cukup terkejut dengan kemurahan hati Omar. Keluarga Shankar memang kaya, tetapi nominal sebanyak ini tetap saja mengejutkan.Lagi pula, biasanya tidak ada yang namanya hubungan kekeluargaan dalam keluarga kaya. Bisa dilihat, Omar benar-benar peduli kepada putrinya sehingga berani mempertaruhkan nyawanya untuk datang ke arena pertarungan.Omar bangkit dan merapikan pakaiannya, lalu berujar, "Beri tahu Jacob kalau aku harus menstabilkan kelompok-kelompok besar di Armania untuk sementara ini, jadi nggak punya waktu. Dua puluh triliun itu cuma uang muka. Kalau putriku masih hidup, aku bersedia menyerahkan seluruh Keluarga Shankar kalau Jacob menginginkannya."Cleo terkekeh-kekeh dan menaruh kartu itu di dalam tas. Dia bertanya, "Bukannya kamu masih punya 2 putra? Gimana nasib mereka kalau kamu menyerahkan Keluarga Shankar kepada Jacob?"Alis Omar berkerut. Baginya, putrinya lebih penting daripada putranya. Apalagi, entah berapa banyak penderitaan yang tel
Read more

Bab 1212 Dia Terlalu Nakal

Pukul 11 malam, seorang wanita muncul di gedung S.M. Akan tetapi, wanita itu bukan Sienna, melainkan asistennya.Wind hanya bersembunyi di tengah-tengah kegelapan. Dia berencana untuk menunggu sampai targetnya benar-benar muncul.Wanda tentu tidak menyadari keberadaan Wind. Dia masuk ke sebuah mobil dan suasana seketika menjadi menegangkan.Terlihat pria itu duduk di jok belakang. Jari tangannya mengetuk buku yang berada di pangkuannya. Malam ini adalah jadwal Wanda melayani pria itu. Dia ingin sekali bekerja lembur, tetapi semua pekerjaannya sudah selesai.Pria itu memandang ke arah Wind, lalu mengalihkan pandangannya kembali. Setelah menelepon seseorang, dia menarik Wanda ke pelukannya."Kita ke tempatmu?" tanya pria itu. Meskipun demikian, nada bicaranya terdengar sangat tegas.Kini, Wanda tinggal di apartemen yang sama dengan para artis. Dia khawatir ada yang melihatnya sehingga buru-buru menggeleng dan menolak, "Jangan.""Kalau begitu, kita ke hotel," ujar pria itu dengan nada dat
Read more

Bab 1213 Tidak Boleh Goyah karena Ucapannya

Jacob mengakhiri panggilan. Saat berikutnya, terdengar dering ponsel Wanda. Wanita itu terlihat seperti anak ayam yang ketakutan. Dia terus berdempetan dengan Sienna seperti hendak meminta perlindungan.Sienna tentu merasakan keanehan ini. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kamu kenapa? Kecapekan ya? Apa aku perlu menyuruh Sony mengantarmu pulang?""Jangan!" Wanda segera mengambil dokumen di samping dan berkata, "Bu, aku ingin menemanimu lembur."Wajah Wanda terlihat pucat. Jelas, dia belum sempat beristirahat dengan baik. Sienna pun menghela napas dan berujar, "Ponselmu terus berdering."Wanda tidak berani menolak panggilan sehingga hanya menekan mode hening. Kemudian, Wanda mendapati pesan yang dikirim pria itu.[ Apa aku perlu masuk untuk mencarimu? ]Sekujur tubuh Wanda menegang. Pada akhirnya, dia bangkit dan berkata dengan terbata-bata, "Bu, a ... aku sudah ngantuk. Aku ... pulang dulu. Kamu ... istirahat lebih awal."Sienna bangkit dan hendak mengantar Wanda keluar, te
Read more

