Pukul 11 malam, seorang wanita muncul di gedung S.M. Akan tetapi, wanita itu bukan Sienna, melainkan asistennya.Wind hanya bersembunyi di tengah-tengah kegelapan. Dia berencana untuk menunggu sampai targetnya benar-benar muncul.Wanda tentu tidak menyadari keberadaan Wind. Dia masuk ke sebuah mobil dan suasana seketika menjadi menegangkan.Terlihat pria itu duduk di jok belakang. Jari tangannya mengetuk buku yang berada di pangkuannya. Malam ini adalah jadwal Wanda melayani pria itu. Dia ingin sekali bekerja lembur, tetapi semua pekerjaannya sudah selesai.Pria itu memandang ke arah Wind, lalu mengalihkan pandangannya kembali. Setelah menelepon seseorang, dia menarik Wanda ke pelukannya."Kita ke tempatmu?" tanya pria itu. Meskipun demikian, nada bicaranya terdengar sangat tegas.Kini, Wanda tinggal di apartemen yang sama dengan para artis. Dia khawatir ada yang melihatnya sehingga buru-buru menggeleng dan menolak, "Jangan.""Kalau begitu, kita ke hotel," ujar pria itu dengan nada dat
Jacob mengakhiri panggilan. Saat berikutnya, terdengar dering ponsel Wanda. Wanita itu terlihat seperti anak ayam yang ketakutan. Dia terus berdempetan dengan Sienna seperti hendak meminta perlindungan.Sienna tentu merasakan keanehan ini. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kamu kenapa? Kecapekan ya? Apa aku perlu menyuruh Sony mengantarmu pulang?""Jangan!" Wanda segera mengambil dokumen di samping dan berkata, "Bu, aku ingin menemanimu lembur."Wajah Wanda terlihat pucat. Jelas, dia belum sempat beristirahat dengan baik. Sienna pun menghela napas dan berujar, "Ponselmu terus berdering."Wanda tidak berani menolak panggilan sehingga hanya menekan mode hening. Kemudian, Wanda mendapati pesan yang dikirim pria itu.[ Apa aku perlu masuk untuk mencarimu? ]Sekujur tubuh Wanda menegang. Pada akhirnya, dia bangkit dan berkata dengan terbata-bata, "Bu, a ... aku sudah ngantuk. Aku ... pulang dulu. Kamu ... istirahat lebih awal."Sienna bangkit dan hendak mengantar Wanda keluar, te
Jacob mengerahkan tenaga yang cukup besar sehingga membuat Sienna merasa agak sakit. Akan tetapi, Sienna mengerti bahwa Jacob ingin memberitahunya untuk tidak perlu takut pada insiden malam itu.Sienna memeluk Jacob dengan mata memerah dan berkaca-kaca. Sesaat kemudian, gerakan Jacob menjadi lebih lembut. Dia berucap dengan suara serak, "Maafkan aku."Sienna menggeleng dengan perlahan dan membiarkan Jacob bertindak sesuka hati.Keesokan pagi ketika Sienna dan Jacob hendak pergi, terlihat makin banyak mobil terparkir di luar. Orang yang memimpin tidak lain adalah Deshton. Dia diikuti oleh orang-orang itu.Deshton berdiri di barisan paling depan dengan ekspresi lugu. Dia bersandar di mobil dan menatap mobil yang ditumpangi Sienna dengan tersenyum.Saat berikutnya, terlihat beberapa pria itu menghampiri mobil Jacob dan Sienna. Entah apa yang dikatakan orang-orang itu kepada Jacob, tetapi ekspresi mereka terlihat sangat serius.Jacob melambaikan tangannya dengan ringan, lalu membungkuk dan
Deshton berdiri di tempatnya dengan ekspresi suram. Sambil memandang mobil Sienna pergi, dia mengepalkan tangannya dengan erat. Pada akhirnya, dia menggigit bibirnya dan tersenyum dingin.Sienna tidak tahu yang dikatakan Deshton benar atau tidak. Steven jelas-jelas berdiri di pihak putra pertamanya. Sekarang Jacob sudah dibawa pergi. Orang-orang itu pasti akan mencari alasan untuk menahannya dalam jangka waktu tertentu.Namun, Jacob sangat cerdas. Sienna yakin Jacob tidak akan disulitkan oleh masalah seperti ini. Selain itu, Jacob pasti memiliki keyakinan karena berani mengikuti orang-orang itu begitu saja. Jadi, yang harus dilakukan Sienna untuk sekarang hanya menunggu Jacob pulang.Setelah keluar sebentar dan kembali ke Royal Estate, Sienna menerima pesan dari Jacob.[ Jaga dirimu baik-baik. Serahkan semuanya padaku. ]Pesan ini langsung membuat hati Sienna tenang. Di sisi lain, Jacob sedang berada di sebuah ruangan dan terlihat beberapa orang duduk di depannya. Orang-orang ini memil
