Semua Bab MENANTU AMBURADUL: Bab 121 - Bab 130

161 Bab

PEMBELAAN DAFFA UNTUK IBUNYA

MENANTU AMBURADUL 121Lebih baik untuk diam, dari pada berbicara tapi menyakitkan.__________"Mommy, kaki Daffa sakit. Mommy tolong!" teriak anakku sambil nangis sehabis dia pulang dari bermain.Aku yang tadinya sedang mencuci perabotan yang baru saja kupakai untuk memasak, buru-buru lari melihat keadaan Daffa. satu tangannya sambil memegang lutut yang luka, tangan yang satunya lagi sambil menyeka air matanya. Ada darah mengalir di kulit dekat lututnya, sepertinya ada luka gores.Buru-buru kubersihkan darahnya, kucek seberapa dalam lukanya, syukurlah tidak separah kekhawatiranku tadi, lalu kuobati lukanya agar tidak infeksi.Mia yang melihat kami ikut membantuku mengobati luka Daffa."Sakit nggak, kak?" tanya Tante Mia pada Daffa.Daffa mengangguk, ia masih terisak."Diobatin Mommy dulu ya, biar sakitnya berkurang." hibur tantenya.Daffa mengangguk lagi, Mia membantu menyeka air mata Daffa yang masih mengalir di pipi."Perih ini pastinya, Mbak,""Iya Mia, darahnya lumayan loh tadi, m
Baca selengkapnya

USAHA KERAS ANNISA MEMINTA IZIN

MENANTU AMBURADUL 122Keesokan harinya, Aku menyiapkan banyak menu di meja makan. Demi untuk melancarkan permintaan izinku bekerja kepada suami tercinta. Semoga saja dengan budget yang sudah terlalu banyak kukeluarkan ini, hasilnya tidak mengecewakan. Anggap saja di dunia ini tidak ada yang gratis. Butuh usaha dan butuh kerja keras.Mas Yusuf, Ibu dan Daffa tampak terkejut dengan sikap manisku sejak beberapa puluh jam yang lalu, awalnya ketika Aku membelikan sepeda untuk Mas Yusuf. Dan pagi ini, kulakukan hal-hal manis lagi. Lalu apalagi yang akan kukejutkan bagi orang-orang di rumah ini? Hehehe."Asyikkkk banyak makanan." Daffa bersorak senang."Ambil saja apa yang Daffa suka." tuturku."Kamu lagi kenapa sih, De'? Jangan-jangan kamu lagi nggak sehat ya?" tanya Mas Yusuf penasaran.Kalau Aku enggak sehat, bagaimana Aku menyiapkan makanan-makanan ini Mas. Yang benar saja kamu kalau ngomong. Batinku."Nggak papa, Mas. Aku hanya ingin menyenangkan hati kalian." jawabku sok Manis."Mas ja
Baca selengkapnya

IBU CARI GARA-GARA DENGAN ILYAS

MENANTU AMBURADUL 123"Yeeaay, Alhamdulillah" ucapku syukur.Aku bahagia bukan main setelah mendapatkan izin dari suami dan anakku untuk berkarir lagi. Meski bukan di dunia karirku yang dulu, setidaknya kini Aku bisa kembali mengibaskan sayapku di dunia pekerjaan.Daffa kini sudah mulai aktif sekolah. Meski belum sekolah formal layaknya sekolah dasar, tapi kini dia memiliki banyak teman dan memiliki dunianya sendiri.Mas Yusuf dengan hobi barunya, yaitu bersepeda bersama teman-teman akrabnya setiap kali weekend tiba.Untuk memenuhi janjiku pada Daffa, Aku hanya perlu mengajak pergi Daffa dan juga Mama, tidak perlu membawa serta Daddynya. Aku menghargai hobi Mas Yusuf yang sekarang. Walau bagaimanapun, dia juga harus bahagia dengan hobi barunya seperti kami.Minggu depan butik besar milik Tante Anita mulai pembukaan. Itu artinya kesibukanku dimulai dari sana. Aku menyiapkan pakaian kerjaku sedemikian rupa, saking bahagianya Aku begitu antusias sekali. Tak lupa, sepatu juga tas kupersia
Baca selengkapnya

MIA KRITIS SETELAH MELAHIRKAN

MENANTU AMBURADUL 124"Pagi semua," sapa ramah dari Mbak Rini pagi ini di tempat kerja."Pagi juga Mbak Rin." jawab kami.Tumben sekali mood dia sebaik sekarang. Mungkin semalam Mbak Rini kejatuhan meteor kali, atau kejatuhan rejeki dari atas langit. Batinku."Kenapa kamu Mbak? Lagi seneng ya?" tanyaku penasaran."Hahaha tau aja kalau iparmu lagi seneng Nis.""Taulah, dari mukamu itu udah kelihatan kali Mbak. Habis dapet apaan sebahagia ini?""Sepeda Mas Rama udah Mbak belikan. Dia sekarang sok manis banget sama istrinya.""Waaahh, bisa sepedaan bareng tuh si kakak adik." timpalku."Iya. Mereka kan sudah kompromi dari kapan itu, katanya mau maen sepeda bareng. Yusuf itu lah yang suka ngomporin kakak ya supaya buru-buru punya sepeda.""Hehehhee maafkan kekhilafan suamiku ya Mbak. By the way dapet duit dari mana?""Di kasih sama Ibu. Hahahhaa. Kayak bagi hasil gitu Nis. Soalnya kan Mbak udah bantuin promo sampai sejauh ini. Pegawai Ibu juga nambah terus.""Waahh sukses ya buat Ibu Mbak.
Baca selengkapnya

MIA MENINGGAL DUNIA

MENANTU AMBURADUL 125Hallo semua, terimakasih ya telah mengikuti kisah Menantu Amburadul ini sampai Bab yang sekarang. Sebentar lagi kisah ini akan tamat ya, Ikuti terus kelanjutannya sampai tuntas. Jangan sampai ketinggalan update terbarunya ya. Terimakasih semua atas kesetiaannya. Love you. Semoga kalian dilimpahkan rezeki juga diberikan kesehatan selalu. Aamiin. **********Setiap manusia hanya bisa berencana, tapi takdir dan segala yang terjadi di dunia ini, tetaplah kuasa Allah yang Maha Esa.___________Setelah Mas Rama dan Mas Yusuf sampai di rumah sakit, Aku dan Mbak Rini pamit untuk pulang. Mengingat status kami sebagai Ibu, dan sejak pagi sudah meninggalkan buah hati kami di rumah. Rasanya tidak pas kalau kami semakin lama lagi di sini.Dengan perasaan kacau dan tidak enak hati, terpaksa kami berdua harus pamit kepada anggota keluarga lain. Ibu tidak ikut pulang bersama kami. Beliau ingin menemani Mia sampai Ia nanti tersadar."Makan malam dulu Ilyas, ajak juga Bunda. Kamu
Baca selengkapnya

SUASANA DUKA DI RUMAH MERTUA

MENANTU AMBURADUL 126Bagaimana caranya agar Ilyas bisa tetap bertahan hidup, meski belahan jiwa telah pergi untuk selama-lamanya dengan menitipkan malaikat kecil yang belum sempat melihat wajah seorang wanita yang telah mengandungnya tersebut?Hancur berkeping-keping perasaan Ilyas setiap kali menatap bayi yang tak berdosa itu.Ini bukanlah kali pertama, ini kedua kalinya Ilyas mengalami kejadian serupa. Malaikat kecil itu adalah seorang bayi lelaki yang telah diberi nama oleh Mia sejak saat kehamilannya, Mia adalah sosok Ibu yang telah berjuang keras dalam proses kelahiran bayinya dan kini tengah terbaring tak bernyawa."Evano Edzard Tanuwijaya," nama yang indah, setampan parasnya. Tidak ada tamu yang tidak menangisi bayi mungil yang malang itu, bahkan Evano belum sempat diberikan ASI oleh ibunya, kini malah Ia harus ditinggalkan selama-lamanya.Fajarina tengah di dekap erat oleh orang tua Ilyas, gadis berusia 3,5 tahun itu sama sekali belum mengerti, apa sebenarnya yang terjadi d
Baca selengkapnya

KAMI MASIH MERASA KEHILANGAN

MENANTU AMBURADUL 127Menurut kata orang, Allah lebih dahulu mengambil orang-orang yang baik di dunia ini. Mungkin menurut Allah, Mia jauh lebih baik dari kami semua, sehingga Ia harus pergi mendahului kita.__________Mama dan Papa pulang ke rumah, juga orang tua Ilyas dan Ibu Mbak Rini. Kini tinggallah kami para anak, menantu dan cucu Ibu yang menemani Ibu di rumah.Mimi setia mendampingi Ibu saat para sanak saudara juga relasi Ibu pulang ke rumah masing-masing. Ia juga membujuk Ibu untuk makan. Meski hanya masuk satu suapan dua suapan, yang penting ada makanan yang masuk.Rasanya tenaga kami sudah terkuras sejak tadi pagi. Setelah acara pengajian bersama, kami beristirahat rebahan di ruang tengah. Sementara para ibu dan anak-anak tidur bersama-sama di ruang tengah, dengan beralaskan kasur. Mas Yusuf, Mas Rama dan Ilyas masih berbincang dengan saudara di ruang depan.Adam pulang dengan Oma dan opanya. Daffa, Khaity dan Sultan rebahan bersamaku dan Mbak Rini. Sedangkan Rina tidur ber
Baca selengkapnya

TERHARU

MENANTU AMBURADUL 128Beberapa Bulan setelah kepergian MiaSemakin hari, Aku dan Mbak Rini semakin terlatih bekerja di butik Tante Anita. Segala hal yang berbau fashion, kami sudah menguasainya. Penjualanpun perlahan melonjak. Selain relasi dan sahabat kami yang lumayan banyak, kami juga pandai promosi ke sosial media. Ditambah lagi teman-teman Mas Yusuf dan Mas Rama juga para pegawai kantoran. Mereka pasti menganggap bahwa trend fashion itu penting. Sehingga memudahkan kami untuk mendapatkan pelanggan.Alhamdulilah, karir kami berjalan mulus, meski satu dua kendala pernah juga menghantam, Ki berdua bersyukur dengan jiwa solid kami berdua, bisa mengatasi dan melewati semua itu.Tante Anita semakin hari semakin menyayangi kami, beliau sudah menganggap kami berdua seperti anak sendiri. Ki juga sering berkunjung ke rumah untuk menemui Fajarina, Adam dan Evano.Atas kesepakatan bersama antara Ibu dan orang tua Ilyas, anak-anak Ilyas dibesarkan di tempat yang sama. Supaya tidak ada rasa sa
Baca selengkapnya

IBU BERKUNJUNG KE RUMAH RAMA

MENANTU AMBURADUL 129Ketika manusia telah berada pada titik terendahnya, mereka hanya akan melihat dirinya sekecil debu yang usang. Tidak ada kebanggaan yang bisa ia tampakkan. Tidak ada kesombongan yang patut ia pamerkan. Segala kemewahan yang bersarang hilang. Segala congkak yang memenuhi hati nurani, musnah. Hanya ada dia dan penderitaannya atas nasib yang sedang Allah titipkan.______________Tadi pagi Ibu menelfonku dan Mas Yusuf, beliau ingin main ke rumah Mbak Rini dan Mas Rama. Katanya Ibu selama ini jarang mengunjungi rumah mereka. Weekend kali ini sepertinya akan kami habiskan di rumah Mbak Rini bersama Ibu.Aku dan Mas Yusuf menjemput Ibu dan Mimi pukul 08.30 Wib, nunggu pekerjaan rumahku selesai dulu baru kami cabut keluar dari rumah. Segala kerempongan masalah cucian dan beberes rumah memang harus diselesaikan, supaya pas berada di luar rumah, pikiran sang emak enggak mengarah tentang beberes lagi."Ibu sudah siap, Mi?"Tanyaku pada Mimi yang sudah menunggu kami di depan
Baca selengkapnya

SISI LAIN DIBALIK PERUBAHAN MERTUA

MENANTU AMBURADUL 130Esok hari, Raihan datang ke rumah Ilyas untuk menemui Fajarina. Tentunya setelah Raihan menghubungi Ilyas terlebih dahulu. Sayangnya, Fajarina katanya sedang tidak di rumah, tetapi ikut berkunjung Tante Anita ke butik baru.Raihan tiba-tiba menelfonku untuk menanyakan alamat butik. Kuberikan padanya alamat tempat di mana Aku bekerja ini."Sama Kantor Pos? Masih jauh nggak, Mbak?" tanya Raihan lewat sambungan telfon."100 meteran Han, nanti ada tulisan di depan, Butik Fashion. Nah, disitu tempatnya." jelasku pada Raihan."Oooh, iya, di depan sudah kelihatan tih Mbak, butiknya."Akhirnya setelah menempuh perjalanan dari rumah ke rumah Ilyas, terus cabut lagu ke butik, Raihan bisa menemukan tempat di mana kami berada. Aku menunggunya sampai. Kupanggil dan kulambaikan tangan untuk Raihan setelah dia selesai memarkir motor bututnya di depan."Gimana, Han? Jauh ya?" tanyaku."Lumayanlah, Mbak.""Duduk Han, biar kubuatkan minum. Mau dingin atau kopi?""Seadanya saja Mba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status