Bab 1214 Hanya Mengorbankan Cinta

Jacob mengerahkan tenaga yang cukup besar sehingga membuat Sienna merasa agak sakit. Akan tetapi, Sienna mengerti bahwa Jacob ingin memberitahunya untuk tidak perlu takut pada insiden malam itu.Sienna memeluk Jacob dengan mata memerah dan berkaca-kaca. Sesaat kemudian, gerakan Jacob menjadi lebih lembut. Dia berucap dengan suara serak, "Maafkan aku."Sienna menggeleng dengan perlahan dan membiarkan Jacob bertindak sesuka hati.Keesokan pagi ketika Sienna dan Jacob hendak pergi, terlihat makin banyak mobil terparkir di luar. Orang yang memimpin tidak lain adalah Deshton. Dia diikuti oleh orang-orang itu.Deshton berdiri di barisan paling depan dengan ekspresi lugu. Dia bersandar di mobil dan menatap mobil yang ditumpangi Sienna dengan tersenyum.Saat berikutnya, terlihat beberapa pria itu menghampiri mobil Jacob dan Sienna. Entah apa yang dikatakan orang-orang itu kepada Jacob, tetapi ekspresi mereka terlihat sangat serius.Jacob melambaikan tangannya dengan ringan, lalu membungkuk dan
Read more

Bab 1215 Dia Menginginkan Sienna

Deshton berdiri di tempatnya dengan ekspresi suram. Sambil memandang mobil Sienna pergi, dia mengepalkan tangannya dengan erat. Pada akhirnya, dia menggigit bibirnya dan tersenyum dingin.Sienna tidak tahu yang dikatakan Deshton benar atau tidak. Steven jelas-jelas berdiri di pihak putra pertamanya. Sekarang Jacob sudah dibawa pergi. Orang-orang itu pasti akan mencari alasan untuk menahannya dalam jangka waktu tertentu.Namun, Jacob sangat cerdas. Sienna yakin Jacob tidak akan disulitkan oleh masalah seperti ini. Selain itu, Jacob pasti memiliki keyakinan karena berani mengikuti orang-orang itu begitu saja. Jadi, yang harus dilakukan Sienna untuk sekarang hanya menunggu Jacob pulang.Setelah keluar sebentar dan kembali ke Royal Estate, Sienna menerima pesan dari Jacob.[ Jaga dirimu baik-baik. Serahkan semuanya padaku. ]Pesan ini langsung membuat hati Sienna tenang. Di sisi lain, Jacob sedang berada di sebuah ruangan dan terlihat beberapa orang duduk di depannya. Orang-orang ini memil
Read more

Bab 1216 Dia Ingin Membunuhku

"Kakek, gimana kalau aku bilang dia bukan kakakku lagi?" tanya Jacob sambil meletakkan cangkir di tangannya ke atas meja dan menggosoknya dengan jari."Gimana kalau dia bukan kakakku dan hanya menggunakan tubuh kakakku? Kamu memanggilku kemari pasti karena menyadari ada yang berbeda darinya, 'kan? Meskipun berusaha keras untuk menutupi sifat aslinya, dia tetap berbeda dari Desmond. Dia ingin membunuhku," jelas Jacob.Jacob bisa merasakan dengan jelas kekejaman dan niat membunuh Desmond. Kini, Desmond bukan hanya ingin membunuhnya, tetapi juga menginginkan Sienna dan seluruh Grup Yuwono.Desmond yang dulu tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Jacob pun menunduk merenung. Sebenarnya ... hubungannya dengan Desmond tidak seburuk itu.Seluruh Keluarga Yuwono hanya menyayangi Desmond dan jarang memberi Jacob perhatian. Meskipun Jacob berkelahi di luar dan terluka, tidak ada yang peduli padanya. Sementara itu, Jacob tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang penderitaannya.Setiap kal
Read more

Bab 1217 Licik

Jacob menatap Mahib dengan tajam dan berkata, "Licik."Jelas-jelas masalah ini seharusnya diurus oleh para atasan, sekarang pria tua ini malah tanpa ragu-ragu menarik Jacob untuk terlibat di dalamnya.Mahib menyipitkan mata. "Aku yang mengendalikan pihak ayahmu, kamu jangan nggak tahu diri. Aku juga menanggung tekanan besar. Kalau nggak, orang-orang temperamental di bagian kami ini sudah langsung memberi obat pada Sienna dan kakakmu. Kamu harus tahu, siapa di antara kami yang duduk di posisi ini yang nggak mengorbankan nyawa anggota keluarganya untuk negara?""Bagi kami, perasaan terhadap keluarga nggak ada artinya dibandingkan dengan kepentingan negara. Makin besar kekuatannya, makin besar juga tanggung jawabnya. Orang yang bisa duduk di posisi kita ini adalah orang yang bisa melepaskan segalanya. Orang yang nggak bisa melepaskan apa pun, pada akhirnya nggak akan bisa melakukan apa pun."Mendengar perkataan itu, aura kemarahan langsung menyelimuti seluruh tubuh Jacob.Mahib mengangkat
Read more

