MENANTU AMBURADUL 125Hallo semua, terimakasih ya telah mengikuti kisah Menantu Amburadul ini sampai Bab yang sekarang. Sebentar lagi kisah ini akan tamat ya, Ikuti terus kelanjutannya sampai tuntas. Jangan sampai ketinggalan update terbarunya ya. Terimakasih semua atas kesetiaannya. Love you. Semoga kalian dilimpahkan rezeki juga diberikan kesehatan selalu. Aamiin. **********Setiap manusia hanya bisa berencana, tapi takdir dan segala yang terjadi di dunia ini, tetaplah kuasa Allah yang Maha Esa.___________Setelah Mas Rama dan Mas Yusuf sampai di rumah sakit, Aku dan Mbak Rini pamit untuk pulang. Mengingat status kami sebagai Ibu, dan sejak pagi sudah meninggalkan buah hati kami di rumah. Rasanya tidak pas kalau kami semakin lama lagi di sini.Dengan perasaan kacau dan tidak enak hati, terpaksa kami berdua harus pamit kepada anggota keluarga lain. Ibu tidak ikut pulang bersama kami. Beliau ingin menemani Mia sampai Ia nanti tersadar."Makan malam dulu Ilyas, ajak juga Bunda. Kamu
MENANTU AMBURADUL 126Bagaimana caranya agar Ilyas bisa tetap bertahan hidup, meski belahan jiwa telah pergi untuk selama-lamanya dengan menitipkan malaikat kecil yang belum sempat melihat wajah seorang wanita yang telah mengandungnya tersebut?Hancur berkeping-keping perasaan Ilyas setiap kali menatap bayi yang tak berdosa itu.Ini bukanlah kali pertama, ini kedua kalinya Ilyas mengalami kejadian serupa. Malaikat kecil itu adalah seorang bayi lelaki yang telah diberi nama oleh Mia sejak saat kehamilannya, Mia adalah sosok Ibu yang telah berjuang keras dalam proses kelahiran bayinya dan kini tengah terbaring tak bernyawa."Evano Edzard Tanuwijaya," nama yang indah, setampan parasnya. Tidak ada tamu yang tidak menangisi bayi mungil yang malang itu, bahkan Evano belum sempat diberikan ASI oleh ibunya, kini malah Ia harus ditinggalkan selama-lamanya.Fajarina tengah di dekap erat oleh orang tua Ilyas, gadis berusia 3,5 tahun itu sama sekali belum mengerti, apa sebenarnya yang terjadi d
MENANTU AMBURADUL 127Menurut kata orang, Allah lebih dahulu mengambil orang-orang yang baik di dunia ini. Mungkin menurut Allah, Mia jauh lebih baik dari kami semua, sehingga Ia harus pergi mendahului kita.__________Mama dan Papa pulang ke rumah, juga orang tua Ilyas dan Ibu Mbak Rini. Kini tinggallah kami para anak, menantu dan cucu Ibu yang menemani Ibu di rumah.Mimi setia mendampingi Ibu saat para sanak saudara juga relasi Ibu pulang ke rumah masing-masing. Ia juga membujuk Ibu untuk makan. Meski hanya masuk satu suapan dua suapan, yang penting ada makanan yang masuk.Rasanya tenaga kami sudah terkuras sejak tadi pagi. Setelah acara pengajian bersama, kami beristirahat rebahan di ruang tengah. Sementara para ibu dan anak-anak tidur bersama-sama di ruang tengah, dengan beralaskan kasur. Mas Yusuf, Mas Rama dan Ilyas masih berbincang dengan saudara di ruang depan.Adam pulang dengan Oma dan opanya. Daffa, Khaity dan Sultan rebahan bersamaku dan Mbak Rini. Sedangkan Rina tidur ber
MENANTU AMBURADUL 128Beberapa Bulan setelah kepergian MiaSemakin hari, Aku dan Mbak Rini semakin terlatih bekerja di butik Tante Anita. Segala hal yang berbau fashion, kami sudah menguasainya. Penjualanpun perlahan melonjak. Selain relasi dan sahabat kami yang lumayan banyak, kami juga pandai promosi ke sosial media. Ditambah lagi teman-teman Mas Yusuf dan Mas Rama juga para pegawai kantoran. Mereka pasti menganggap bahwa trend fashion itu penting. Sehingga memudahkan kami untuk mendapatkan pelanggan.Alhamdulilah, karir kami berjalan mulus, meski satu dua kendala pernah juga menghantam, Ki berdua bersyukur dengan jiwa solid kami berdua, bisa mengatasi dan melewati semua itu.Tante Anita semakin hari semakin menyayangi kami, beliau sudah menganggap kami berdua seperti anak sendiri. Ki juga sering berkunjung ke rumah untuk menemui Fajarina, Adam dan Evano.Atas kesepakatan bersama antara Ibu dan orang tua Ilyas, anak-anak Ilyas dibesarkan di tempat yang sama. Supaya tidak ada rasa sa
MENANTU AMBURADUL 129Ketika manusia telah berada pada titik terendahnya, mereka hanya akan melihat dirinya sekecil debu yang usang. Tidak ada kebanggaan yang bisa ia tampakkan. Tidak ada kesombongan yang patut ia pamerkan. Segala kemewahan yang bersarang hilang. Segala congkak yang memenuhi hati nurani, musnah. Hanya ada dia dan penderitaannya atas nasib yang sedang Allah titipkan.______________Tadi pagi Ibu menelfonku dan Mas Yusuf, beliau ingin main ke rumah Mbak Rini dan Mas Rama. Katanya Ibu selama ini jarang mengunjungi rumah mereka. Weekend kali ini sepertinya akan kami habiskan di rumah Mbak Rini bersama Ibu.Aku dan Mas Yusuf menjemput Ibu dan Mimi pukul 08.30 Wib, nunggu pekerjaan rumahku selesai dulu baru kami cabut keluar dari rumah. Segala kerempongan masalah cucian dan beberes rumah memang harus diselesaikan, supaya pas berada di luar rumah, pikiran sang emak enggak mengarah tentang beberes lagi."Ibu sudah siap, Mi?"Tanyaku pada Mimi yang sudah menunggu kami di depan
MENANTU AMBURADUL 130Esok hari, Raihan datang ke rumah Ilyas untuk menemui Fajarina. Tentunya setelah Raihan menghubungi Ilyas terlebih dahulu. Sayangnya, Fajarina katanya sedang tidak di rumah, tetapi ikut berkunjung Tante Anita ke butik baru.Raihan tiba-tiba menelfonku untuk menanyakan alamat butik. Kuberikan padanya alamat tempat di mana Aku bekerja ini."Sama Kantor Pos? Masih jauh nggak, Mbak?" tanya Raihan lewat sambungan telfon."100 meteran Han, nanti ada tulisan di depan, Butik Fashion. Nah, disitu tempatnya." jelasku pada Raihan."Oooh, iya, di depan sudah kelihatan tih Mbak, butiknya."Akhirnya setelah menempuh perjalanan dari rumah ke rumah Ilyas, terus cabut lagu ke butik, Raihan bisa menemukan tempat di mana kami berada. Aku menunggunya sampai. Kupanggil dan kulambaikan tangan untuk Raihan setelah dia selesai memarkir motor bututnya di depan."Gimana, Han? Jauh ya?" tanyaku."Lumayanlah, Mbak.""Duduk Han, biar kubuatkan minum. Mau dingin atau kopi?""Seadanya saja Mba
MENANTU AMBURADUL 131Sudah benar pernah kuyakini, bahwa watak tidak akan pernah bisa berubah dari sang empunya, tapi keyakinan itu tiba-tiba terhempas karena sebuah perubahan yang ternyata artinya masih remang-remang. Perubahan yang entah hanya bersifat sementara atau selamanya.Kukira sikap beliau memang benar-benar manis, ternyata ada unsur pemanis buatan di dalamnya._________Malam ini Aku ngobrol lumayan lama dengan Bu Rohmah. Membahas apa saja yang ingin kuketahui tentang Ibu, setelah Mia telah tiada. Bu Rohmah menjelaskan kepadaku tentang semua hal yang kutanyakan.Kutengok berulang kali, ternyata Ilyas belum juga keluar dari rumah Ibu. Entah apa yang Ilyas bahas di dalam sana dengan Ibu? Sebenarnya ingin sekali bersikap tidak mau tahu, tapi mau gimana lagi, Aku sudah terlanjur terlibat tentang masalah ini.Kudoakan untuk kesuksesanmu Raihan, supaya hak dan kewajibanmu terhadap Rina bisa kamu penuhi. Tidak masalah meski harus hidup sederhana bersamanya kelak, karena dia anakmu
MENANTU AMBURADUL 132Menurut cerita dari Mbak Rini, katanya Ibu tidak mau mengakui apapun kepada Mas Rama. Apalagi Ilyas, dia malah seperti tidak tahu apa-apa. Mimi juga masih bungkam, tidak mau dimintai penjelasan sama sekali. Mbak Rini dan Mas Rama akhirnya ikut pamit pulang, tidak lama setelah Aku dan Mas Yusuf cabut dari rumah Ibu.Masalah mobil baru atau apapun itu, biar menjadi urusan Ibu dan yang sudah berkompromi dengan beliau.Meski menurut Ibu, kehidupan orang tua dari cucu-cucu lainnya masih susah dan masih berjuang, setidaknya tidak perlu untuk mengkotak-kotakkan kasih sayang kepada para cucu dengan sebuah status kekayaan.Tidak ada yang tahu bukan, cucu mana yang kelak akan bersikap baik kepada neneknya? Cucu mana nanti yang mau merawat, kala Neneknya jatuh sakit? Dan cucu mana nanti yang akan peduli.Jika Ibu memang sudah sejak mereka kecil membeda-bedakan seperti itu, maka jangan salahkan mereka jika kepedulian mereka kelak akan berbeda saat mereka sudah dewasa.Mungkin