Arlo menyipitkan matanya dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura kejam. "Jacob!"Ekspresi Jacob tetap tenang dan nada bicaranya sangat dingin. "Pikirkan baik-baik sebelum menjawab. Aku sudah bilang kesabaranku terbatas, Jika Sienna mati, kalian juga jangan berharap bisa selamat."Begitu mendengar kata-kata itu, suasana di tempat itu menjadi hening.Ada beberapa mobil lagi yang berhenti di belakang Jacob, lalu yang keluar dari mobil itu ada Benny, Jero, dan beberapa pengawal yang sudah dilatih secara profesional.Melihat pemandangan, Benny segera membujuk, "Jacob, tenangkan dirimu dulu."Namun, Jacob tidak mendengarkan kata-kata siapa pun dan hanya menatap Lily. "Di mana Sienna?"Arlo mulai panik. Jika orang lain yang mengatakan kata-kata gila seperti itu, mungkin hanya bercanda saja. Namun, jika Jacob yang mengatakan itu, itu pasti serius. Jika Sienna mati, semua orang yang berada di sana juga tidak akan selamat. Jacob jelas sudah gila. "Lily, cepat beri tahu dia di mana Sienna berad
Jacob melempar Lily ke samping dan hanya menatap Arlo.Arlo merasa Jacob sudah bukan seorang manusia lagi, sekarang dia adalah seorang binatang buas yang marah dan kehilangan akal sehatnya.Jacob menundukkan kepala dan mengeluarkan sebatang rokok sambil mengaitkan pistol di jarinya, lalu menyalakan rokoknya. Dalam kabut asap rokok, ekspresinya menjadi tidak jelas terlihat.Benny yang paling memahami saudaranya itu langsung melompat ke arah Arlo dan Jero agar keduanya menunduk. Pada detik berikutnya, peluru memelesat ke arah keduanya tadi berdiri. Jika mereka tidak segera menunduk, peluru itu akan mengenai dada mereka.Benny segera mendekat dan memegang pistol Jacob. "Jacob, tenangkan dirimu dulu, kita cari di sekitar sini."Jacob tidak berbicara dan langsung menginjak jari tangan Lily. Melihat Lily yang terbangun dari pingsan, dia bertanya, "Di mana dia?"Saat ini, suara Jacob terdengar seperti suara kematian bagi Lily. Dia benar-benar ketakutan. Saat ini, dia tahu jelas jika dia ragu
Tiga kelompok besar bahkan sudah turun tangan, tetapi belum ada kabar apa pun tentang Sienna. Hanya ada 2 kemungkinan, yaitu Sienna kabur sendiri atau ada yang menculiknya. Selain itu, pelaku pasti memiliki penyokong yang luar biasa.Benny menggeleng, lalu mengambil rokok di tangan Jacob dan membuangnya. "Jangan merokok lagi. Kalau terus begini, kamu mungkin bakal mati duluan sebelum Sienna ditemukan."Jacob menggosok wajahnya dengan kuat. Dia hendak turun dari mobil dan lanjut mencari Sienna. Jacob sudah berkemudi sepanjang malam. Bodi mobilnya sampai dipenuhi lumpur, begitu juga ujung celananya.Kini, Jacob tidak terlihat lagi seperti presdir yang bermartabat. Dia justru terlihat menyedihkan. Saat turun dari mobil, dia bahkan hampir terjatuh. Untung, ada Benny yang menangkapnya.Bawahan mereka telah mencari di sekitar vila Arlo. Namun, kenapa Sienna masih belum ditemukan? Sebenarnya ke mana wanita itu? Apakah dia sudah mati?Ketika memikirkan kemungkinan ini, Jacob merasa makin tegan
Tatapan Deshton tampak sinis. Jacob jelas kalah darinya dalam aspek ini. Setidaknya, dia tidak akan kehilangan akal sehat karena Sienna menghilang.Deshton membaca dokumen dengan tenang. Steven terus memanggilnya di samping, "Desmond? Desmond?"Deshton baru tersadar dari lamunannya. Dia tersenyum lembut dan bertanya, "Ya? Kenapa, Ayah?""Tolong urus perusahaan untuk sementara waktu ini ya. Aku rasa Jacob nggak bakal pergi ke kantor sampai wanita itu ditemukan," ucap Steven."Ya, aku kakaknya. Aku tentu akan membantunya," sahut Deshton. Steven menepuk bahu putranya dengan ekspresi lega.Kemudian, Deshton memalingkan wajahnya memandang ke luar jendela. Pikirannya mulai melayang jauh. Faktanya, dia juga penasaran siapa yang menculik Sienna? Apa tujuan orang itu?Di dalam rumah sakit, tim medis akhirnya mendorong Lily keluar dari ruang operasi. Dokter berujar, "Dia sudah melewati masa kritis, tapi kondisinya benar-benar lemah. Dia harus dirawat dengan baik untuk sementara waktu ini."Arlo