"Kakek, gimana kalau aku bilang dia bukan kakakku lagi?" tanya Jacob sambil meletakkan cangkir di tangannya ke atas meja dan menggosoknya dengan jari."Gimana kalau dia bukan kakakku dan hanya menggunakan tubuh kakakku? Kamu memanggilku kemari pasti karena menyadari ada yang berbeda darinya, 'kan? Meskipun berusaha keras untuk menutupi sifat aslinya, dia tetap berbeda dari Desmond. Dia ingin membunuhku," jelas Jacob.Jacob bisa merasakan dengan jelas kekejaman dan niat membunuh Desmond. Kini, Desmond bukan hanya ingin membunuhnya, tetapi juga menginginkan Sienna dan seluruh Grup Yuwono.Desmond yang dulu tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Jacob pun menunduk merenung. Sebenarnya ... hubungannya dengan Desmond tidak seburuk itu.Seluruh Keluarga Yuwono hanya menyayangi Desmond dan jarang memberi Jacob perhatian. Meskipun Jacob berkelahi di luar dan terluka, tidak ada yang peduli padanya. Sementara itu, Jacob tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang penderitaannya.Setiap kal
Jacob menatap Mahib dengan tajam dan berkata, "Licik."Jelas-jelas masalah ini seharusnya diurus oleh para atasan, sekarang pria tua ini malah tanpa ragu-ragu menarik Jacob untuk terlibat di dalamnya.Mahib menyipitkan mata. "Aku yang mengendalikan pihak ayahmu, kamu jangan nggak tahu diri. Aku juga menanggung tekanan besar. Kalau nggak, orang-orang temperamental di bagian kami ini sudah langsung memberi obat pada Sienna dan kakakmu. Kamu harus tahu, siapa di antara kami yang duduk di posisi ini yang nggak mengorbankan nyawa anggota keluarganya untuk negara?""Bagi kami, perasaan terhadap keluarga nggak ada artinya dibandingkan dengan kepentingan negara. Makin besar kekuatannya, makin besar juga tanggung jawabnya. Orang yang bisa duduk di posisi kita ini adalah orang yang bisa melepaskan segalanya. Orang yang nggak bisa melepaskan apa pun, pada akhirnya nggak akan bisa melakukan apa pun."Mendengar perkataan itu, aura kemarahan langsung menyelimuti seluruh tubuh Jacob.Mahib mengangkat
Pada saat itu, ponsel pria itu berdering dan terdengar suara dengan nada manja dari ujung telepon. "Wind, bagaimana? Kamu berhasil?"Ternyata pria itu adalah Wind. Sebelumnya, dia gagal dalam membunuh Sienna, tetapi kali ini dia berhasil melakukan penyamaran yang lebih baik. Sebenarnya, dia adalah seorang pembunuh dengan peringkat tinggi. Jika dia benar-benar ingin membunuh seseorang, sangat jarang ada orang yang bisa lolos darinya."Aku berhasil, Nona."Mendengar itu, tatapan Lily terlihat gembira dan hampir melompat karena terlalu bersemangat. "Bagus. Tadi kakakku sudah pergi, kamu hanya perlu menyamar dan bawa Sienna ke sini. Aku ingin membunuhnya. Aku ingin menyiksanya dengan tanganku sendiri. Wind, pastikan nggak ada orang yang tahu keberadaanmu. Aku harus mengurungnya di tempat ini dan menyiksanya perlahan-lahan."Wind menundukkan kepalanya. "Aku tahu. Aku segera ke sana."Setelah mengatakan itu, Wind mengemudi mobilnya menuju vila tempat Lily berada. Dia sudah membuang ponsel Si
Setelah Lily pergi, Sienna baru tertawa."Kasihan sekali," kata Sienna dengan nada tenang sambil bersandar ke belakang.Wind tidak membantah Sienna karena dia bukan orang yang pandai berbicara. Saat ini, dia hanya menatap ke arah Lily pergi, seolah-olah sudah kiamat. Setelah menatap selama sepuluh menit sampai matanya perih, dia baru berbalik dan menatap Sienna.Dia mengakui Sienna memang sangat cantik. Meskipun sekarang Sienna dalam keadaan berantakan, aura Sienna tetap luar biasa. Terutama saat Sienna menatapnya dengan tatapan penuh simpati. Mungkin tidak ada pria yang sanggup menghindari pesona Sienna yang mematikan dan penuh kebanggaan ini. Namun, Lily adalah orang yang selalu disukainya.Saat ini, Sienna sudah tidak bertenaga lagi. Jika Wind benar-benar ingin melakukan sesuatu padanya, dia juga tidak bisa menghindar lagi.Setelah melihat Sienna sejenak, Wind perlahan-lahan mengulurkan tangannya.Saat ujung jari Wind hampir menyentuh kancing Sienna, terdengar Sienna berkata, "Kamu