Bab 1218 Menginjak-injak Perasaannya

Pada saat itu, ponsel pria itu berdering dan terdengar suara dengan nada manja dari ujung telepon. "Wind, bagaimana? Kamu berhasil?"Ternyata pria itu adalah Wind. Sebelumnya, dia gagal dalam membunuh Sienna, tetapi kali ini dia berhasil melakukan penyamaran yang lebih baik. Sebenarnya, dia adalah seorang pembunuh dengan peringkat tinggi. Jika dia benar-benar ingin membunuh seseorang, sangat jarang ada orang yang bisa lolos darinya."Aku berhasil, Nona."Mendengar itu, tatapan Lily terlihat gembira dan hampir melompat karena terlalu bersemangat. "Bagus. Tadi kakakku sudah pergi, kamu hanya perlu menyamar dan bawa Sienna ke sini. Aku ingin membunuhnya. Aku ingin menyiksanya dengan tanganku sendiri. Wind, pastikan nggak ada orang yang tahu keberadaanmu. Aku harus mengurungnya di tempat ini dan menyiksanya perlahan-lahan."Wind menundukkan kepalanya. "Aku tahu. Aku segera ke sana."Setelah mengatakan itu, Wind mengemudi mobilnya menuju vila tempat Lily berada. Dia sudah membuang ponsel Si
Read more

Bab 1219 Seolah-olah Sudah Kiamat

Setelah Lily pergi, Sienna baru tertawa."Kasihan sekali," kata Sienna dengan nada tenang sambil bersandar ke belakang.Wind tidak membantah Sienna karena dia bukan orang yang pandai berbicara. Saat ini, dia hanya menatap ke arah Lily pergi, seolah-olah sudah kiamat. Setelah menatap selama sepuluh menit sampai matanya perih, dia baru berbalik dan menatap Sienna.Dia mengakui Sienna memang sangat cantik. Meskipun sekarang Sienna dalam keadaan berantakan, aura Sienna tetap luar biasa. Terutama saat Sienna menatapnya dengan tatapan penuh simpati. Mungkin tidak ada pria yang sanggup menghindari pesona Sienna yang mematikan dan penuh kebanggaan ini. Namun, Lily adalah orang yang selalu disukainya.Saat ini, Sienna sudah tidak bertenaga lagi. Jika Wind benar-benar ingin melakukan sesuatu padanya, dia juga tidak bisa menghindar lagi.Setelah melihat Sienna sejenak, Wind perlahan-lahan mengulurkan tangannya.Saat ujung jari Wind hampir menyentuh kancing Sienna, terdengar Sienna berkata, "Kamu
Read more

Bab 1220 Ditakdirkan Berbeda dari Sejak Lahir

Saat mengatakan hal itu, ekspresi Lily terlihat bangga. Hal yang paling dibanggakannya seumur hidupnya adalah latar belakangnya. Tidak peduli apa pun yang dilakukannya, selalu ada orang yang mendukungnya.Lily mengeluarkan ponselnya dan menelepon Omar di hadapan Arlo, tetapi Omar tidak menjawab teleponnya.Melihat itu, Arlo hanya bisa menghibur Lily. "Mungkin dia sedang sibuk."Lily merasa agak kecewa. "Saat aku sedang sakit, apa Ayah juga nggak menelepon untuk menanyakan keadaanku?"Arlo berpikir sejenak dan menyadari memang seperti itu. Dahulu, seluruh anggota Keluarga Shankar selalu mengawasi Lily, mereka pasti akan merasa sangat cemas jika tidak melihat Lily. Kali ini, Lily sudah datang ke ibu kota begitu lama, tetapi ayah mereka ini malah tidak pernah menelepon untuk menanyakan kabar Lily. Telepon terakhir dari Omar juga karena Linda menyentuh benda itu."Lily, kamu harus meminta maaf pada Ayah. Setelah kembali ke Armania, jangan berhubungan dengan Linda lagi.""Kak Arlo, aku tahu
Read more
PREV
1
...
120121122123124
...
156
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status