Jero sungguh kehabisan kata-kata. Arlo memang sangat mementingkan keluarga dan tidak pernah peduli pada orang luar.Dua hari telah berlalu lagi. Mereka masih sibuk mencari Sienna, membuat situasi di kalangan atas menjadi makin gempar.Sementara itu, Sienna masih belum ditemukan hingga sekarang. Jacob terus mencari di luar dan hampir tidak pernah pulang ke Royal Estate.Jacob juga mengerahkan seluruh bawahannya di Royal Estate untuk mencari Sienna. Dia hanya ingin menemukan Sienna untuk sekarang.Di sisi lain, Sienna akhirnya siuman. Pandangannya gelap. Dia tidak bisa melihat apa pun. Dia tanpa sadar menjulurkan tangan ke samping untuk mencari saklar, tetapi seseorang menahan tangannya."Sudah merasa lebih baik?" Terdengar suara seorang pria yang familier, tetapi Sienna tidak tahu di mana dia pernah mendengarnya. Sienna tentu terkejut. Namun, pria itu menurunkan tangan Sienna dengan lembut."Cederamu sangat parah, jangan bergerak sembarangan dulu," nasihat pria itu."Tolong nyalakan lam
Ada aroma obat yang samar di selimut Sienna. Ini seperti bau obat tradisional yang memiliki efek menenangkan.Sienna mengira dirinya akan bermimpi buruk. Namun, dia justru merasa sangat tenang. Pria itu akhirnya bangkit dan pergi saat melihatnya tertidur.Seorang bawahan datang untuk melapor, "Duel antara Jacob dan Arlo akan segera dimulai. Arlo telah menyuruh orang menyerang semua proyek Grup Yuwono.""Ya," sahut pria itu dengan lirih. Kemudian, dia tersenyum dan bertanya, "Masih ada Desmond, 'kan? Bukankah situasi akan sangat kacau?"Tatapan pria itu tertuju pada taman bunga yang berada di luar. Kemudian, dia mengalihkan tatapan untuk menatap Sienna.Sienna tampak sangat tenang setelah tertidur. Pria itu harus mencari cara untuk membuat Sienna melupakan Jacob. Cinta hanya akan membuat Sienna mengacaukan strateginya. Dia membutuhkan wanita yang bisa berpikir dengan bijaksana.Suasana di dalam kamar sunyi senyap. Bawahan itu berkata lagi, "Aromaterapi ini punya efek menenangkan. Tapi,
Sony merasa sedih, tetapi tidak berani mengatakan apa pun lagi. Jacob bangkit sambil berkata, "Lanjutkan pencarian. Suruh semua terus mencari. Aku juga akan mencari Sienna."Jacob mengambil jasnya yang tampak berkerut. Royal Estate tampak kosong melompong. Dia telah mengerahkan semua bawahannya, tetapi kenapa masih belum menemukan Sienna?Jacob merasa risau. Dia naik mobil bersama Sony. Setelah bersandar di kursi, dia memandang ke kejauhan dengan tenang. Royal Estate masih terlihat mewah, tetapi tidak ada siapa pun sekarang.Jacob mencari sepanjang hari, tetapi tidak ada hasil apa pun. Pada akhirnya, Jacob sampai tidak tahu harus ke mana. Dia mengira ibu kota adalah wilayahnya sehingga dia bisa melindungi Sienna dengan baik. Namun, Sienna malah terus berada dalam bahaya.Untuk sesaat, Jacob tidak tahu harus melakukan apa. Dia mulai memikirkan bagaimana dirinya melewati hari-harinya dulu sebelum bertemu Sienna. Jacob merasa dirinya sangat tidak berguna. Kekasihnya hilang, tetapi dia tid
Begitu Deshton melontarkan kalimat itu, terdengar suara dari bilik sebelah. Ada orang lain di sini.Deshton pun mendekati bilik itu, lalu menendangnya dan terlihat Jimmy yang berdiri dengan ekspresi canggung.Jimmy tidak menyangka dirinya akan bertemu Desmond di sini. Kehidupannya sungguh suram akhir-akhir ini. Setelah mengatakan ingin bermain balap mobil dengan teman, Yasmin langsung memblokir kartu banknya.Jimmy memang masih memiliki kartu yang diberikan Jacob. Saldo di kartu itu bahkan sangat banyak. Hanya saja, dia merasa dirinya tidak seharusnya menghamburkan uang Jacob.Dengan kekayaan Jimmy, dia tidak mungkin bisa masuk ke Klub Melasti. Akan tetapi, ada pertemuan bisnis dengan mitranya malam ini sehingga dia terpaksa kemari. Bagaimanapun, mereka membeli tim balap itu bersama.Siapa sangka, Jimmy malah mendengar omongan kakak sepupunya yang begitu gila. Jelas-jelas tidak ada siapa pun di luar, tetapi Desmond malah berbicara sendiri. Bahkan, ekspresinya terlihat begitu menyeramka
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi