Jacob menatap Mahib dengan tajam dan berkata, "Licik."Jelas-jelas masalah ini seharusnya diurus oleh para atasan, sekarang pria tua ini malah tanpa ragu-ragu menarik Jacob untuk terlibat di dalamnya.Mahib menyipitkan mata. "Aku yang mengendalikan pihak ayahmu, kamu jangan nggak tahu diri. Aku juga menanggung tekanan besar. Kalau nggak, orang-orang temperamental di bagian kami ini sudah langsung memberi obat pada Sienna dan kakakmu. Kamu harus tahu, siapa di antara kami yang duduk di posisi ini yang nggak mengorbankan nyawa anggota keluarganya untuk negara?""Bagi kami, perasaan terhadap keluarga nggak ada artinya dibandingkan dengan kepentingan negara. Makin besar kekuatannya, makin besar juga tanggung jawabnya. Orang yang bisa duduk di posisi kita ini adalah orang yang bisa melepaskan segalanya. Orang yang nggak bisa melepaskan apa pun, pada akhirnya nggak akan bisa melakukan apa pun."Mendengar perkataan itu, aura kemarahan langsung menyelimuti seluruh tubuh Jacob.Mahib mengangkat
Pada saat itu, ponsel pria itu berdering dan terdengar suara dengan nada manja dari ujung telepon. "Wind, bagaimana? Kamu berhasil?"Ternyata pria itu adalah Wind. Sebelumnya, dia gagal dalam membunuh Sienna, tetapi kali ini dia berhasil melakukan penyamaran yang lebih baik. Sebenarnya, dia adalah seorang pembunuh dengan peringkat tinggi. Jika dia benar-benar ingin membunuh seseorang, sangat jarang ada orang yang bisa lolos darinya."Aku berhasil, Nona."Mendengar itu, tatapan Lily terlihat gembira dan hampir melompat karena terlalu bersemangat. "Bagus. Tadi kakakku sudah pergi, kamu hanya perlu menyamar dan bawa Sienna ke sini. Aku ingin membunuhnya. Aku ingin menyiksanya dengan tanganku sendiri. Wind, pastikan nggak ada orang yang tahu keberadaanmu. Aku harus mengurungnya di tempat ini dan menyiksanya perlahan-lahan."Wind menundukkan kepalanya. "Aku tahu. Aku segera ke sana."Setelah mengatakan itu, Wind mengemudi mobilnya menuju vila tempat Lily berada. Dia sudah membuang ponsel Si
Setelah Lily pergi, Sienna baru tertawa."Kasihan sekali," kata Sienna dengan nada tenang sambil bersandar ke belakang.Wind tidak membantah Sienna karena dia bukan orang yang pandai berbicara. Saat ini, dia hanya menatap ke arah Lily pergi, seolah-olah sudah kiamat. Setelah menatap selama sepuluh menit sampai matanya perih, dia baru berbalik dan menatap Sienna.Dia mengakui Sienna memang sangat cantik. Meskipun sekarang Sienna dalam keadaan berantakan, aura Sienna tetap luar biasa. Terutama saat Sienna menatapnya dengan tatapan penuh simpati. Mungkin tidak ada pria yang sanggup menghindari pesona Sienna yang mematikan dan penuh kebanggaan ini. Namun, Lily adalah orang yang selalu disukainya.Saat ini, Sienna sudah tidak bertenaga lagi. Jika Wind benar-benar ingin melakukan sesuatu padanya, dia juga tidak bisa menghindar lagi.Setelah melihat Sienna sejenak, Wind perlahan-lahan mengulurkan tangannya.Saat ujung jari Wind hampir menyentuh kancing Sienna, terdengar Sienna berkata, "Kamu
Saat mengatakan hal itu, ekspresi Lily terlihat bangga. Hal yang paling dibanggakannya seumur hidupnya adalah latar belakangnya. Tidak peduli apa pun yang dilakukannya, selalu ada orang yang mendukungnya.Lily mengeluarkan ponselnya dan menelepon Omar di hadapan Arlo, tetapi Omar tidak menjawab teleponnya.Melihat itu, Arlo hanya bisa menghibur Lily. "Mungkin dia sedang sibuk."Lily merasa agak kecewa. "Saat aku sedang sakit, apa Ayah juga nggak menelepon untuk menanyakan keadaanku?"Arlo berpikir sejenak dan menyadari memang seperti itu. Dahulu, seluruh anggota Keluarga Shankar selalu mengawasi Lily, mereka pasti akan merasa sangat cemas jika tidak melihat Lily. Kali ini, Lily sudah datang ke ibu kota begitu lama, tetapi ayah mereka ini malah tidak pernah menelepon untuk menanyakan kabar Lily. Telepon terakhir dari Omar juga karena Linda menyentuh benda itu."Lily, kamu harus meminta maaf pada Ayah. Setelah kembali ke Armania, jangan berhubungan dengan Linda lagi.""Kak Arlo, aku tahu
Arlo yang juga menyadari suasana hati Lily yang tiba-tiba menjadi baik, mengelus kepala Lily dan berkata, "Jangan bertindak sembarangan, aku akan memanggil dokter ke sini lagi."Lily pun berkata dengan nada manja, "Aku tahu. Aku sudah bilang aku minum obatnya dengan teratur, tapi kamu tetap nggak percaya."Setelah itu, keduanya pun berjalan menjauh. Mereka tidak menyadari orang yang tergeletak di kegelapan itu tiba-tiba bergerak.Seluruh tubuh Sienna terasa sakit, terutama kepalanya. Rasa sakit ini membuatnya ingin pingsan dan muntah. Dia berusaha memanjat tangga ke lantai atas, tetapi tangga menuju ruangan bawah tanah itu sangat curam. Setiap kali dia memanjat satu tangga, rasa sakit itu pun membuat jarinya kejang.Kepala Sienna dipenuhi dengan darah dan menetes di sepanjang tangga. Pandangannya juga sudah menjadi kabur. Namun, dia tidak bisa berpikir lebih jauh lagi, dia harus melarikan diri. Jika tidak, dia akan terjebak di sana seumur hidupnya jika Lily kembali lagi.Sienna berpiki
Arlo sedang membaca buku di samping Lily dan terdapat sepiring buah di meja kecil di antara mereka berdua. Kehidupan ini terlihat begitu santai. Arlo mungkin tidak menyangka Sienna yang berada ratusan meter jauhnya baru saja mengalami peristiwa antara hidup dan mati.Setelah menutup telepon, Lily segera mengambil cermin dan mulai memperbaiki lipstiknya karena merasa keadaannya kurang bagus. Setelah menambah sedikit perona pipi, dia menatap Arlo sambil tersenyum ceria. "Jacob bilang akan datang ke sini mencariku. Kak, bisakah Kakak menjauh sebentar?"Arlo tidak bodoh seperti Lily. Jacob bisa inisiatif datang mencari Lily, ini mungkin bukan suatu hal yang baik. "Lily, belakangan ini kamu nggak melakukan sesuatu yang aneh, 'kan?"Awalnya, Lily ingin menjawab tidak, tetapi dia langsung mengernyitkan kening saat teringat Sienna yang masih pingsan di lorong itu dan entah masih hidup atau tidak. Dia berpikir Wind pasti melakukan hal ini dengan sangat teliti, tidak ada yang akan mengetahuinya.
Arlo menyipitkan matanya dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura kejam. "Jacob!"Ekspresi Jacob tetap tenang dan nada bicaranya sangat dingin. "Pikirkan baik-baik sebelum menjawab. Aku sudah bilang kesabaranku terbatas, Jika Sienna mati, kalian juga jangan berharap bisa selamat."Begitu mendengar kata-kata itu, suasana di tempat itu menjadi hening.Ada beberapa mobil lagi yang berhenti di belakang Jacob, lalu yang keluar dari mobil itu ada Benny, Jero, dan beberapa pengawal yang sudah dilatih secara profesional.Melihat pemandangan, Benny segera membujuk, "Jacob, tenangkan dirimu dulu."Namun, Jacob tidak mendengarkan kata-kata siapa pun dan hanya menatap Lily. "Di mana Sienna?"Arlo mulai panik. Jika orang lain yang mengatakan kata-kata gila seperti itu, mungkin hanya bercanda saja. Namun, jika Jacob yang mengatakan itu, itu pasti serius. Jika Sienna mati, semua orang yang berada di sana juga tidak akan selamat. Jacob jelas sudah gila. "Lily, cepat beri tahu dia di mana Sienna berad
Jacob melempar Lily ke samping dan hanya menatap Arlo.Arlo merasa Jacob sudah bukan seorang manusia lagi, sekarang dia adalah seorang binatang buas yang marah dan kehilangan akal sehatnya.Jacob menundukkan kepala dan mengeluarkan sebatang rokok sambil mengaitkan pistol di jarinya, lalu menyalakan rokoknya. Dalam kabut asap rokok, ekspresinya menjadi tidak jelas terlihat.Benny yang paling memahami saudaranya itu langsung melompat ke arah Arlo dan Jero agar keduanya menunduk. Pada detik berikutnya, peluru memelesat ke arah keduanya tadi berdiri. Jika mereka tidak segera menunduk, peluru itu akan mengenai dada mereka.Benny segera mendekat dan memegang pistol Jacob. "Jacob, tenangkan dirimu dulu, kita cari di sekitar sini."Jacob tidak berbicara dan langsung menginjak jari tangan Lily. Melihat Lily yang terbangun dari pingsan, dia bertanya, "Di mana dia?"Saat ini, suara Jacob terdengar seperti suara kematian bagi Lily. Dia benar-benar ketakutan. Saat ini, dia tahu jelas jika dia ragu
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg